ANTARAJAWABARAT.com,13/9 - Warga Tegaluar Bojongsoang dan Desa Sumbersari Ciparay Kabupaten Bandung membendung aliran Sungai Citarum untuk mendapatkan air guna mengairi sawah dan membantu proses pembuatan batu bata.
"Akibat kemarau, aliran Sungai Citarum sangat kecil sehingga tidak bisa disedot pompa air, sehingga kami membendungnya untuk mengairi sawah dan pembuatan bata," kata Wildan (36) salah seorang warga Tegaluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Selasa.
Bendungan tersebut dibendung dari bambu yang dipasak ke dalam dasar sungai melintang di sekitar pertemuan atau muara Sungai Citarik dengan Sungai Citarum.
Bendungan bambu itu berhasil menahan aliran Sungai Citarum sehingga menggenang dan memudahkan warga dan para petani di sana untuk memompa dengan menggunakan pompa diesel.
"Kalau tidak dibendung, sulit mendapatkan air untuk dipompa. Bendungan ini rutin dilakukan setiap musim kemarau dan dibuka saat penghujan," katanya.
Kontruksi bendungan yang dibangun dari bambu itu dibuat rapat di sisi, sedangkan bagian tengahnya ada saluran untuk mengalirkan air sehingga tidak sepenuhnya terbendung.
Selain untuk mengairi sawah dan pembuatan bata, lokasi bendungan darurat di muara Sungai Citarum dengan anak sungainya itu juga banyak dimanfaatkan warga untuk memancing.
Sayangnya beberapa waktu lalu, ikan di aliran sungai itu mati, diduga akibat terkena racun.
"Bila kemarau lebih lama lagi, jelas aliran Sungai Citarum dan anak sungainya akan terus mengecil" kata Maman (45) warga lainnya.
Kekeringan yang melanda Kabupaten Bandung mengakibatkan sejumlah areal persawahan di kawasan Bandung Selatan itu kekeringan dan tidak bisa diolah pasca panen beberapa waktu lalu.
Kekeringan terjadi secara sporadis di beberapa kecamatan seperti Cikancung, Bojongsoang, Ciparay, Katapang, Pameungpeuk, Baleendah dan Rancaekek.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sebagian besar areal kekeringan berada di daerah pesawahan tadah hujan. ***4***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Akibat kemarau, aliran Sungai Citarum sangat kecil sehingga tidak bisa disedot pompa air, sehingga kami membendungnya untuk mengairi sawah dan pembuatan bata," kata Wildan (36) salah seorang warga Tegaluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Selasa.
Bendungan tersebut dibendung dari bambu yang dipasak ke dalam dasar sungai melintang di sekitar pertemuan atau muara Sungai Citarik dengan Sungai Citarum.
Bendungan bambu itu berhasil menahan aliran Sungai Citarum sehingga menggenang dan memudahkan warga dan para petani di sana untuk memompa dengan menggunakan pompa diesel.
"Kalau tidak dibendung, sulit mendapatkan air untuk dipompa. Bendungan ini rutin dilakukan setiap musim kemarau dan dibuka saat penghujan," katanya.
Kontruksi bendungan yang dibangun dari bambu itu dibuat rapat di sisi, sedangkan bagian tengahnya ada saluran untuk mengalirkan air sehingga tidak sepenuhnya terbendung.
Selain untuk mengairi sawah dan pembuatan bata, lokasi bendungan darurat di muara Sungai Citarum dengan anak sungainya itu juga banyak dimanfaatkan warga untuk memancing.
Sayangnya beberapa waktu lalu, ikan di aliran sungai itu mati, diduga akibat terkena racun.
"Bila kemarau lebih lama lagi, jelas aliran Sungai Citarum dan anak sungainya akan terus mengecil" kata Maman (45) warga lainnya.
Kekeringan yang melanda Kabupaten Bandung mengakibatkan sejumlah areal persawahan di kawasan Bandung Selatan itu kekeringan dan tidak bisa diolah pasca panen beberapa waktu lalu.
Kekeringan terjadi secara sporadis di beberapa kecamatan seperti Cikancung, Bojongsoang, Ciparay, Katapang, Pameungpeuk, Baleendah dan Rancaekek.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sebagian besar areal kekeringan berada di daerah pesawahan tadah hujan. ***4***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011