Menteri Koordinator (Menko) Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan perdagangan ekonomi digital pada 2021 mencapai Rp401 triliun seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi belanja secara daring, serta didukung sistem pembayaran digital.

"Potensi ekonomi dan keuangan digital memiliki prospek cerah untuk dioptimalkan menjadi sumber pertumbuhan yang baru," kata Airlangga dalam acara Pembukaan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia 2022 yang juga merupakan Side Event G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, Senin.

Ia mengungkapkan potensi ekonomi digital pada tahun 2025 diperkirakan mencapai Rp146 triliun dan di 2030 bisa naik delapan kali menjadi Rp4.531 triliun.

Sementara itu, nilai uang elektronik tercatat meningkat 32,25 pada 2021, begitu pula dengan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang tumbuh 245 persen, dan nilai transaksi perbankan digital meningkat 20,82 persen secara tahunan.

Selain itu, Indonesia saat ini juga sudah memiliki 2.391 startup atau perusahaan rintisan, dua decacorn, dan delapan unicorn.

Menurut Airlangga, Indonesia menjadi tujuan investasi digital terpopuler di Asia Tenggara atau mewakili 40 persen dari digitalisasi di Asia Tenggara yang nilainya Rp300 triliun dan didukung oleh perbaikan iklim usaha yang kondusif.
"Digitalisasi ekonomi dan keuangan terus terakselerasi dengan perbaikan capaian inklusif keuangan, yang berdasarkan Survei Keuangan Ekonomi Inklusif yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) dan Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI)," ucap dia.

Dalam survei tersebut, kata dia, tercatat kepemilikan akun sebesar 65,4 persen dengan produk dan layanan keuangan 83,6 persen.

Oleh karena itu, dirinya optimistis inklusi keuangan Indonesia bisa mencapai target sebesar 90 persen pada 2024, dengan penguatan sinergi, akselerasi, dan implementasi di tingkat nasional dan daerah.

Sebelumnya Pesantren Ekonomi Darul Uchwah Kota Depok, Jawa Barat, menggelar pelatihan ekonomi digital selama tiga hari yaitu 18-20 April 2022 yang diikuti 20 santri.

"Saya prihatin dengan akhir-akhir maraknya investasi 'online' yang tidak benar sehingga merugikan masyarakat," kata Pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah KH. Marsudi Syuhud di sela-sela acara Training of Profesional Trader di Depok, Senin.

Untuk itu, kata dia, para santri perlu dibekali dengan ilmu-ilmu bagaimana menentukan investasi daring yang benar-benar aman dan tidak terjebak dalam money game yang bisa merugikan.
"Nantinya para santri akan praktik sendiri dengan kekuatannya sendiri. Karena santri belum punya modal maka pesantren yang akan membekali untuk memulai bisnis secara digital," ujarnya.

Marsudi Syuhud, melihat trading online banyak yang tidak benar, sehingga sudah terlihat bahaya ke depannya dimana banyak warga yang menderita kerugian yang tidak sedikit, sudah masuk modal banyak tiba-tiba karena money game, uang itu hilang.

"Saya prihtain dengan keadaan ini, maka saya adakan pelatihan trader untuk para santri," jelasnya.

Seorang trainer, Bari Arijono mengatakan saat ini merupakan keniscayaan dari kemajuan teknologi digital dengan melakukan investasi secara daring dan ini hanya memindahkan pasar yang nyata atau tradisional ke pasar digital.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Airlangga: Perdagangan ekonomi digital capai Rp401 triliun pada 2021

Pewarta: Agatha Olivia Victoria

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022