ANTARAJAWABARAT.com, 8/2 - Penyanyi Pop Sunda, Lia Aprilia punya kiat tersendiri mendekat ke segmen pasar lagu-lagu garapannya yakni dengan memenuhi pesanan dan trend lokal di Kota Bandung.
"Lagu-lagu saya berdasarkan pesanan dan trend lokal yang disesuaikan dengan kegiatan, salah satunya lagu 'Salak Madur' saya garap dalam semalam, hari ini bisa dinyanyikan di panggung," kata Lia Aprilia di Bandung, Rabu .
Lagu Salak Madur yang lirik syairnya sumbangan dari Wali Kota Bandung H Dada Rosada serta dari sejumlah pejabat Pemkot Bandung itu mengusung tema buah salak dari Pasir Madur Kabupaten Bandung yang dibudidayakan oleh Wali Kota Bandung.
Uniknya, lirik itu digabung-gabungkan menjadi sebuah lagu yang menarik, energik dan penuh gairah khas Parahyangan. Salak Madur merupakan lagu yang mengangkat keunggulkan lokal sekaligus promosi potensi daerah.
"Liriknya tuntas Selasa siang, hingga sore hari digarap aransemennya dan tengah malam latihan, jadi deh lagu hari ini," kata Lia dengan senyum khasnya.
Bersama grupnya, Lia & Friends, Lia Apriani sudah menggubah puluhan lagu bahkan menelurkan album tidak kurang dari tujuh album solonya. Semuanya bergendre Pop Sunda kompilasi.
"Gendre lain juga bisa saya bawakan, namun kebanyakan genre Pop Sunda. Ibu-ibu juga menyukai lagu-lagu bertema lokal yang disesuaikan dengan kegiatan," kata wanita kelahiran 34 tahun itu.
Terlepas dari kepiawaiannya merangkai potongan-potongan lagu, Lia juga menyanyikan lagu anyar lainnya "Kopi Pait" yang rencananya akan segera diedarkan di pasaran.
Album barunya itu kemungkinan akan diluncurkan bersama lagu "Salak Madur". Sebagai musisi, Lia Aprilia sudah sanggup menorehkan segudang prestasi, di antaranya memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) bermain keyboard nonstop selama 24 jam, membuat album penyuluhan untuk Pemkot Bandung, lagu Kota Bekasi, hingga tampil di sejumlah even besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
"Lagu-lagu saya berdasarkan pesanan dan trend lokal yang disesuaikan dengan kegiatan, salah satunya lagu 'Salak Madur' saya garap dalam semalam, hari ini bisa dinyanyikan di panggung," kata Lia Aprilia di Bandung, Rabu .
Lagu Salak Madur yang lirik syairnya sumbangan dari Wali Kota Bandung H Dada Rosada serta dari sejumlah pejabat Pemkot Bandung itu mengusung tema buah salak dari Pasir Madur Kabupaten Bandung yang dibudidayakan oleh Wali Kota Bandung.
Uniknya, lirik itu digabung-gabungkan menjadi sebuah lagu yang menarik, energik dan penuh gairah khas Parahyangan. Salak Madur merupakan lagu yang mengangkat keunggulkan lokal sekaligus promosi potensi daerah.
"Liriknya tuntas Selasa siang, hingga sore hari digarap aransemennya dan tengah malam latihan, jadi deh lagu hari ini," kata Lia dengan senyum khasnya.
Bersama grupnya, Lia & Friends, Lia Apriani sudah menggubah puluhan lagu bahkan menelurkan album tidak kurang dari tujuh album solonya. Semuanya bergendre Pop Sunda kompilasi.
"Gendre lain juga bisa saya bawakan, namun kebanyakan genre Pop Sunda. Ibu-ibu juga menyukai lagu-lagu bertema lokal yang disesuaikan dengan kegiatan," kata wanita kelahiran 34 tahun itu.
Terlepas dari kepiawaiannya merangkai potongan-potongan lagu, Lia juga menyanyikan lagu anyar lainnya "Kopi Pait" yang rencananya akan segera diedarkan di pasaran.
Album barunya itu kemungkinan akan diluncurkan bersama lagu "Salak Madur". Sebagai musisi, Lia Aprilia sudah sanggup menorehkan segudang prestasi, di antaranya memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) bermain keyboard nonstop selama 24 jam, membuat album penyuluhan untuk Pemkot Bandung, lagu Kota Bekasi, hingga tampil di sejumlah even besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012