Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta hari Jumat pagi masih bergerak melemah usai berbagai bank sentral dunia mengikuti jejak Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang menaikkan suku bunga acuan.
Rupiah pagi ini bergerak melemah 56 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.824 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.768 per dolar AS.
Baca juga: Nilai tukar rupiah menguat usai The Fed naikkan suku bunga
"Setelah Fed, kemarin Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Swiss (SNB) juga menaikkan suku bunga acuannya. Kemungkinan bank-bank sentral dunia lainnya akan mengikuti," ungkap pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Ariston mengungkapkan sebagian pelaku pasar menganggap bahwa kenaikan suku bunga acuan untuk memerangi inflasi ini akan menekan laju pertumbuhan ekonomi dan berpotensi menuju resesi.
SNB mengejutkan investor dengan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 15 tahun sebesar 50 basis poin (bps).
BoE juga menaikkan suku bunga untuk kelima kalinya sejak Desember sebesar 25 (bps), sehari setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menjanjikan dukungan untuk meredam penurunan pasar obligasi yang dipicu oleh ekspektasi hawkish.
Dengan demikian, kurs Garuda diperkirakan masih akan melemah terhadap dolar AS dengan berkembangnya sentimen resesi tersebut.
Baca juga: Kurs rupiah Kamis pagi menguat 7 poin ke posisi Rp14.738
Sebelumnya melemah
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat usai bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan.
Rupiah pagi ini bergerak menguat tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.738 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.745 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah mungkin masih dalam tekanan terhadap dolar AS karena sikap The Fed," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Nilai tukar rupiah terus melemah tertekan isu resesi AS
Pada Kamis dini hari tadi bank sentral AS menaikkan suku bunga acuannya sesuai ekspektasi pasar yaitu sebesar 75 basis poin menjadi 1,5 persen - 1,75 persen.
Kendati demikian, lanjut Ariston, Gubernur The Fed Jerome Powell juga membuka kemungkinan menaikkan kembali suku bunga sebesar 75 bps pada Juli mendatang.
"Ini artinya The Fed berani mengambil langkah yang lebih agresif dari sebelumnya untuk memerangi inflasi. Sikap the Fed ini bisa mendorong penguatan dolar AS lagi terhadap nilai tukar lainnya ke depan," ujar Ariston.
Di sisi lain, pagi ini terlihat sebagian harga aset berisiko seperti indeks saham rebound pasca-The Fed menaikkan suku bunganya sesuai ekspektasi.
Baca juga: Kurs rupiah melemah seiring ekspektasi masih tingginya inflasi AS
"Sentimen ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari Kamis ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.700 per dolar AS hingga Rp14.780 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Rupiah pagi ini bergerak melemah 56 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.824 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.768 per dolar AS.
Baca juga: Nilai tukar rupiah menguat usai The Fed naikkan suku bunga
"Setelah Fed, kemarin Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Swiss (SNB) juga menaikkan suku bunga acuannya. Kemungkinan bank-bank sentral dunia lainnya akan mengikuti," ungkap pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Ariston mengungkapkan sebagian pelaku pasar menganggap bahwa kenaikan suku bunga acuan untuk memerangi inflasi ini akan menekan laju pertumbuhan ekonomi dan berpotensi menuju resesi.
SNB mengejutkan investor dengan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 15 tahun sebesar 50 basis poin (bps).
BoE juga menaikkan suku bunga untuk kelima kalinya sejak Desember sebesar 25 (bps), sehari setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menjanjikan dukungan untuk meredam penurunan pasar obligasi yang dipicu oleh ekspektasi hawkish.
Dengan demikian, kurs Garuda diperkirakan masih akan melemah terhadap dolar AS dengan berkembangnya sentimen resesi tersebut.
Baca juga: Kurs rupiah Kamis pagi menguat 7 poin ke posisi Rp14.738
Sebelumnya melemah
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat usai bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan.
Rupiah pagi ini bergerak menguat tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.738 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.745 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah mungkin masih dalam tekanan terhadap dolar AS karena sikap The Fed," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Nilai tukar rupiah terus melemah tertekan isu resesi AS
Pada Kamis dini hari tadi bank sentral AS menaikkan suku bunga acuannya sesuai ekspektasi pasar yaitu sebesar 75 basis poin menjadi 1,5 persen - 1,75 persen.
Kendati demikian, lanjut Ariston, Gubernur The Fed Jerome Powell juga membuka kemungkinan menaikkan kembali suku bunga sebesar 75 bps pada Juli mendatang.
"Ini artinya The Fed berani mengambil langkah yang lebih agresif dari sebelumnya untuk memerangi inflasi. Sikap the Fed ini bisa mendorong penguatan dolar AS lagi terhadap nilai tukar lainnya ke depan," ujar Ariston.
Di sisi lain, pagi ini terlihat sebagian harga aset berisiko seperti indeks saham rebound pasca-The Fed menaikkan suku bunganya sesuai ekspektasi.
Baca juga: Kurs rupiah melemah seiring ekspektasi masih tingginya inflasi AS
"Sentimen ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari Kamis ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.700 per dolar AS hingga Rp14.780 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022