Kementerian Pertanian memastikan ketersediaan hewan kurban untuk Idul Adha 1443 Hijriah/2022 Masehi tercukupi kendati di saat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terjadi di Indonesia.

"Ketersediaan hewan kurban kita masih surplus dari prediksi kebutuhan untuk kurban tahun ini," ujar Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan, Agung Suganda, dalam diskusi FMB9 yang diikuti dari Jakarta secara daring, Rabu.

Agung mengatakan jumlah kebutuhan hewan kurban tahun ini diprediksi mencapai 1,8 juta ekor, sementara ketersediaan hewan berada di angka 2,27 juta ekor. Dengan begitu, Indonesia masih surplus sekitar 469 ribu ekor.

Angka kebutuhan hewan kurban tahun ini berkaca pada 2021 lalu. Total pemotongan hewan kurban saat itu sebanyak 1,64 juta ekor.


Apabila dirinci, ketersediaan hewan kurban pada tahun ini seperti sapi mencapai 866.677 ekor, kerbau 29.120 ekor, kambing 973.343 ekor, dan domba 409.018 ekor.
"Proyeksi kebutuhan pemotongan hewan kurban tahun 2022 terjadi kenaikan sekitar 9-11 persen dari tahun 2021," kata dia.

Kendati ketersediaan hewan kurban secara nasional tercukupi, namun apabila dirinci hingga basis provinsi, sejumlah wilayah mengalami defisit hewan kurban seperti di DKI Jakarta, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.

Menurutnya, Kementan sudah memiliki rekayasa jalur distribusi untuk menyuplai kebutuhan di daerah yang mengalami defisit hewan kurban.

Ia menjelaskan hewan kurban yang berasal dari daerah merah hanya untuk memenuhi kebutuhan pemotongan di daerah tersebut saja dan dilarang keluar dari zona merah. Hewan kurban dari daerah kuning dapat disalurkan antardaerah kuning.

"Sementara hewan dari daerah hijau dapat didistribusikan ke daerah hijau dan daerah kuning," kata dia.
Selain itu, Kementan juga menyarankan agar masyarakat di daerah dengan ketersediaan hewan kurban yang terbatas, bisa melakukan kurban secara daring (online) melalui penyelenggara kurban yang resmi.

"Tapi kami tetap mengupayakan pemenuhan ketersediaan hewan kurban sesuai kebutuhan. Insya Allah secara nasional yakin ketersediaan hewan kurban kita masih tercukupi bahkan surplus," kata dia.


Harga naik

Sementara itu Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, Jawa Barat mencatat kenaikan harga hewan kurban baik sapi maupun kambing dan domba di lingkungan Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak Kota Bogor mencapai 20 persen tergantung bobotnya.
 
Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) RPH Terpadu Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor Didong Suherbi saat dikonfirmasi di Kota Bogor, Selasa, mengatakan kenaikan harga dipengaruhi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang isunya terlalu mengkhawatirkan masyarakat bertepatan menjelang Idul Adha 1443 Hijriah ini.
 
"Sebetulnya harga ada juga yang standar, tapi ada juga yang naik, karena distribusinya juga sekarang susah," jelas Didong.

Didong menyampaikan kenaikan harga seiring dengan isu PMK yang membuat ketidakpastian bagi pedagang maupun pembeli karena permintaan maupun pasokan juga menurun drastis.
 
Kenaikan harga sapi hidup berukuran kecil rata-rata berbobot 300 kilogram naik dari Rp21 juta tahun lalu menjadi Rp25 juta. Begitupun hewan kurban kambing dengan bobot 30 kilogram dijual rata-rata Rp2,4 juta dari harga tahun lalu pada momen Idul Adha.
 
Jumlah stok sapi dan kambing pada momen Idul Adha yang biasa mencapai 1.500 ekor di RPH Bubulak, kini hanya tersedia 488 sapi dan 150 kambing.
 
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementan pastikan ketersediaan hewan kurban cukup di saat wabah PMK

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022