ANTARAJAWABARAT.com,16/9 - Sebanyak 45 musisi alat musik gesek tampil di pelataran Taman Ganeca ITB, Bandung, Jumat, dalam gelaran bertajuk "Ngamen Tamasya 2011 Sa'Unine String Orchestra".

"Konser on The Street" ala Sa'Unine Orchestra ini menarik perhatian masyarakat di sekitar Jalan Ganeca, yang didominasi oleh mahasiswa tersebut.

Penampilan itu merupakan rangkaian pertunjukan ketujuh kota di Pulau Jawa yang diselenggarakan Sa'Unine String Orchestra dan Tembi Rumah Budaya.

Sekaligus pembukaan, roadshow dimulai Kamis (15/9) di Bantara Budaya Jakara. Hari ini, Ngamen Tamasya 2011 hadir di Bandung, tepatnya di pelataran Taman Ganeca Bandung dan Kampus Universitas Parahyangan (Unpar).

"Hari ini kami akan tampil di dua lokasi di Bandung, di sini (pelataran Taman Ganeca) dan kampus Unpar sore ini sekitar pukul 15.00 WIB nanti," kata Produser kegiatan dari Tembi Rumah Budaya, N Nuranto, di Bandung.

Menurut Nuranto, Ngamen Tamasya 2011 ini digelar sebagai perkenalan usai peluncuran album kedua dari Sa'Unine Orchestra berjudul "Buaian Sepanjang Masa".

"Roadshow ke tujuh kota ini sudah berlangsung sejak kemarin sampai tanggal 25 September nanti. Tujuannya kami ingin memperkenalkan musik kami pada masyarakat," kata Nuranto.

Tujuh kota tersebut di antaranya Jakarta, Bandung, Semarang, Salatiga, Solo, Malang, dan akan berakhir di Surabaya.

Sa'Unine Orchestra merupakan kelompok orkes alat musik gesek seperti biola, cello, kontra bass, dan beberapa alat gesek lainnya, yang berasal dari Jogjakarta.

"Sa'Unine berasal dari bahasa Jawa yang berarti 'asal bunyi'. Namun berarti musik yang dimainkan hanya asal membunyikan saja, melainkan lebih mengutamakan usaha untuk mengeksplorasi segala bunyi dari instrumen musik gesek," kata konduktor sekaligus komposer Sa'Unine, Oni Krisnerwinto.

Sejak terbentuk, kata Oni, Sa'Unine mempunyai tujuan untuk memasyarakatkan kelompok string orkestra pada masyarakat Indonesia.

"Jika selama ini orkestra itu identik dengan eksklusivitas atau tertuju untuk kalangan atas, justru kami ingin membawa orkestra ini di tengah-tengah masyarakat. Bahwa, musik seperti ini pun bisa didengar masyarakat," kata Oni.

Hal itu pun diakui Nuranto, pilihan tempat yang 'merakyat' kemudian dipilih sebagai lokasi konser mereka.

"Kami ingin memasyarakatkan orkestra. Karena itulah kami memilih tema 'Ngamen on the street' agar bisa lebih berbaur dengan masyarakat," kata Nuranto.

Oleh karena itu, Sa'Unine lewat alat stringnya lebih mengangkat musik-musik yang "sangat Indonesia", bahkan sebagian besar lagu dalam kedua albumnya adalah musik daerah yang diaransemen ulang sedemikian rupa.

Dalam album keduanya ini, Sa'Unine mengangkat sebelas lagu buaian yang sebagian besar merupakan lagu-lagu daerah dari Indonesia, seperti 'Tal Lelo Ledhung', 'Timang-timang', 'Timang Si Buyung', 'Tidurlah Intan', dan 'Upiak'.***3***
(T.PSO-277/B/Y008/C/Y008) 16-09-2011 15:07:33

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011