Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama-sama Institut Pertanian Bogor (IPB) bersinergi menggencarkan kegiatan restocking seperti menebar 33.000 ikan di Situ Gede, Kota Bogor, Jawa Barat.

Plt Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Kusdiantoro dalam siaran pers di Jakarta, Senin mengatakan, kegiatan restocking di Situ Gede merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk perikanan berkelanjutan.

Baca juga: KKP distribusikan 24,7 ribu benih ikan untuk dipelihara di danau IPB

Ikan yang ditebar pada 26 Desember 2021 itu ikan tor soro, patin, nilem, tawes, gurami, mas, dan udang galah. Ikan-ikan tersebut berasal BRSDM melalui Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor dan Balai Riset Pemulihan Ikan (BRPI) Sukamandi serta Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi.

Kusdiantoro menilai secara infrastruktur Situ Gede telah mengalami banyak kemajuan dibanding saat dirinya melakukan kegiatan praktik sewaktu kuliah dulu, dan kini pihaknya ingin melakukan perbaikan secara ekosistem.

"Jadi kita tebar ikan-ikan yang secara ekonomis bagus dan secara spesies juga tidak merusak habitat ikan lain karena itu ikan-ikan lokal. Jadi mudah-mudahan bisa tumbuh cepat disini dan menebar manfaat buat masyarakat banyak," ujarnya.
Menurut dia, kegiatan restocking memiliki banyak manfaat, antara lain untuk melakukan pengayaan sumber daya ikan.

Baca juga: Konsumsi ikan dapat tunjang kualitas SDM Indonesia, sebut Rektor IPB

Dengan semakin banyaknya sumber daya ikan, lanjutnya, masyarakat boleh memancing, tetapi tidak boleh menjaring dan melakukan destructive fishing atau aktivitas penangkapan ikan dengan cara-cara merusak seperti menggunakan bom dan potas, supaya ikan bisa berkembang biak secara banyak.

Kusdiantoro mengatakan restocking meningkatkan sumber daya ikan menjadi semakin banyak, sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat, misalnya melalui kegiatan memancing, wisata, kuliner, dan ajang-ajang besar seperti festival.

"Masyarakat bisa memperoleh pendapatan dan protein hewani yang menyehatkan bagi kecerdasan otak. Selain itu, restocking juga bermanfaat untuk menjaga ikan dari kepunahan," paparnya.

Terkait keberlanjutan, sebelumnya KKP telah mendorong pelaku usaha, termasuk hotel dan restoran, untuk melakukan gerakan mengedukasi masyarakat dalam membeli produk kelautan dan perikanan (seafood) yang berkelanjutan.
"Saya imbau asosiasi dan pelaku usaha ritel, hotel dan restoran untuk bersama-sama melakukan gerakan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih cerdas dan bijak dalam membeli produk seafood yang ditangkap dengan memperhatikan kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan," kata Analis Pasar Hasil Perikanan Ahli Madya di Direktorat Pemasaran Ditjen PDSPKP KKP Erwin Dwiyana di Jakarta, Kamis (23/12).

Baca juga: KKP gandeng IPB guna meningkatkan produktivitas nelayan

Program kampanye seafood berkelanjutan sendiri merupakan kerja sama antara KKP dengan Yayasan WWF Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing dan kesadartahuan publik soal produk perikanan yang berkelanjutan.

Menurut dia, meski pasar produk seafood berkelanjutan masih sangat terbatas, namun potensi ceruk pasarnya cukup menjanjikan.

Sejumlah negara pun sudah mengimplementasikan penjualan produk berkelanjutan tersebut, salah satunya dengan memasang informasi negara asal produk dan indikator warna terkait pasokannya di alam.

"Misal warna hijau untuk produk yang masih tersedia cukup banyak di alam, kuning untuk produk yang mungkin agak sudah berkurang di alam dan merah untuk yang betul-betul hampir punah. Informasi ini memberikan pilihan pada konsumen untuk cerdas dalam membeli produk yang dikonsumsi," kata Erwin.

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021