ANTARAJAWABARAT.com,16/1 - PT Bio Farma (Persero) menargetkan peningkatan penjualan vaksin di dalam negeri disamping terus mempertahankan pasar ekspor.

"Dalam RUPS akhir pekan lalu Bio Farma diminta untuk meningkatkan penjualan dalam negeri sehingga komposisinya 40 persen penjualan dalam negeri dan 60 persen ekspor," kata Direktur Utama PT Bio Farma Iskandar di Bandung, Senin.

Menurut Iskandar, saat ini komposisi penjualan vaksin produk BUMN farmasi itu sebagian besar atau 70 persen untuk pasar ekspor dan penjualan dalam negeri hanya sekitar 30 persen.
Pemegang saham, kata dia, menganggap komposisi saat ini berbahaya bagi Bio Farma karena penjualan dalam negeri terlalu jauh selisihnya. Hal itu yang menjadi pertimbangan untuk meningkatkan penjualan dalam negeri.

"Penjualan dalam negeri saat ini sebagian besar untuk memenuhi permintaan pemerintah dalam bentuk penyediaan vaksin yang selama ini dipesan pemerintah untuk program imunisasi yang nilainya sekitar Rp500 miliar. Mudah-mudahan saja tahun ini ada peningkatan," katanya.

Namun demikian, kata Iskandar, permintaan atau order vaksin dari pemerintah setiap tahunnya ada pertumbuhan sekitar 10-11 persen. Pemesanan vaksin oleh Departemen Kesehatan disesuaikan dengan pertumbuhan balita di Indonesia.

Selain itu juga ada peningkatan dari permintaan pasar non-pemerintah, hal itu seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya imunisasi antara lain untuk vaksin polio, hepatitis dan seasonal flu.

"Peningkatan penjualan di dalam negeri bukan berarti ekspor bekurang, sebaliknya justeru harus ditingkatkan lagi baik penjualan bisnis to bisnis maupun melalui WHO," kata Iskandar.

Sementara itu kinerja PT Bio Farma pada 2011 mencatat pendapatan senilai Rp1,6 triliun dengan keuntungan senilai Rp304 miliar.

"Tahun 2012 ditargetkan mampu mencapai keuntungan senilai Rp366 miliar," kata Dirut Bio Farma itu menambahkan.

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012