Alibaba China mengatakan e-commerce di luar negeri akan menjadi fokus utamanya, karena perusahaan menilai pertumbuhan dan tahun yang sulit di dalam negeri.
Dikutip dari Reuters, Sabtu, awal bulan ini, Alibaba Group Holding Ltd merestrukturisasi bisnis e-commerce menjadi divisi China dan internasional yang terpisah, dengan yang terakhir dipimpin oleh Kepala Taobao dan Tmall, Jiang Fan.
Deputi CFO Alibaba Toby Xu, membuat pernyataan publik besar pertamanya sejak ditunjuk bulan ini sebagai CFO, mengatakan bahwa e-commerce internasional "akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan utama". Ia menambahkan bahwa 57 persen dari pendapatan untuk Cainiao, Alibaba unit logistik, berasal dari luar negeri.
Sebelumnya dalam acara investor dua hari, Alibaba mengatakan telah menetapkan target 100 miliar dolar AS nilai barang dagangan kotor (GMV) untuk Lazada, layanan e-commerce untuk Asia Tenggara.
Lazada menghasilkan 21 miliar dolar AS dalam GMV dari September 2020 hingga bulan yang sama di tahun 2021.
CFO Maggie Wu mengatakan bahwa Alibaba akan memasukkan perdagangan internasional di bawah segmen keuangan "Perdagangan Inti" Alibaba yang lebih besar dalam pendapatan, di samping perdagangan dari pasar domestiknya.
Layanan konsumen lokal, yang mencakup layanan pengiriman dan pemetaan, dan Cainiao juga termasuk dalam kategori ini.
Tahun lalu, Beijing melakukan intervensi pada menit terakhir untuk membatalkan listing (pencatatan saham) Ant yang direncanakan senilai 37 miliar dolar AS. Salah satu pendiri Alibaba Jack Ma kemudian tergelincir dari sorotan publik dan otoritas China yang memulai tindakan keras regulasi selama setahun.
Pada bulan November, Alibaba memangkas perkiraan pendapatan tahunan untuk tahun fiskal saat ini, dari target pertumbuhan awal 29,5 persen menjadi antara 20 persen dan 23 persen.
Perusahaan telah menghadapi persaingan ketat dari para pesaing termasuk Pinduoduo Inc, yang telah memenangkan konsumen di pedesaan China, dan Douyin milik ByteDance, yang telah tumbuh di sektor e-commerce streaming langsung yang sedang meroket di China.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Dikutip dari Reuters, Sabtu, awal bulan ini, Alibaba Group Holding Ltd merestrukturisasi bisnis e-commerce menjadi divisi China dan internasional yang terpisah, dengan yang terakhir dipimpin oleh Kepala Taobao dan Tmall, Jiang Fan.
Deputi CFO Alibaba Toby Xu, membuat pernyataan publik besar pertamanya sejak ditunjuk bulan ini sebagai CFO, mengatakan bahwa e-commerce internasional "akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan utama". Ia menambahkan bahwa 57 persen dari pendapatan untuk Cainiao, Alibaba unit logistik, berasal dari luar negeri.
Sebelumnya dalam acara investor dua hari, Alibaba mengatakan telah menetapkan target 100 miliar dolar AS nilai barang dagangan kotor (GMV) untuk Lazada, layanan e-commerce untuk Asia Tenggara.
Lazada menghasilkan 21 miliar dolar AS dalam GMV dari September 2020 hingga bulan yang sama di tahun 2021.
CFO Maggie Wu mengatakan bahwa Alibaba akan memasukkan perdagangan internasional di bawah segmen keuangan "Perdagangan Inti" Alibaba yang lebih besar dalam pendapatan, di samping perdagangan dari pasar domestiknya.
Layanan konsumen lokal, yang mencakup layanan pengiriman dan pemetaan, dan Cainiao juga termasuk dalam kategori ini.
Tahun lalu, Beijing melakukan intervensi pada menit terakhir untuk membatalkan listing (pencatatan saham) Ant yang direncanakan senilai 37 miliar dolar AS. Salah satu pendiri Alibaba Jack Ma kemudian tergelincir dari sorotan publik dan otoritas China yang memulai tindakan keras regulasi selama setahun.
Pada bulan November, Alibaba memangkas perkiraan pendapatan tahunan untuk tahun fiskal saat ini, dari target pertumbuhan awal 29,5 persen menjadi antara 20 persen dan 23 persen.
Perusahaan telah menghadapi persaingan ketat dari para pesaing termasuk Pinduoduo Inc, yang telah memenangkan konsumen di pedesaan China, dan Douyin milik ByteDance, yang telah tumbuh di sektor e-commerce streaming langsung yang sedang meroket di China.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021