Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat usai bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan.

Rupiah pagi ini bergerak menguat tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.738 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.745 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah mungkin masih dalam tekanan terhadap dolar AS karena sikap The Fed," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Pada Kamis dini hari tadi bank sentral AS menaikkan suku bunga acuannya sesuai ekspektasi pasar yaitu sebesar 75 basis poin menjadi 1,5 persen - 1,75 persen.

Kendati demikian, lanjut Ariston, Gubernur The Fed Jerome Powell juga membuka kemungkinan menaikkan kembali suku bunga sebesar 75 bps pada Juli mendatang.

"Ini artinya The Fed berani mengambil langkah yang lebih agresif dari sebelumnya untuk memerangi inflasi. Sikap the Fed ini bisa mendorong penguatan dolar AS lagi terhadap nilai tukar lainnya ke depan," ujar Ariston.
Di sisi lain, pagi ini terlihat sebagian harga aset berisiko seperti indeks saham rebound pasca-The Fed menaikkan suku bunganya sesuai ekspektasi.

"Sentimen ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari Kamis ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.700 per dolar AS hingga Rp14.780 per dolar AS.


Rabu Melemah

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore masih terus melemah seiring pelaku pasar yang menanti pengumuman hasil rapat bank sentral AS The Federal Reserve.

Rupiah ditutup melemah 46 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.745 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.699 per dolar AS.

"Ekspektasi The Fed akan menaikkan 75 basis poin malam ini sangat menekan rupiah dan menguatkan USD," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Pelaku pasar bersiap untuk kenaikan suku bunga agresif dari The Federal Reserve yang mencoba mengekang inflasi.

Meningkatnya ekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga lebih besar dari perkiraan sebelumnya membuat investor gelisah.

Indeks S&P 500 jatuh untuk mengkonfirmasi pasar bearish dan mengintensifkan kekhawatiran atas prospek ekonomi.

Indeks dolar AS sendiri naik 0,1 persen ke level 105,27, setelah sebelumnya naik ke level 105,32, terkuat sejak Desember 2002.

Dengan inflasi dan kekhawatiran terkait pertumbuhan yang mengganggu ekonomi di seluruh dunia, dolar AS telah diuntungkan dari arus safe haven dalam beberapa minggu dan bulan terakhir.

"Tergantung pada hasil FOMC malam ini. Apabila The Fed hanya menaikkan 50 bps sesuai rencana awal, makan rupiah diperkirakan akan rebound menguat esoknya," ujar Lukman.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp14.746 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.729 per dolar AS.


 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022