Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi dibuka menguat dipengaruhi kebijakan larangan ekspor minyak goreng.
Rupiah bergerak menguat tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.404 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.411 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah berbalik menguat didukung masuknya modal asing ke dalam negeri
"Ini keluar range USDIDR-nya, tembus ke atas Rp14.400. Kalau ini saya melihatnya efek dari kebijakan pemerintah terkait larangan ekspor minyak goreng," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Menurut Nikolas, efek awal dari larangan tersebut membuat gerak rupiah relatif melemah karena kehilangan permintaan.
"Sementara setelah itu gerak rupiah kembali menguat setelah ada berita terbaru yang menyebutkan bahwa CPO tidak dilarang untuk diekspor, sehingga membuat rupiah kembali normal," ujar Nikolas.
Jelang Lebaran, lanjut Nikolas, otomatis pergerakan dari domestik terlihat minim permintaan karena pelaku pasar menikmati libur panjang.
"Namun perlu waspada karena akan ada pertemuan The Fed di awal Mei. Pertemuan kali ini perlu diwaspadai karena dapat memainkan isu kenaikan suku bunga AS dan dapat berdampak seketika pada saat pembukaan perdagangan di tanggal 9 Mei nanti," kata Nikolas.
Nikolas memperkirakan jelang akhir pekan ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.390 per dolar AS hingga Rp14.450 per dolar AS.
Pada Selasa (26/4) lalu, rupiah ditutup menguat 43 poin atau 0,3 persen ke posisi Rp14.411 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.454 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring penurunan imbal hasil obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Rupiah bergerak menguat tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.404 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.411 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah berbalik menguat didukung masuknya modal asing ke dalam negeri
"Ini keluar range USDIDR-nya, tembus ke atas Rp14.400. Kalau ini saya melihatnya efek dari kebijakan pemerintah terkait larangan ekspor minyak goreng," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Menurut Nikolas, efek awal dari larangan tersebut membuat gerak rupiah relatif melemah karena kehilangan permintaan.
"Sementara setelah itu gerak rupiah kembali menguat setelah ada berita terbaru yang menyebutkan bahwa CPO tidak dilarang untuk diekspor, sehingga membuat rupiah kembali normal," ujar Nikolas.
Jelang Lebaran, lanjut Nikolas, otomatis pergerakan dari domestik terlihat minim permintaan karena pelaku pasar menikmati libur panjang.
"Namun perlu waspada karena akan ada pertemuan The Fed di awal Mei. Pertemuan kali ini perlu diwaspadai karena dapat memainkan isu kenaikan suku bunga AS dan dapat berdampak seketika pada saat pembukaan perdagangan di tanggal 9 Mei nanti," kata Nikolas.
Nikolas memperkirakan jelang akhir pekan ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.390 per dolar AS hingga Rp14.450 per dolar AS.
Pada Selasa (26/4) lalu, rupiah ditutup menguat 43 poin atau 0,3 persen ke posisi Rp14.411 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.454 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring penurunan imbal hasil obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022