ANTARAJAWABARAT.com, 30/1 - Persatuan Humas (Perhumas) Kota Bandung akan melakukan pertemuan profesi 'public relations' (PR) di Kota Kembang mencermati konstelasi dan suhu politik menjelang Pilkada Jawa Barat 2013.

"Pilkada Jabar yang akan memasuki masa kampanye Februari 2013 menjadi salah satu perhatian kami, dimana PR politik lebih dominan dari waktu ke waktu," kata Ketua Panitia Seminar Nasional Perhumas BPC Bandung Dr Suwandi Sumartias di Bandung, Rabu.

Perhumas Bandung yang merupakan gabungan praktisi kegiatan public relations baik di perusahaan, instansi pemerintah maupun BUMN/BUMD di Kota Bandung itu akan menggelar seminar nasional yang secara khusus akan mengupas manajemen konflik dalam konteks public relations politik.

Kegiatan yang akan digelar pada 12 Februari 2013 itu akan menghadirkan pembicara ternama dari pemerintahan, BUMN, Praktisi / Akademisi Kehumasan serta Politikus dengan peserta praktisi komunikasi korporat dan public relations swasta, BUMN dan pemerintahan, akademisi komunikasi dan umum.

"Momen Pilkada di Jabar sangat strategis, termasuk juga bagi perkembangan dan kiprah PR politik yang masing-masing berperan membuat pencitraan bagi para kandidat. Seni PR politik dan manajemen konflik akan kita kupas tuntas," kata Suwandi yang juga pengajar Fikom Unpad itu.

Terlepas dari kiprah PR politik yang saat ini sedang berkiprah di Pilkada Jabar, kata Suwandi seorang praktisi kehumasan dituntut mengikuti dinamika dan karakter di lingkungan masing-masing, termasuk dalam mengatasi krisis.

Menurut Suwandi, rrisis adalah kondisi dimana suatu perusahaan atau institusi pemerintahan dihadapkan pada keadaan gawat darurat yang menuntut pengerahan tenaga, pikiran dan waktu secara intensif untuk segera menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Praktisi dan akademisi corporate communication atau public relations, secara profesional dituntut untuk berperan secara sentral dan strategis dalam menyelesaikan krisis yang dihadapi perusahaan atau institusinya.

"Di tengah krisis yang membuat manajemen mengalami tekanan atau stres, praktisi public relations tetap harus siaga dalam menjembatani hubungan baik dengan berbagai stakeholders," katanya.

Berbagai strategi dan taktik komunikasi serta program darurat harus segera disusun untuk kemudian diimplementasikan sedemikian rupa sehingga perusahaan atau institusi pemerintahan yang bersangkutan segera dapat keluar dari krisis.

"Bila krisis dikelola secara handal, akan menjadi tantangan dan bahkan melahirkan peluang baru untuk mengembangkan posisi perusahaan atau institusi menjadi lebih melesat dibanding sebelum masa krisis," kata Suwandi menambahkan. ***4***

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013