ANTARAJAWABARAT.com,9/4 - Bank Muamalat membuka layanan "weekend banking" pertama di Kota Bandung untuk mengakomodasi pertumbuhan wisata belanja dan kuliner di Kota Kembang, dengan beroperasi tujuh hari dalam sepekan.

"Kantor cabang Bank Muamalat untuk layanan 'weekend banking' ini merupakan salah satu dari 12 cabang yang akan dibuka di wilayah Jabar. Layanan perbankan menjadi semakin vital bagi warga yang berkunjung ke Bandung terutama setiap akhir pekan," kata Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arifin di Bandung, Senin.

Dengan peluncuran layanan baru tersebut yang berlokasi di Jalan Dago Kota Bandung, kata Arviyan diharapkan aksesbilitas nasabah terhadap layanan Bank Muamalat semakin meningkat.

Peluncuran Bank Muamalat ke-33 di Jawa Barat itu dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan serta dihadiri seluruh direksi dan komisaris Bank Muamalat.

Pionir perbankan syariah di Indonesia itu akan mengoperasikan kantor cabang pembantu tidak hanya pada hari kerja Senin sampai Jumat namun juga melayani transaksi perbankan pada Sabtu dan Minggu.

Kota Bandung, kata Arviyan Arifin merupakan kota ke tiga untuk layanan baru itu setelah Palembang dan di Pondok Indah Jakarta. Kawasan dago dipilih karena mempertimbangkan potensi wisata yang ramai di akhir pekan.

"Kami akan mencermati respon pasar terhadap layanan ini di beberapa lokasi lainnya, termasuk pengembangan layanan 'weekend banking' di provinsi lainnya," katanya.

Bank Muamalat memiliki 33 cabang di sejumlah kabupaten yakni di Bandung, Sukabumi, Tasikmalaya, Cianjur, Cirebon, Garut, Purwakarta, Indramayu serta di beberapa daerah lainnya di Jabar.

Per Desember 2011, Bank Muamalat di wilayah Jawa Barat berkontribusi Rp1,99 triliun atau sekitar 6,12 persen dari total aset bank tersebut secara nasional senilai Rp32,5 triliun.

Sementara itu Direktur Ritail Banking Bank Muamalat Adrian A Gunadi menyebutkan sekitar 60 persen penyalurannya untuk pembiayaan sektor UMKM, sedangkan sisanya untuk sektor komersial.

"Penyaluran kredit pada 2011 mencapai Rp24 triliun, sekitar 60 persen untuk UMKM. Pada 2012 kami menargetkan pertumbuhan sebesar 30 persen atau sebesar Rp36 triliun," kata Adrian.

Ia menyebutkan jumlah debitur bank syariah itu saat ini mencapai 5 juta orang, terdiri atas pedagang, industri kecil, sektor jasa serta sejumlah sektor industri besar.

Adrian mencontohkan di Jawa Barat yang memiliki karakteristik ritel dengan porsi pembiayaan mikro, kecil, menengah dan konsumer sekitar 74 persen dari total portofolio pembiayaan Rp1,1 triliun pada 2011.

"Pembiayaan didominasi proyek berakad bagi hasil mudharabah dan musyarakah dengan nilai Rp463,7 miliar atau sekitar 41,7 persen dari total pembiayaan di kawasan itu," katanya.

Ia optimis dengan penambahan kantor cabang dan ekpansi layanan, termasuk penambahan ATM, bisa membantu pertumbuhan laba. Bank itu pada 2011 mencatat laba bersih sebesar Rp273,6 miliar atau tumbuh 60,1 persen dari laba 2010 sebesar Rp170,9 miliar.

***2***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012