Antarajawabarat.com,8/1 - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Barat optimistis pertumbuhan bisnis itu tetap positif pada 2013.
"Berdasarkan perkembangan beberapa tahun terakhir ini, pertumbuhan ritel di Jabar optimis tumbuh secara positif di atas 16 persen," kata Sekretaris Umum Aprindo Jabar Hendri Hendarta di Bandung, Senin.
Hendri menyebutkan, pertumbuhan usaha ritel di Tatar Parahyangan pada 2012 mencapai 16 persen. Pertumbuhan itu merata dan potensinya masih cukup prospektif pada 2013.
Pertumbuhan sektor ritel terjadi merata di seluruh Jawa Barat. Di sisi lain ritel juga berperan dalam menyerap produk UKM dari daerah masing-masing. Selain itu mendorong produk tersebut untuk mendapatkan sertifikasi serta memiliki standard untuk ritel.
"Jumlah produk UKM yang diserap ritel juga terus meningkat, dan itu sangat menjanjikan ke depan," kata Hendri.
Ia mengakui masih ada kendala untuk bisa menyerap produk UKM, karena belum semua produknya memiliki standar untuk barang ritel. Meski demikian pendampingan dan sosialisasi terus dilakukan.
"Salah satunya standar kemasan dan juga standar produk, kita terus sosialisasi dan tetap merespon agar produk itu bisa masuk pasar ritel," katanya.
Terkait adanya kenaikan tarif dasar listrik pada 2013, kata Hendri cukup berpengaruh bagi bisnis ritel. Namun demikian pihaknya tetap mensiasati agar kenaikan TDL tidak banyak berpengaruh untuk operasional usaha ritel.
"Pengaruhnya pasti ada, namun bagaimanapun kami berusaha untuk melakukan pendekatan dan menyusun strategi untuk bisa mendapatkan solusi yang terbaik," kata Hendri Hendarta menambahkan.***2***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013
"Berdasarkan perkembangan beberapa tahun terakhir ini, pertumbuhan ritel di Jabar optimis tumbuh secara positif di atas 16 persen," kata Sekretaris Umum Aprindo Jabar Hendri Hendarta di Bandung, Senin.
Hendri menyebutkan, pertumbuhan usaha ritel di Tatar Parahyangan pada 2012 mencapai 16 persen. Pertumbuhan itu merata dan potensinya masih cukup prospektif pada 2013.
Pertumbuhan sektor ritel terjadi merata di seluruh Jawa Barat. Di sisi lain ritel juga berperan dalam menyerap produk UKM dari daerah masing-masing. Selain itu mendorong produk tersebut untuk mendapatkan sertifikasi serta memiliki standard untuk ritel.
"Jumlah produk UKM yang diserap ritel juga terus meningkat, dan itu sangat menjanjikan ke depan," kata Hendri.
Ia mengakui masih ada kendala untuk bisa menyerap produk UKM, karena belum semua produknya memiliki standar untuk barang ritel. Meski demikian pendampingan dan sosialisasi terus dilakukan.
"Salah satunya standar kemasan dan juga standar produk, kita terus sosialisasi dan tetap merespon agar produk itu bisa masuk pasar ritel," katanya.
Terkait adanya kenaikan tarif dasar listrik pada 2013, kata Hendri cukup berpengaruh bagi bisnis ritel. Namun demikian pihaknya tetap mensiasati agar kenaikan TDL tidak banyak berpengaruh untuk operasional usaha ritel.
"Pengaruhnya pasti ada, namun bagaimanapun kami berusaha untuk melakukan pendekatan dan menyusun strategi untuk bisa mendapatkan solusi yang terbaik," kata Hendri Hendarta menambahkan.***2***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013