Anggota DPR RI Dedi Mulyadi dibuat kesal oleh seorang ibu yang mengemis sambil membawa bayi di sentra wisata kuliner Kampung Maranggi, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Jumat.
Dedi merasa kesal karena ibu berkerudung itu mengemis sambil menggendong anaknya yang masih bayi sambil membawa ember tempat uang.
Namun kekesalan Kang Dedi Mulyadi berubah, ia kaget setelah mengetahui asal usul ibu tersebut. Ternyata sang ibu yang bernama Imas Siti Masitoh memiliki 18 orang anak dari seorang suami bernama Acu Mulyana.
Merasa tak percaya, Dedi kemudian mengetes sang ibu untuk menyebutkan semua nama anaknya. Meski terbata-bata ibu itu pun mampu menjawab nama dan umur anaknya.
Menurut sang ibu, anak-anak yang sudah dewasa diberikan kepada adiknya karena tidak mempunyai anak. Sementara kini ia dan suaminya hanya mengurusi lima anak yang masih kecil, termasuk satu dibawa mengemis.
Mendengar penjelasan tersebut Dedi pun dibuat heran. Sebab di usia sang ibu yang sudah mencapai 56 tahun masih bisa produktif menghasilkan anak.
Ibu tersebut pun mengaku memiliki ramuan khusus yang setiap hari diminum bersama suaminya. Ramuan tersebut membuatnya bugar.
“Jahe diparut, diperas, diminum sama telur ayam kampung merahnya aja,” katanya.
Tak hanya ramuan jahe, pasutri ini juga rutin mengonsumsi jamu beras kencur bersama rempah-rempah lain seperti mahoni, sambiloto dan aneka jenis kencur.
Untuk membiayai anak-anaknya sang suami bekerja sebagai buruh tani dan memiliki ternak berupa lima ekor domba, 10 ekor itik juga tiga ekor ayam bangkok. Sementara ia sendiri berkeliling mengemis dari rumahnya di Mekarsari, Kecamatan Darangdan hingga ke Kecamatan Plered.
Dalam sehari ibu itu mendapat penghasilan Rp 40-50 ribu dari mengemis, terutama di di sentra wisata kuliner Kampung Maranggi, Kecamatan Plered.
Setelah mendengar cerita sang ibu, Dedi kemudian memutuskan agar ibu itu berhenti mengemis. Selanjutnya mantan Bupati Purwakarta itu menyarankan agar ibu tersebut berhenti mengemis dan bekerja sebagai tukang sapu di Kampung Maranggi Plered. Hal itu pun disanggupi oleh sang ibu.
“Saya enggak mau lihat ibu lagi minta-minta sambil bawa bayi. Sekarang ibu kerja di sini jadi tukang sapu, bersih-bersih, sok saya gaji. Tidak boleh minta-minta lagi,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Dedi merasa kesal karena ibu berkerudung itu mengemis sambil menggendong anaknya yang masih bayi sambil membawa ember tempat uang.
Namun kekesalan Kang Dedi Mulyadi berubah, ia kaget setelah mengetahui asal usul ibu tersebut. Ternyata sang ibu yang bernama Imas Siti Masitoh memiliki 18 orang anak dari seorang suami bernama Acu Mulyana.
Merasa tak percaya, Dedi kemudian mengetes sang ibu untuk menyebutkan semua nama anaknya. Meski terbata-bata ibu itu pun mampu menjawab nama dan umur anaknya.
Menurut sang ibu, anak-anak yang sudah dewasa diberikan kepada adiknya karena tidak mempunyai anak. Sementara kini ia dan suaminya hanya mengurusi lima anak yang masih kecil, termasuk satu dibawa mengemis.
Mendengar penjelasan tersebut Dedi pun dibuat heran. Sebab di usia sang ibu yang sudah mencapai 56 tahun masih bisa produktif menghasilkan anak.
Ibu tersebut pun mengaku memiliki ramuan khusus yang setiap hari diminum bersama suaminya. Ramuan tersebut membuatnya bugar.
“Jahe diparut, diperas, diminum sama telur ayam kampung merahnya aja,” katanya.
Tak hanya ramuan jahe, pasutri ini juga rutin mengonsumsi jamu beras kencur bersama rempah-rempah lain seperti mahoni, sambiloto dan aneka jenis kencur.
Untuk membiayai anak-anaknya sang suami bekerja sebagai buruh tani dan memiliki ternak berupa lima ekor domba, 10 ekor itik juga tiga ekor ayam bangkok. Sementara ia sendiri berkeliling mengemis dari rumahnya di Mekarsari, Kecamatan Darangdan hingga ke Kecamatan Plered.
Dalam sehari ibu itu mendapat penghasilan Rp 40-50 ribu dari mengemis, terutama di di sentra wisata kuliner Kampung Maranggi, Kecamatan Plered.
Setelah mendengar cerita sang ibu, Dedi kemudian memutuskan agar ibu itu berhenti mengemis. Selanjutnya mantan Bupati Purwakarta itu menyarankan agar ibu tersebut berhenti mengemis dan bekerja sebagai tukang sapu di Kampung Maranggi Plered. Hal itu pun disanggupi oleh sang ibu.
“Saya enggak mau lihat ibu lagi minta-minta sambil bawa bayi. Sekarang ibu kerja di sini jadi tukang sapu, bersih-bersih, sok saya gaji. Tidak boleh minta-minta lagi,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021