Harga minyak anjlok sekitar enam persen ke level terendah empat pekan pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga oleh bank-bank sentral utama dapat memperlambat ekonomi global dan memangkas permintaan energi.

Juga menekan harga, dolar AS pekan ini naik ke level tertinggi sejak Desember 2002 terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, membuat harga minyak lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Baca juga: Minyak Jumat pagi turun tipis jadi 118,98 dolar AS per barel

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus terpangkas 6,69 dolar AS atau 5,6 persen, menjadi menetap di 113,12 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli berkurang 8,03 dolar AS atau 6,8 persen, menjadi ditutup di 109,56 dolar AS per barel.

Itu adalah penutupan terendah untuk Brent sejak 20 Mei dan terendah untuk WTI sejak 12 Mei, serta merupakan persentase penurunan harian terbesar untuk Brent sejak awal Mei dan terbesar untuk WTI sejak akhir Maret.

Untuk pekan ini, Brent turun untuk pertama kalinya dalam lima pekan, sementara WTI turun untuk pertama kalinya dalam delapan pekan.
Tidak akan ada perdagangan AS pada Senin (20/6/2022), karena merupakan hari libur Juneteenth.

"Harga minyak mentah jatuh karena dolar menguat, Rusia mengisyaratkan ekspor minyak akan naik, dan karena meningkatnya kekhawatiran resesi global," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.

Baca juga: Harga minyak turun di tengah kekhawatiran Fed dan pajak keuntungan

Para gubernur bank sentral global yang dengan cepat melonggarkan kebijakan moneter selama pandemi untuk menghindari resesi, kini mengetatkannya untuk memerangi inflasi.

Federal Reserve minggu ini menaikkan suku bunga AS paling besar dalam lebih dari seperempat abad.
"Dengan bank-bank sentral membuat langkah yang cukup substansial untuk membatasi pertumbuhan melalui kenaikan suku bunga dan pengetatan moneter dikhawatirkan akan mendorong ekonomi ke dalam resesi," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York, mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat akan memangkas permintaan energi.

Dengan The Fed diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga, minyak berjangka WTI di New York Mercantile Exchange turun pada Kamis (16/6/2022) ke level terendah sejak Mei 2016 karena investor mengurangi aset-aset berisiko.

Baca juga: Harga minyak pulih setelah turun tajam, didukung oleh pasokan terbatas



 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022