Salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan merek Rendang Mak Yus menemukan teknik pemasaran berbasis digital agar mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang masih terdampak pandemi COVID-19.
Pemilik usaha Rendang Mak Yus Wahyu Hidayat di Payakumbuh, Sumatera Barat, Selasa, mengatakan bahwa pihaknya saat ini telah mencoba mengikuti pola pemasaran perusahaan rintisan (startup).
"Kami tidak lagi menggunakan marketing 1.0 yang berbicara tentang dirinya dan pola marketing 2.0 yang lebih kreatif dan tidak melulu berbicara tentang dirinya. Kami saat ini sudah masuk ke pola marketing 3.0," ujarnya.
Baca juga: Erick Thohir bercita-cita membuat sentra kuliner Indonesia di luar negeri
Ia mengatakan dalam pola marketing 3.0, pemasaran lebih ditargetkan untuk menyentuh dan melekat pelanggan atau families precious.
"Kita beriklan yang lebih menyentuh hati para pelanggan dengan mengangkat nilai konsumen itu sendiri dengan segmen keluarga," ungkapnya.
Dengan pola pemasaran ini, Wahyu belum lama ini mendapatkan penghargaan dari Bank Indonesia Sumatera Barat sebagai produk UMKM dengan teknik pemasaran terbaik pada 2021.
"Kita sudah menayangkannya di Instagram, Youtube dan lainnya. Alhamdulillah ini berdampak kepada penjualan atau omzet kita di Rendang Mak Yus," kata pria yang juga merupakan Ketua HIPMI Kabupaten Limapuluh Kota.
Tidak hanya pola pemasaran, Rendang Mak Yus juga menyasar seluruh pasar elektronik yang membuat penjualannya meningkat hingga dua kali lipat saat pandemi COVID-19.
"Bahkan pada 2020 saat adanya pembatasan aktivitas omzet kita meningkat sampai dua kali lipat dibandingkan dengan hari biasa sebelum pandemi COVID-19," ujarnya.
Baca juga: Nasi Padang jadi favorit kuliner Paviliun Indonesia Expo Dubai
Pria yang juga menjadi Ketua Koperasi Sentra Rendang Payo itu mengatakan saat ini penjualannya sudah 95 persen secara daring dan hanya lima persen yang datang ke toko langsung.
"Rata-rata setiap harinya ada ratusan paket yang kita kemas untuk dikirim kepada pelanggan kita yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan ada yang dari luar negeri," katanya.
Saat ini, Rendang Mak Yus sendiri menjual 14 varian, mulai dari Rendang Daging, Rendang Paru, Rendang Tumbuk, Rendang Suwir, Daging, Telur hingga bumbu rendang.
"Paling banyak tentu rendang daging dan rendang paru. Tapi Alhamdulillah hampir semua varian itu rata-rata terjual," kata dia.
Meski bersaing, Wahyu mengungkapkan bahwa sebagai Ketua Koperasi Sentra Rendang Payo dirinya terus berbagi dengan pelaku UMKM lain, khususnya UMKM rendang.
"Pasar rendang itu sangat besar, tidak akan dapat kita tampung sendiri. Jadi apa salahnya kita berbagi dengan pelaku UMKM lainnya. Ke depannya harapan saya Rendang ini bisa hadir di setiap meja makan orang-orang di belahan dunia manapun," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Pemilik usaha Rendang Mak Yus Wahyu Hidayat di Payakumbuh, Sumatera Barat, Selasa, mengatakan bahwa pihaknya saat ini telah mencoba mengikuti pola pemasaran perusahaan rintisan (startup).
"Kami tidak lagi menggunakan marketing 1.0 yang berbicara tentang dirinya dan pola marketing 2.0 yang lebih kreatif dan tidak melulu berbicara tentang dirinya. Kami saat ini sudah masuk ke pola marketing 3.0," ujarnya.
Baca juga: Erick Thohir bercita-cita membuat sentra kuliner Indonesia di luar negeri
Ia mengatakan dalam pola marketing 3.0, pemasaran lebih ditargetkan untuk menyentuh dan melekat pelanggan atau families precious.
"Kita beriklan yang lebih menyentuh hati para pelanggan dengan mengangkat nilai konsumen itu sendiri dengan segmen keluarga," ungkapnya.
Dengan pola pemasaran ini, Wahyu belum lama ini mendapatkan penghargaan dari Bank Indonesia Sumatera Barat sebagai produk UMKM dengan teknik pemasaran terbaik pada 2021.
"Kita sudah menayangkannya di Instagram, Youtube dan lainnya. Alhamdulillah ini berdampak kepada penjualan atau omzet kita di Rendang Mak Yus," kata pria yang juga merupakan Ketua HIPMI Kabupaten Limapuluh Kota.
Tidak hanya pola pemasaran, Rendang Mak Yus juga menyasar seluruh pasar elektronik yang membuat penjualannya meningkat hingga dua kali lipat saat pandemi COVID-19.
"Bahkan pada 2020 saat adanya pembatasan aktivitas omzet kita meningkat sampai dua kali lipat dibandingkan dengan hari biasa sebelum pandemi COVID-19," ujarnya.
Baca juga: Nasi Padang jadi favorit kuliner Paviliun Indonesia Expo Dubai
Pria yang juga menjadi Ketua Koperasi Sentra Rendang Payo itu mengatakan saat ini penjualannya sudah 95 persen secara daring dan hanya lima persen yang datang ke toko langsung.
"Rata-rata setiap harinya ada ratusan paket yang kita kemas untuk dikirim kepada pelanggan kita yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan ada yang dari luar negeri," katanya.
Saat ini, Rendang Mak Yus sendiri menjual 14 varian, mulai dari Rendang Daging, Rendang Paru, Rendang Tumbuk, Rendang Suwir, Daging, Telur hingga bumbu rendang.
"Paling banyak tentu rendang daging dan rendang paru. Tapi Alhamdulillah hampir semua varian itu rata-rata terjual," kata dia.
Meski bersaing, Wahyu mengungkapkan bahwa sebagai Ketua Koperasi Sentra Rendang Payo dirinya terus berbagi dengan pelaku UMKM lain, khususnya UMKM rendang.
"Pasar rendang itu sangat besar, tidak akan dapat kita tampung sendiri. Jadi apa salahnya kita berbagi dengan pelaku UMKM lainnya. Ke depannya harapan saya Rendang ini bisa hadir di setiap meja makan orang-orang di belahan dunia manapun," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021