Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan bahwa wilayah Lido dan Puncak kini menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) yaitu kawasan wisata yang memadukan rekreasi alam hingga kuliner berbasis ekonomi kreatif.
"KSPD Kabupaten Bogor itu, akan mencakup delapan kecamatan, yaitu Ciawi, Megamendung, Cisarua, Caringin, Cijeruk, Cigombong, Tamansari dan Kecamatan Ciomas," ungkapnya di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Baca juga: Puncak Bogor dijadikan "senjata" pulihkan angka kunjungan wisata
Ia menyebutkan terdapat 50 wisata alam di delapan kecamatan tersebut, terdiri dari 27 wisata buatan dan 14 wisata budaya. Pengelolaannya melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, BUMN, BUMD, hingga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Fasilitas pariwisata dan penunjang terdapat 913 unit, terdiri dari 486 vila dan resor, fasilitas kesehatan 24 unit, pemerintahan 63 unit, perdagangan tiga unit, peribadatan 120 unit, restoran 40 unit, supermarket 90 unit dan fasilitas umum 105 unit," paparnya.
Ade Yasin menyebutkan Kabupaten Bogor memiliki 42 desa wisata, 17 di antaranya ada di KSPD Puncak-Lido, seperti di Desa Tugu Selatan, Tugu Utara, Cilember, Batu Layang, Megamendung, Cisarua, Kopo, Cimande, Cibeureum, Citapen, Tamansari, Cipayung, Pasir Eurih, Sukaharja, Sukajadi, Sukaresmi dan Desa Ciapus.
"Semua itu dikelola 978 orang, kunjungan wisata di KSPD itu tidak kurang dari 13.500-an orang terutama di KSPD Puncak-Lido pada 2021," kata Ade Yasin.
Menurutnya, prinsip dan konsep pembangunan kepariwisataan di KSPD Puncak-Lido adalah berkelanjutan (sustainable) untuk menghindari eksploitasi berlebihan dengan mengutamakan keberlanjutan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi.
Baca juga: Bupati Bogor mengaku kewalahan hadapi 1.690 imigran di Puncak
Kemudian, tangguh (resilient) yang didasarkan pada pertimbangan rencana mitigasi bencana alam dan sosial agar lingkungan wisata responsif dan aman bagi pengunjung dan pelaku pariwisata.
Terakhir adalah inklusif, artinya pariwisata di KSPD Puncak-Lido ini harus memberikan manfaat bagi semua orang. Semua pemangku kepentingan memiliki peran penting di KSP Puncak-Lido.
"Kebijakan dan strategi pembangunan KSPD Puncak-Lido yang akan kami lakukan, untuk pengembangan destinasi pariwisatanya fokus pada menata struktur ruang, pembuatan masterplan, RTRW dan RDTR Ciawi," ujarnya.
Baca juga: Kurang 1,5 hektare untuk bangun Jalur Puncak II Bogor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"KSPD Kabupaten Bogor itu, akan mencakup delapan kecamatan, yaitu Ciawi, Megamendung, Cisarua, Caringin, Cijeruk, Cigombong, Tamansari dan Kecamatan Ciomas," ungkapnya di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Baca juga: Puncak Bogor dijadikan "senjata" pulihkan angka kunjungan wisata
Ia menyebutkan terdapat 50 wisata alam di delapan kecamatan tersebut, terdiri dari 27 wisata buatan dan 14 wisata budaya. Pengelolaannya melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, BUMN, BUMD, hingga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Fasilitas pariwisata dan penunjang terdapat 913 unit, terdiri dari 486 vila dan resor, fasilitas kesehatan 24 unit, pemerintahan 63 unit, perdagangan tiga unit, peribadatan 120 unit, restoran 40 unit, supermarket 90 unit dan fasilitas umum 105 unit," paparnya.
Ade Yasin menyebutkan Kabupaten Bogor memiliki 42 desa wisata, 17 di antaranya ada di KSPD Puncak-Lido, seperti di Desa Tugu Selatan, Tugu Utara, Cilember, Batu Layang, Megamendung, Cisarua, Kopo, Cimande, Cibeureum, Citapen, Tamansari, Cipayung, Pasir Eurih, Sukaharja, Sukajadi, Sukaresmi dan Desa Ciapus.
"Semua itu dikelola 978 orang, kunjungan wisata di KSPD itu tidak kurang dari 13.500-an orang terutama di KSPD Puncak-Lido pada 2021," kata Ade Yasin.
Menurutnya, prinsip dan konsep pembangunan kepariwisataan di KSPD Puncak-Lido adalah berkelanjutan (sustainable) untuk menghindari eksploitasi berlebihan dengan mengutamakan keberlanjutan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi.
Baca juga: Bupati Bogor mengaku kewalahan hadapi 1.690 imigran di Puncak
Kemudian, tangguh (resilient) yang didasarkan pada pertimbangan rencana mitigasi bencana alam dan sosial agar lingkungan wisata responsif dan aman bagi pengunjung dan pelaku pariwisata.
Terakhir adalah inklusif, artinya pariwisata di KSPD Puncak-Lido ini harus memberikan manfaat bagi semua orang. Semua pemangku kepentingan memiliki peran penting di KSP Puncak-Lido.
"Kebijakan dan strategi pembangunan KSPD Puncak-Lido yang akan kami lakukan, untuk pengembangan destinasi pariwisatanya fokus pada menata struktur ruang, pembuatan masterplan, RTRW dan RDTR Ciawi," ujarnya.
Baca juga: Kurang 1,5 hektare untuk bangun Jalur Puncak II Bogor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022