Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) menuangkan hasil-hasil penelitian mengenai gender dan seksualitas dalam buku berjudul "Dinamika Gender dan Seksualitas Kontemporer: Sebuah Antologi".
Baca juga: Rancangan UI "VirtuoStroke" masuk finalis kompetisi Imagine Cup 2022
Menurut siaran pers dari universitas yang diterima di Depok, Kamis, buku itu memuat tulisan dari peneliti gender dan seksualitas seperti Irwan Martua Hidayana, Gabriella Devi Benedicta, Diana Teresa Pakasi, Restasya Bonita, Supozwa Begawan Asmara Lanank, Putri Rahmadhani, Reni Kartikawati, Sabina Puspita, dan Ni Nyoman Sri Natih Sudhiastiningsih.
Peneliti dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI Diana Teresa Pakasi mengatakan bahwa bab-bab dalam buku "Dinamika Gender dan Seksualitas Kontemporer: Sebuah Antologi" menunjukkan keragaman dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam pemaknaan dan praktik seksualitas di Indonesia.
"Realitas ragam nilai dan praktik seksualitas tidaklah setara dalam masyarakat kita," katanya.
Menurut dia, seksualitas senantiasa menjadi arena pertarungan identitas dan moralitas. Masyarakat memberikan label terhadap praktik dan identitas seksual yang baik, sehat, bermoral, dan sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa serta seksualitas yang dianggap menyimpang, amoral, dan membahayakan budaya dan generasi penerus bangsa.
Sementara itu, Ketua Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI Dr. Irwan Martua Hidayana, yang menjadi editor buku, mengemukakan bahwa problematika gender dan seksualitas yang terjadi di Indonesia semakin kompleks dan menantang.
Irwan mengatakan bahwa masalah gender dan seksualitas yang sedang menjadi perbincangan hangat dan bahan pertarungan wacana saat ini adalah masalah kekerasan seksual dan rancangan undang-undang (RUU) tentang penghapusan kekerasan seksual.
Baca juga: Universitas Indonesia terima 9.300 mahasiswa baru pada 2022
"Perdebatan atas substansi RUU ini menunjukkan polarisasi antara kelompok yang mengusung moralitas dan agama dengan kelompok yang berperspektif hak asasi manusia dan perlindungan terhadap korban kekerasan seksual. Urgensi dari penghapusan kekerasan seksual juga dirasakan dunia pendidikan, karena maraknya kasus-kasus yang diangkat oleh media sosial," kata Irwan.
Kehadiran buku "Dinamika Gender dan Seksualitas Kontemporer: Sebuah Antologi" diharapkan dapat membantu memperluas wawasan pembaca mengenai keragaman gender dan seksualitas serta kerentanan, marginalisasi, dan eksklusi yang khususnya dihadapi oleh minoritas gender dan seksual di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Baca juga: Rancangan UI "VirtuoStroke" masuk finalis kompetisi Imagine Cup 2022
Menurut siaran pers dari universitas yang diterima di Depok, Kamis, buku itu memuat tulisan dari peneliti gender dan seksualitas seperti Irwan Martua Hidayana, Gabriella Devi Benedicta, Diana Teresa Pakasi, Restasya Bonita, Supozwa Begawan Asmara Lanank, Putri Rahmadhani, Reni Kartikawati, Sabina Puspita, dan Ni Nyoman Sri Natih Sudhiastiningsih.
Peneliti dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI Diana Teresa Pakasi mengatakan bahwa bab-bab dalam buku "Dinamika Gender dan Seksualitas Kontemporer: Sebuah Antologi" menunjukkan keragaman dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam pemaknaan dan praktik seksualitas di Indonesia.
"Realitas ragam nilai dan praktik seksualitas tidaklah setara dalam masyarakat kita," katanya.
Menurut dia, seksualitas senantiasa menjadi arena pertarungan identitas dan moralitas. Masyarakat memberikan label terhadap praktik dan identitas seksual yang baik, sehat, bermoral, dan sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa serta seksualitas yang dianggap menyimpang, amoral, dan membahayakan budaya dan generasi penerus bangsa.
Sementara itu, Ketua Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI Dr. Irwan Martua Hidayana, yang menjadi editor buku, mengemukakan bahwa problematika gender dan seksualitas yang terjadi di Indonesia semakin kompleks dan menantang.
Irwan mengatakan bahwa masalah gender dan seksualitas yang sedang menjadi perbincangan hangat dan bahan pertarungan wacana saat ini adalah masalah kekerasan seksual dan rancangan undang-undang (RUU) tentang penghapusan kekerasan seksual.
Baca juga: Universitas Indonesia terima 9.300 mahasiswa baru pada 2022
"Perdebatan atas substansi RUU ini menunjukkan polarisasi antara kelompok yang mengusung moralitas dan agama dengan kelompok yang berperspektif hak asasi manusia dan perlindungan terhadap korban kekerasan seksual. Urgensi dari penghapusan kekerasan seksual juga dirasakan dunia pendidikan, karena maraknya kasus-kasus yang diangkat oleh media sosial," kata Irwan.
Kehadiran buku "Dinamika Gender dan Seksualitas Kontemporer: Sebuah Antologi" diharapkan dapat membantu memperluas wawasan pembaca mengenai keragaman gender dan seksualitas serta kerentanan, marginalisasi, dan eksklusi yang khususnya dihadapi oleh minoritas gender dan seksual di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022