ANTARAJAWABARAT.com,26/11 - PT Perkebunan Negara (PTPN) VIII akan mengkonversi tanaman teh di lokasi yang kurang menguntungkan dengan tanaman buah yang memiliki nilai jual.

"Rencananya PTPN VIII akan mengganti tanaman teh dengan tanaman buah yang bisa memberikan nilai tambah bagi perseroan ke depan. Ditargetkan 3.000 hektare lahan akan dikonversi menjadi tanaman buah," kata Direktur Utama PTPN VIII Dedi Sunardi di Bandung, Senin.

Menurut Dedi, beberapa lokasi perkebunan yang selama ini kurang memberikan hasil maksimal akan dilakukan penggantian tanaman, tentunya melalui studi yang baku.

Ia mencontohkan, kawasan perkebunan di Kabupaten Garut berpotensi besar bisa mengembangkan perkebunan buah-buahan. Iklim dan komposisi tanahnya cocok untuk tanam-tanaman buah seperti jeruk, mangga, durian, rambutan, manggis, pisang, nangka serta beberapa tanaman lainnya.

"Garut contohnya, ada lahan PTPN di sana bisa atau berpeluang untuk dikonversi dengan tanaman buah-buahan. Kondisi tanah dan iklimnya cocok," kata Dedi.

Kendati ada rencana untuk mengubah komoditas dengan tanaman yang selama ini belum pernah digarap oleh PTPN, menurut Dedi, tidak akan berpengaruh terhadap produksi teh dari perusahaan negara itu.

Ia menyebutkan telah melakukan kajian untuk program yang akan digulirkan hingga 2017 itu.

Menurut Dedi rencana itu diharapkan bisa memberikan nilai tambah terutama bagi perkebunan yang saat ini kondisinya kurang produktif.

"Pokoknya produksi 56 ribu ton per tahun tidak akan terganggu, dan kami sudah melakukan intensifikasi. Ke depan areal perkebunan teh akan berkurang karena lahannya akan digunakan untuk sektor lainnya yang sejenis, namun dengan intensifikasi produksi teh bisa dipertahankan," katanya.

Ia menyebutkan total lahan perkebunan PTPN VIII saat ini sekitar 114 ribu hektare yang ditanami teh, kelapa sawit dan beberapa tanaman perkebunan lainnya.

"Program konversi ke tanaman buah itu dalam rangka mendorong produksi buah-buahan nasional, yang saat ini justru menjadi pasar bagi produk pertanian luar negeri," kata Dedi. ***2***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012