Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggenjot imunisasi difteri guna menekan kasus yang sempat meningkat sepanjang tahun 2022, bahkan seorang anak dilaporkan meninggal dunia karena belum mendapatkan imunisasi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, dr Frida Laila Yahya di Cianjur Senin, mengatakan, tahun lalu, pihaknya hanya menemukan dua kasus anak yang menderita difteri dan sudah sembuh namun tahun ini angkanya meningkat menjadi delapan kasus.
Baca juga: Pemkab Cianjur minta masyarakat tanam cabai di pekarangan tekan inflasi
"Kemungkinan angkanya akan bertambah, sepanjang tahun ini sudah delapan kasus yang ditemukan seorang di antaranya meninggal dunia. Tingginya kasus difteri di Kabupaten Cianjur karena selama pandemi sebagian besar anak di daerah ini belum mendapat imunisasi atau vaksin difteri," katanya.
Selama pandemi COVID-19, tutur Frida, pemerintah memfokuskan pemberian vaksinasi untuk meningkatkan herd immunity bagi warga guna menekan angka penularan virus berbahaya itu, sehingga pemberian imunisasi difteri yang dapat menimbulkan kerumunan tidak dapat dilakukan.
Saat ini pihaknya kembali menggenjot pemberian imunisasi difteri untuk mencegah penyebaran kasus dengan target sebanyak 82.213 anak sebagai penerima dengan target minimal tercapai 80 persen di akhir tahun.
"Kami targetkan di akhir tahun pencapaiannya dapat lebih dari 80 persen, sedangkan saat ini pencapaiannya sudah di angka 70,5 persen. Harapan kami target tersebut dapat didukung orang tua untuk memberikan imunisasi difteri pada anak karena tingginya kasus pada tahun ini, dengan mendatangi puskesmas terdekat," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur salurkan bantuan 4 ton beras untuk korban bencana alam
Seperti diberitakan kasus kematian pertama kali di Kabupaten Cianjur tahun 2022, menimpa anak berusia 6 tahun warga Desa Cibiuk, Kecamatan Ciranjang karena difteri diketahui usai menjalani perawatan di RSUD Syamsudin Bunut-Sukabumi. Hasil pemeriksaan awal anak tersebut kerap mengeluhkan nyeri tenggorokan dan demam.
Dinkes Kabupaten Cianjur, belum tahu pasti dari mana anak tersebut terpapar difteri, namun langkah antisipasi sudah dilakukan termasuk melakukan penelusuran kontak erat terhadap orang tua dan anggota keluarga lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, dr Frida Laila Yahya di Cianjur Senin, mengatakan, tahun lalu, pihaknya hanya menemukan dua kasus anak yang menderita difteri dan sudah sembuh namun tahun ini angkanya meningkat menjadi delapan kasus.
Baca juga: Pemkab Cianjur minta masyarakat tanam cabai di pekarangan tekan inflasi
"Kemungkinan angkanya akan bertambah, sepanjang tahun ini sudah delapan kasus yang ditemukan seorang di antaranya meninggal dunia. Tingginya kasus difteri di Kabupaten Cianjur karena selama pandemi sebagian besar anak di daerah ini belum mendapat imunisasi atau vaksin difteri," katanya.
Selama pandemi COVID-19, tutur Frida, pemerintah memfokuskan pemberian vaksinasi untuk meningkatkan herd immunity bagi warga guna menekan angka penularan virus berbahaya itu, sehingga pemberian imunisasi difteri yang dapat menimbulkan kerumunan tidak dapat dilakukan.
Saat ini pihaknya kembali menggenjot pemberian imunisasi difteri untuk mencegah penyebaran kasus dengan target sebanyak 82.213 anak sebagai penerima dengan target minimal tercapai 80 persen di akhir tahun.
"Kami targetkan di akhir tahun pencapaiannya dapat lebih dari 80 persen, sedangkan saat ini pencapaiannya sudah di angka 70,5 persen. Harapan kami target tersebut dapat didukung orang tua untuk memberikan imunisasi difteri pada anak karena tingginya kasus pada tahun ini, dengan mendatangi puskesmas terdekat," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur salurkan bantuan 4 ton beras untuk korban bencana alam
Seperti diberitakan kasus kematian pertama kali di Kabupaten Cianjur tahun 2022, menimpa anak berusia 6 tahun warga Desa Cibiuk, Kecamatan Ciranjang karena difteri diketahui usai menjalani perawatan di RSUD Syamsudin Bunut-Sukabumi. Hasil pemeriksaan awal anak tersebut kerap mengeluhkan nyeri tenggorokan dan demam.
Dinkes Kabupaten Cianjur, belum tahu pasti dari mana anak tersebut terpapar difteri, namun langkah antisipasi sudah dilakukan termasuk melakukan penelusuran kontak erat terhadap orang tua dan anggota keluarga lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022