Badai Pasir mewarnai pemulangan jamaah haji Indonesia di Bandara Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, Arab Saudi, Minggu, namun jamaah tetap aman.
"Alhamdulillah aman semua. Informasi untuk JKS 36 yang menuju bandara dari hotel Madinah, seluruhnya berhenti," ujar Kepala Daerah Kerja Bandara Haryanto dikutip dari Media Center Haji di Madinah, Minggu.
Haryanto memastikan seluruh jamaah dan petugas aman. Ia juga menyampaikan rombongan jamaah yang tengah menuju bandara dari hotel, berhenti terlebih dahulu.
Menurut Haryanto, dirinya sempat merasakan badai pasir ketika sedang berada di jalan. Haryanto mengatakan, langit gelap, tapi ini hanya sebentar dan mereda.
"Semoga lebih baik cuacanya, tadi di jalan cuaca gelap, tapi ini sebentar saja sudah selesai," ujar Haryanto.
Badai melanda sekira habis asar waktu setempat dan berlangsung hanya sebentar.
Akibat badai tersebut, penurunan jamaah asal kelompok terbang (kloter) Surabaya yang tergabung dalam SUB 32 dari bus menuju ke plaza terminal haji sempat tertahan. Nampak, sebagian jamaah sudah diamankan ke plaza, sementara sebagian sempat tertahan di bus demi alasan keselamatan.
"SUB 32 aman, sudah masuk ke Paviliun 5," kata petugas Perlindungan Jemaah (Linjam), Hanif Farizi.
Kepala Seksi Layanan Kedatangan dan Kepulangan PPIH, Edayanti Dasril, mengimbau para petugas untuk mengamankan diri dan jamaah yang datang ke bandara saat badai pasir.
"Badai pasir, tolong menepi dulu," ujar Edayanti saat terjadi badai pasir.
Sementara itu Seorang haji dari jamaah kloter 41 yang meninggal dunia karena sakit jantung tidak dibawa ke Indonesia melainkan sesuai kebijakan pemerintah setempat dimakamkan di Madinah.
"Haji itu bernama Dedi Hamin 59 tahun asal Desa Cibodas, Cikajang dan almarhum dimakamkan di Madinah," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut Cece Hidayat di Garut, Kamis.
Ia menuturkan Kemenag mendapatkan laporan adanya seorang haji yang meninggal dunia di Raudhoh, kompleks Masjid Nabawi Madinah, Arab Saudi, Rabu (3/8).
Kabar duka dan almarhum dimakamkan di negara itu, kata dia, sudah diberitahukan kepada keluarganya di Kabupaten Garut, dengan dugaan penyebabnya diberitahukan karena sakit jantung.
"Iya satu orang meninggal di Madinah karena sakit jantung," katanya.
Ia menyampaikan, almarhum sebelumnya sudah merasakan tidak enak badan, kemungkinan karena tergesa-gesa lalu sesak dan akhirnya meninggal dunia.
"Dari hotel itu mungkin terburu-buru, jalan cepat, jadi memacu jantung untuk bekerja keras, ketika antre di Raudhoh tiba-tiba pingsan dan langsung meninggal dunia di lokasi," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Badai pasir landa bandara Madinah, jamaah Indonesia dipastikan aman
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Alhamdulillah aman semua. Informasi untuk JKS 36 yang menuju bandara dari hotel Madinah, seluruhnya berhenti," ujar Kepala Daerah Kerja Bandara Haryanto dikutip dari Media Center Haji di Madinah, Minggu.
Haryanto memastikan seluruh jamaah dan petugas aman. Ia juga menyampaikan rombongan jamaah yang tengah menuju bandara dari hotel, berhenti terlebih dahulu.
Menurut Haryanto, dirinya sempat merasakan badai pasir ketika sedang berada di jalan. Haryanto mengatakan, langit gelap, tapi ini hanya sebentar dan mereda.
"Semoga lebih baik cuacanya, tadi di jalan cuaca gelap, tapi ini sebentar saja sudah selesai," ujar Haryanto.
Badai melanda sekira habis asar waktu setempat dan berlangsung hanya sebentar.
Akibat badai tersebut, penurunan jamaah asal kelompok terbang (kloter) Surabaya yang tergabung dalam SUB 32 dari bus menuju ke plaza terminal haji sempat tertahan. Nampak, sebagian jamaah sudah diamankan ke plaza, sementara sebagian sempat tertahan di bus demi alasan keselamatan.
"SUB 32 aman, sudah masuk ke Paviliun 5," kata petugas Perlindungan Jemaah (Linjam), Hanif Farizi.
Kepala Seksi Layanan Kedatangan dan Kepulangan PPIH, Edayanti Dasril, mengimbau para petugas untuk mengamankan diri dan jamaah yang datang ke bandara saat badai pasir.
"Badai pasir, tolong menepi dulu," ujar Edayanti saat terjadi badai pasir.
Sementara itu Seorang haji dari jamaah kloter 41 yang meninggal dunia karena sakit jantung tidak dibawa ke Indonesia melainkan sesuai kebijakan pemerintah setempat dimakamkan di Madinah.
"Haji itu bernama Dedi Hamin 59 tahun asal Desa Cibodas, Cikajang dan almarhum dimakamkan di Madinah," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut Cece Hidayat di Garut, Kamis.
Ia menuturkan Kemenag mendapatkan laporan adanya seorang haji yang meninggal dunia di Raudhoh, kompleks Masjid Nabawi Madinah, Arab Saudi, Rabu (3/8).
Kabar duka dan almarhum dimakamkan di negara itu, kata dia, sudah diberitahukan kepada keluarganya di Kabupaten Garut, dengan dugaan penyebabnya diberitahukan karena sakit jantung.
"Iya satu orang meninggal di Madinah karena sakit jantung," katanya.
Ia menyampaikan, almarhum sebelumnya sudah merasakan tidak enak badan, kemungkinan karena tergesa-gesa lalu sesak dan akhirnya meninggal dunia.
"Dari hotel itu mungkin terburu-buru, jalan cepat, jadi memacu jantung untuk bekerja keras, ketika antre di Raudhoh tiba-tiba pingsan dan langsung meninggal dunia di lokasi," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Badai pasir landa bandara Madinah, jamaah Indonesia dipastikan aman
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022