Minyak mentah berjangka naik hampir tiga persen di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, karena investor masuk kembali ke pasar setelah kerugian besar di sesi sebelumnya, mengalihkan fokus mereka lagi ke kekhawatiran pasokan bahkan ketika kekhawatiran tentang resesi meningkat.

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 2,82 dolar AS atau 2,7 persen, menjadi diperdagangkan di 105,59 dolar AS per barel pada pukul 00.22 GMT, setelah jatuh 9,5 persen pada Selasa (5/7/2022), penurunan harian terbesar sejak Maret.

Baca juga: Minyak anjlok jadi 102,77 dolar AS per barel

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 2,46 dolar AS atau 2,4 persen, menjadi diperdagangkan di 101,95 dolar AS per barel, setelah ditutup di bawah 100 dolar AS untuk pertama kalinya sejak akhir April.

"Hari ini adalah semacam setel ulang. Tidak diragukan lagi ada short covering dan pemburuan harga murah datang," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.
"Cerita mendasar tentang keketatan global masih ada ... Aksi jual itu pasti berlebihan," tambahnya.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan pada Selasa (5/7/2022) bahwa industri itu "di bawah pengepungan" karena kurangnya investasi selama bertahun-tahun, menambahkan kekurangan dapat dikurangi jika pasokan tambahan dari Iran dan Venezuela diizinkan.

Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev juga memperingatkan bahwa proposal yang dilaporkan dari Jepang untuk membatasi harga minyak Rusia di sekitar setengah dari level saat ini akan menyebabkan lebih sedikit minyak di pasar dan mendorong harga di atas 300-400 dolar AS per barel.

Baca juga: Minyak Brent turun, 112,89 dolar AS per barel

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022