Mahasiswa Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Rizky Rachmatullah menciptakan aplikasi SI PAUD (Sistem Informasi Pencegahan Amputasi Ulkus Diabetikum) untuk mencegah amputasi pada pasien diabetes.

"Pada era pandemi COVID-19, dibutuhkan teknologi digitalisasi tepat guna yang dapat membantu pasien ulkus diabetikum dalam menuntaskan permasalahan kesehatan yang dialami," kata Rizky Rachmatullah dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, aplikasi SI PAUD dirancang dengan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja sistem informasi manajemen keperawatan dalam meningkatkan keefektifitasan derajat kesehatan pasien diabetes melitus di pelayanan kesehatan.

"Aplikasi ini berfungsi untuk memberikan berbagai macam fitur yang menarik seperti pemantauan gula darah, Indeks Massa Tubuh (IMT), kondisi luka dengan fitur foto untuk dianalisis, informasi umum diabetes, informasi umum ulkus diabetikum, dan pengingat suntik insulin," katanya.

Selain itu, terdapat juga fitur hotline secara online untuk memfasilitasi pengguna mendapatkan informasi diabetes melitus maupun ulkus diabetikum di luar fitur informasi umum. Keunggulan dari inovasi tersebut adalah belum ada sistem informasi menyeluruh, terkait dengan pencegahan amputasi ulkus diabetikum dalam bentuk aplikasi teknologi.

Aplikasi ini sangat membantu rumah sakit yang mempunyai pelayanan perawatan luka. Aplikasi SI PAUD dapat diunduh dari Playstore atau Appstore secara gratis. Sistem pencatatan pelaporan aplikasi tersebut tersimpan dalam bentuk soft file dan menghemat waktu, tenaga, dan finansial sehingga penggunaan aplikasi ini berkesinambungan digunakan pasien ulkus diabetikum.

Aplikasi SI PAUD membawa Rizky tampil sebagai Juara 3 Prototipe Teknologi Keperawatan tingkat Nasional.
Gagasan atas terobosan itu dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus penyakit tidak menular (PTM), salah satunya penyakit diabetes melitus penyebab kematian terbanyak di Indonesia yang merupakan masalah kesehatan saat ini.

"Persiapan perlombaan yang dilakukan kurang lebih satu minggu. Setelah mendapatkan informasi dari Instagram. Hal utama yang saya lakukan adalah mencari berbagai informasi, membuat gambaran terkait dengan aplikasi," katanya.

Sementata itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menetapkan empat kabupaten di Jawa Barat sebagai proyek percontohan penerapan affordability project dalam rangka transformasi layanan kesehatan primer untuk penanggulangan penyakit diabetes.

"Affordability project menguatkan program manajemen diabetes berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) mulai dari deteksi dini untuk usia produktif dan lansia, sampai dengan penatalaksanaan diabetes," kata Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI Elvieda Sariwati melalui siaran pers yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Affordability project bertujuan untuk mentransformasi layanan kesehatan primer di daerah terpencil dan sangat terpencil agar dapat mencegah dan menangani diabetes secara komprehensif di wilayah pelosok.

Ia menargetkan terdapat 46 fasilitas kesehatan primer affordability project dibangun di empat kabupaten Provinsi Jawa Barat, yaitu Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Bandung Barat dengan angka prevalensi kasus per 2018 mencapai 1,74 persen atau sekitar 570.611 orang dari total populasi penduduk setempat.

Kegiatan itu resmi bergulir sejak Kamis (7/7) melalui kolaborasi Kemenkes RI dan Kedutaan Besar Denmark. Kerja sama bilateral itu melibatkan Novo Nordisk, sebagai perusahaan perawatan kesehatan global yang berkantor pusat di Denmark untuk mengelola program tersebut.

Elvieda mengatakan penanganan diabetes dengan gula darah terkendali juga termasuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemenkes. Karenanya kegiatan itu diharapkan dapat membantu dalam pengendalian kasus diabetes di Indonesia.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mahasiswa FIK UI ciptakan aplikasi SI PAUD cegah amputasi diabetes

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022