Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan pihaknya mengambil pelajaran serta evaluasi terkait insiden yang terjadi pada perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan dan konser ‘Berdendang Bergoyang’ di Istora Senayan, Jakarta.

“Saya sudah menugaskan Ibu Rizki Handayani (Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf) melakukan evaluasi dan memberikan sosialisasi kepada pelaku event organizer (EO) untuk betul-betul mematuhi caring capacity, early warning system dan ketersediaan jalur evakuasi serta ketersediaan CPR,” ujar Sandiaga dalam The Weekly Brief With Sandi Uno (WBSU) yang digelar di gedung Kemenparekraf, Jakarta, Senin.

Sandi secara tegas mengingatkan kepada pelaku EO agar mematuhi protokol cleanliness, health, safety and environment sustainability (CHSE), melakukan publikasi dan pengelolaan yang lebih baik sehingga potensi terjadinya bencana dapat diminimalisir.

Selain itu, atas insiden yang jadi di Itaewon, Korea Selatan yakni pada perayaan Halloween (29/10) yang memakan ratusan korban jiwa, ia turut menyampakan duka cita.

“Atas nama Kemenparekraf dan bangsa Indonesia dan semua yang hadir di sini, menyampaikan bela sungkawa sebagai bentuk solidaritas atas insiden yang terjadi pada perayaan Halloween di Itaewon, dua WNI jadi kobran luka-luka,” ujar Menparekraf.

Tragedi Itaewon yang menelan korban jiwa ini diakibatkan penumpukan kerumunan, berdesak-desakan memadati jalanan dan gang-gang sempit di Distrik Itaewon yang dikenal untuk merayakan Halloween.

Sementara itu, insiden lain juga terjadi di Indonesia yakni konser ‘Berdendang Bergoyang’ yang digelar tiga hari berturut-turut, pada Minggu, 30 Oktober terpaksa dihentikan pihak kepolisian karena melebihi kapasitas, timbul kondisi membahayakan termasuk saling dorong antar penonton yang ingin masuk ke lokasi konser.

Sandi menuturkan, pihaknya memanggil sejumlah EO dan mengingatkan agar lebih disiplin dengan mengatur kapasitas pengunjung lebih baik lagi. “Kami sudah memanggil seluruh EO untuk kami briefing karena telah over capacity,” jelas Sandi.


Sebelumnya dilaporkan Kepolisan Resor Metro (Polrestro) Jakarta Pusat memeriksa lima orang panitia festival musik "Berdendang Bergoyang" di Istora,
Komplek Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, yang dihentikan oleh Kepolisian demi keselamatan penonton.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, kejadian ini diduga karena ketidakprofesionalan panitia dalam menyelenggarakan acara tersebut.

"Ada lima orang yang kami mintai keterangan hari ini terutama yang terlibat dalam kepanitiaan seperti bagian tiket dan lain sebagainya," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Komarudin mengatakan, pihaknya memeriksa kembali berkas-berkas perizinan dari penyelenggara acara saat mengajukan izin keramaian ke Polres Metro Jakarta Pusat.
"Kita akan periksa kembali berkas-berkas perizinan dari penyelenggara acara," katanya.

Ia menambahkan, pemeriksaan tersebut meliputi jumlah tiket yang dicetak, korban pingsan akibat kejadian tersebut dan jumlah kerugian penonton akibat tidak bisa masuk ke panggung acara.

"Nanti akan kami sesuaikan berapa tiket yang dicetak sesuai dengan permohonan perizinan yang diajukan kepada kami," kata Komarudin.

Polisi juga mendata jumlah korban (pingsan) dari penonton. "Baru kami dapatkan ada beberapa nama yang kemarin sempat dirujuk ke rumah sakit dan ini masih kami telusuri," ujarnya.

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sandiaga evaluasi EO imbas insiden Itaewon dan Berdendang Bergoyang

Pewarta: Sinta Ambarwati

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022