Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup melemah dibayangi prospek kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat.
Rupiah ditutup melemah 11 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp14.836 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.825 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah melemah 8 poin ke posisi Rp14.833 per dolar AS
"Pelaku pasar terus menilai prospek kebijakan moneter AS dan risiko resesi menyusul kenaikan suku bunga terbesar oleh The Fed sejak 1994," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.
The Federal Reserve menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 0,75 persen ke level 1,75 persen pada tengah pekan lalu.
Bank sentral juga bersiap untuk menaikkan tingkat suku bunga pada Juli dan Agustus mendatang.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya mengatakan, pelaku pasar tengah mencerna pernyataan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester dalam sebuah wawancara dengan CBS News pada Minggu (19/6), di mana dia mengatakan bahwa perlu waktu setidaknya dua tahun untuk inflasi mendekati level 2 persen.
Baca juga: Kurs rupiah jelang akhir pekan Rp14.825 per dolar AS
Selain itu, dia juga memperkirakan target pertumbuhan akan lebih lambat meskipun dia tidak memprediksi untuk situasi resesi.
Baca juga: Kurs rupiah melemah ke posisi Rp14.824 per dolar AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Rupiah ditutup melemah 11 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp14.836 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.825 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah melemah 8 poin ke posisi Rp14.833 per dolar AS
"Pelaku pasar terus menilai prospek kebijakan moneter AS dan risiko resesi menyusul kenaikan suku bunga terbesar oleh The Fed sejak 1994," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.
The Federal Reserve menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 0,75 persen ke level 1,75 persen pada tengah pekan lalu.
Bank sentral juga bersiap untuk menaikkan tingkat suku bunga pada Juli dan Agustus mendatang.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya mengatakan, pelaku pasar tengah mencerna pernyataan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester dalam sebuah wawancara dengan CBS News pada Minggu (19/6), di mana dia mengatakan bahwa perlu waktu setidaknya dua tahun untuk inflasi mendekati level 2 persen.
Baca juga: Kurs rupiah jelang akhir pekan Rp14.825 per dolar AS
Selain itu, dia juga memperkirakan target pertumbuhan akan lebih lambat meskipun dia tidak memprediksi untuk situasi resesi.
Baca juga: Kurs rupiah melemah ke posisi Rp14.824 per dolar AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022