Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup menguat di tengah aksi jual saham yang dilakukan investor asing.
IHSG ditutup menguat 39,41 poin atau 0,57 persen ke posisi 6.976,38. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 8,89 poin atau 0,89 persen ke posisi 1.006,79.
Baca juga: IHSG BEI diprediksi melemah ikuti koreksi bursa saham regional Asia
"Dari domestik, para pelaku pasar menanti agenda Rapat Dewan Gubernur BI pada pekan ini dalam rangka menetapkan BI 7-Day Reverse Repo Rate," kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Dari global, lanjut Nafan, para pelaku pasar mengapresiasi Bank Sentral Tiongkok yang menetapkan suku bunga acuan di level yang sama, yakni pada 3,7 persen.
Hal itu dilakukan dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah Tiongkok guna memulihkan kinerja pertumbuhan ekonomi, serta dalam rangka menangani pandemi COVID-19.
Dibuka menguat, IHSG tak lama melemah dan menghabiskan waktu di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG berbalik naik dan terus berada di teritori positif hingga penutupan bursa saham.
Sepanjang jam perdagangan hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar di antaranya MDKA, BBCA, BMRI, GOTO, UNVR. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya TLKM, BYAN, CTRA, INCO, TPIA.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor terkoreksi di mana sektor transportasi & logistik turun paling dalam yaitu minus 1,73 persen, diikuti sektor energi dan sektor infrastruktur masing-masing minus 0,89 persen dan minus 0,57 persen.
Sedangkan enam sektor meningkat dimana sektor barang konsumen primer naik paling tinggi yaitu 1,83 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor barang baku masing-masing 1,16 persen dan 0,95 persen.
Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell di seluruh pasar sebesar Rp830,01 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi jual asing dengan jumlah jual bersih Rp842,84 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.347.372 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 27,93 miliar lembar saham senilai Rp14,85 triliun. Sebanyak 239 saham naik, 273 saham menurun, dan 172 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 191,78 poin atau 0,74 persen ke 25.771,22, indeks Hang Seng naik 88,91 poin atau 0,42 persen ke 21.163,91, dan indeks Straits Times meningkat 1,11 poin atau 0,04 persen ke 3.099,2.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan diprediksi melemah mengikuti koreksi bursa saham regional Asia.
IHSG dibuka menguat 7,35 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.944,32. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,92 poin atau 0,19 persen ke posisi 999,82.
"Untuk hari ini IHSG diperkirakan bergerak volatil cenderung melemah. Katalis negatif akan kembali menerpa sektor komoditas energi setelah harga minyak global turun tajam 6 persen akibat kekhawatiran turunnya permintaan," tulis Tim Riset Surya Fajar Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Baca juga: IHSG BEI melemah 62,57 poin ke posisi 6.987,75
Namun, penurunan harga minyak global dapat mendorong pergerakan saham-saham tertentu seperti petrokimia yang diuntungkan oleh kondisi tersebut.
Di sisi lain, pasar akan menanti agenda Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pekan ini. Pasar mulai bersiap mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga acuan.
Bursa Amerika cenderung bergerak sedikit menguat pada perdagangan Jumat (17/6) pekan lalu. Indeks teknologi Nasdaq mengalami rebound setelah tekanan yang terjadi pada hari-hari sebelumnya. Pasar merespons positif pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa The Fed akan menurunkan tingkat inflasi ke level 2 persen tanpa membuat ekonomi mengalami resesi.
Meskipun mengalami kenaikan, pasar masih melihat volatilitas masih cukup tinggi pada pergerakan bursa Amerika.
Sementara itu, bursa Eropa bergerak sedikit menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Pasar mulai mengakumulasi saham-saham yang mengalami tekanan pada hari-hari sebelumnya akibat keputusan berbagai bank sentral menaikkan suku bunga acuan.
Sedangkan bursa Asia bergerak variatif. Bursa Jepang mengalami penurunan tajam setelah bank sentral Jepang memutuskan mempertahankan suku bunga acuan. Kebiijakan itu kontras dengan kenaikan suku bunga oleh The Fed dan beberapa bank sentral lain.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 364,49 poin atau 1,4 persen ke 25.598,51, indeks Hang Seng turun 216,89 poin atau 1,03 persen ke 20.858,11, dan indeks Straits Times terkoreksi 8,36 poin atau 0,27 persen ke 3.089,73.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
IHSG ditutup menguat 39,41 poin atau 0,57 persen ke posisi 6.976,38. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 8,89 poin atau 0,89 persen ke posisi 1.006,79.
