Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Jumat sore, memperpanjang penurunan hari sebelumnya, karena kekhawatiran resesi yang berkepanjangan membebani sentimen, menempatkan kontrak acuan di jalur untuk kerugian mingguan ketiga berturut-turut.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September tergelincir 43 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 108,60 dolar AS per barel pada pukul 06.53 GMT, menyerahkan kenaikan awal lebih dari satu dolar AS.

Baca juga: Harga minyak naik di Asia di 109,86 dolar AS per barel

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun 60 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 105,16 dolar AS per barel, juga menyerahkan kenaikan awal hampir satu dolar AS. Kedua kontrak turun sekitar 3,0 persen pada Kamis (30/6/2022).

"Di awal sesi, pasar mengambil jeda dari aksi jual Kamis (30/6/2022) karena OPEC+ tidak memberikan kejutan, mengatakan akan tetap pada rencana kenaikan produksi minyak pada Agustus," kata Tsuyoshi Ueno, ekonom senior di NLI Research Institute.
"Tetapi ketidakpastian atas kebijakan OPEC+ pada dan setelah September serta kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve akan menyebabkan resesi AS dan menghambat permintaan bahan bakar mengurangi sentimen," katanya.

Pada Kamis (30/6/2022), kelompok produsen OPEC+, termasuk Rusia, setuju untuk tetap pada strategi produksinya setelah dua hari pertemuan mereka. Namun, klub produser itu menghindari membahas kebijakan mulai September dan seterusnya.

Sebelumnya, OPEC+ memutuskan untuk meningkatkan produksi setiap bulan sebesar 648.000 barel per hari (bph) pada Juli dan Agustus, naik dari rencana sebelumnya untuk menambah 432.000 barel per hari per bulan.

Baca juga: Harga minyak anjlok di 114,81 dolar AS per barel

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022