ANTARAJAWABARAT.com,14/1 - Kehadiran penyu di pantai merupakan salah satu daya tarik di kawasan wisata Pantai Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi.

"Penyu sering hadir dan pengunjung rata-rata senang bisa menyaksikan kemunculan mereka langsung dari laut," kata Rohman (34) salah seorang warga di Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi, Sabtu.

Kehadiran penyu menjadi salah satu "penawar" lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh atau sekitar lima hingga enam jam dari Kota Sukabumi, serta menaklukkan jalan bergelombang di sekitar pantai yang menghadap ke laut selatan itu.

Saat gelombang besar, penyu-penyu dari tengah laut terdampar di pantai, kemudian kembali ke laut. Sebagian ditangkap dan ditangkarkan di unit penangkaran penyu di desa itu.

"Kalau gelombang besar, biasanya banyak penyu yang terseret arus ke pantai, terutama malam hari," katanya.

Bagi wisatawan yang beruntung, bisa bercengkerama dengan penyu yang baru terdampar meski harus berkejar-kejaran karena masih liar.

Selain menyaksikan penyu yang terdampar, pengunjung juga bisa melihat langsung penangkaran penyu di Desa Pangumbahan. Di sana bisa menyaksikan penyu berbagai ukuran dari dewasa hingga penyu masih kecil.

Sementara itu pengunjung ke Pantai Ujung Genteng sebagian besar, selain dari pengunjung lokal Sukabumi juga dari Bandung, Bogor dan Jakarta.

Namun pengunjung tidak bisa beraktivitas berenang karena gelombang di pantai itu tinggi-tinggi. Wisatawan hanya diimbau untuk menyaksikan dari bibir pantai menyaksikan warga setempat yang mencari ikan atau penyu.

"Saya ke Ujung Genteng hanya penasaran ingin menyaksikan penyu saja, saya baru pertama kali ke sini," kata Teguh, salah seorang pengunjung.

Di Pantai Desa Pangumbahan juga tersedia penginapan, warung makanan. Lokasi itu merupakan salah satu kawasan Desa Binaan PT Bio Farma, yang merupakan program CSR pemberdayaan masyarakat di kawasan itu.

Sejumlah fasilitas dibangun di kawasan itu antara lain jembatan dan gerbang memasuki kawasan pantai di Desa Pangumbahan.
Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012