Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Jawa Barat menyebutkan harga daging sapi di pasaran mengalami kenaikan sejak beberapa hari lalu yang semula pada kisaran stabil Rp110.000 per kilogram saat ini menjadi Rp130.000.
"Kenaikan harga daging sapi itu karena adanya keterbatasan pasokan daging sapi impor ke pasar di Kabupaten Garut, sedangkan permintaan pasar cukup tinggi," ujar Kepala Disperindag ESDM Kabupaten Garut Nia Gania Karyana di Garut, Kamis.
Baca juga: Ridwan Kamil lepas ekspor kopi Garut ke Belanda senilai Rp 4 miliar
Selama ini, kata dia, Kabupaten Garut sebagian besar dipasok oleh daging sapi impor, sementara daging sapi lokal masih terbatas, bahkan Garut masih tergantung dipasok dari luar provinsi.
"Kenaikan ini akibat berkurangnya peredaran sapi impor di pasaran," katanya.
Ia mengungkapkan meski harga daging sapi terjadi kenaikan, namun belum membuat masyarakat khawatir karena di pasaran masih tersedia cukup.
"Untuk stok daging sapi masih tersedia sehingga masyarakat tidak begitu khawatir, tidak seperti minyak goreng," katanya.
Kepala Sub Bagian UPTD Pasar Guntur Yusep Suryaman menambahkan kenaikan itu sudah terjadi sejak dua hari lalu yang disebabkan berkurangnya pasokan daging sapi dari peternak lokal, akibatnya harus mendatangkan dari luar daerah yang akhirnya harga jual menjadi naik.
Baca juga: Satgas COVID-19 Garut kembali perketat kegiatan masyarakat di PPKM Level 3
Terkait kenaikan daging sapi berpengaruh pada daya beli masyarakat, kata dia, dalam kondisi normal tidak terjadi penurunan daya beli masyarakat.
"Sejauh ini aktivitas jual beli masih normal," kata Yusep.
Baca juga: Kemendikbudristek latih komunitas film di Kabupaten Garut untuk jadi sineas profesional
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Kenaikan harga daging sapi itu karena adanya keterbatasan pasokan daging sapi impor ke pasar di Kabupaten Garut, sedangkan permintaan pasar cukup tinggi," ujar Kepala Disperindag ESDM Kabupaten Garut Nia Gania Karyana di Garut, Kamis.
Baca juga: Ridwan Kamil lepas ekspor kopi Garut ke Belanda senilai Rp 4 miliar
Selama ini, kata dia, Kabupaten Garut sebagian besar dipasok oleh daging sapi impor, sementara daging sapi lokal masih terbatas, bahkan Garut masih tergantung dipasok dari luar provinsi.
"Kenaikan ini akibat berkurangnya peredaran sapi impor di pasaran," katanya.
Ia mengungkapkan meski harga daging sapi terjadi kenaikan, namun belum membuat masyarakat khawatir karena di pasaran masih tersedia cukup.
"Untuk stok daging sapi masih tersedia sehingga masyarakat tidak begitu khawatir, tidak seperti minyak goreng," katanya.
Kepala Sub Bagian UPTD Pasar Guntur Yusep Suryaman menambahkan kenaikan itu sudah terjadi sejak dua hari lalu yang disebabkan berkurangnya pasokan daging sapi dari peternak lokal, akibatnya harus mendatangkan dari luar daerah yang akhirnya harga jual menjadi naik.
Baca juga: Satgas COVID-19 Garut kembali perketat kegiatan masyarakat di PPKM Level 3
Terkait kenaikan daging sapi berpengaruh pada daya beli masyarakat, kata dia, dalam kondisi normal tidak terjadi penurunan daya beli masyarakat.
"Sejauh ini aktivitas jual beli masih normal," kata Yusep.
Baca juga: Kemendikbudristek latih komunitas film di Kabupaten Garut untuk jadi sineas profesional
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022