Baca juga: IHSG BEI diprediksi melemah ikuti koreksi bursa saham regional Asia
"Dari domestik, para pelaku pasar menanti agenda Rapat Dewan Gubernur BI pada pekan ini dalam rangka menetapkan BI 7-Day Reverse Repo Rate," kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Dari global, lanjut Nafan, para pelaku pasar mengapresiasi Bank Sentral Tiongkok yang menetapkan suku bunga acuan di level yang sama, yakni pada 3,7 persen.
Hal itu dilakukan dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah Tiongkok guna memulihkan kinerja pertumbuhan ekonomi, serta dalam rangka menangani pandemi COVID-19.
Dibuka menguat, IHSG tak lama melemah dan menghabiskan waktu di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG berbalik naik dan terus berada di teritori positif hingga penutupan bursa saham.
Sepanjang jam perdagangan hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar di antaranya MDKA, BBCA, BMRI, GOTO, UNVR. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya TLKM, BYAN, CTRA, INCO, TPIA.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor terkoreksi di mana sektor transportasi & logistik turun paling dalam yaitu minus 1,73 persen, diikuti sektor energi dan sektor infrastruktur masing-masing minus 0,89 persen dan minus 0,57 persen.
Sedangkan enam sektor meningkat dimana sektor barang konsumen primer naik paling tinggi yaitu 1,83 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor barang baku masing-masing 1,16 persen dan 0,95 persen.
Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell di seluruh pasar sebesar Rp830,01 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi jual asing dengan jumlah jual bersih Rp842,84 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.347.372 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 27,93 miliar lembar saham senilai Rp14,85 triliun. Sebanyak 239 saham naik, 273 saham menurun, dan 172 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 191,78 poin atau 0,74 persen ke 25.771,22, indeks Hang Seng naik 88,91 poin atau 0,42 persen ke 21.163,91, dan indeks Straits Times meningkat 1,11 poin atau 0,04 persen ke 3.099,2.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan diprediksi melemah mengikuti koreksi bursa saham regional Asia.
IHSG dibuka menguat 7,35 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.944,32. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,92 poin atau 0,19 persen ke posisi 999,82.
"Untuk hari ini IHSG diperkirakan bergerak volatil cenderung melemah. Katalis negatif akan kembali menerpa sektor komoditas energi setelah harga minyak global turun tajam 6 persen akibat kekhawatiran turunnya permintaan," tulis Tim Riset Surya Fajar Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Baca juga: IHSG BEI melemah 62,57 poin ke posisi 6.987,75
Namun, penurunan harga minyak global dapat mendorong pergerakan saham-saham tertentu seperti petrokimia yang diuntungkan oleh kondisi tersebut.
Di sisi lain, pasar akan menanti agenda Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pekan ini. Pasar mulai bersiap mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga acuan.
Bursa Amerika cenderung bergerak sedikit menguat pada perdagangan Jumat (17/6) pekan lalu. Indeks teknologi Nasdaq mengalami rebound setelah tekanan yang terjadi pada hari-hari sebelumnya. Pasar merespons positif pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa The Fed akan menurunkan tingkat inflasi ke level 2 persen tanpa membuat ekonomi mengalami resesi.
Meskipun mengalami kenaikan, pasar masih melihat volatilitas masih cukup tinggi pada pergerakan bursa Amerika.
Sementara itu, bursa Eropa bergerak sedikit menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Pasar mulai mengakumulasi saham-saham yang mengalami tekanan pada hari-hari sebelumnya akibat keputusan berbagai bank sentral menaikkan suku bunga acuan.
Sedangkan bursa Asia bergerak variatif. Bursa Jepang mengalami penurunan tajam setelah bank sentral Jepang memutuskan mempertahankan suku bunga acuan. Kebiijakan itu kontras dengan kenaikan suku bunga oleh The Fed dan beberapa bank sentral lain.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 364,49 poin atau 1,4 persen ke 25.598,51, indeks Hang Seng turun 216,89 poin atau 1,03 persen ke 20.858,11, dan indeks Straits Times terkoreksi 8,36 poin atau 0,27 persen ke 3.089,73.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022