Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup melemah seiring penantian pelaku pasar terhadap keputusan bank sentral Amerika Serikat The Fed.
IHSG melemah 59,61 poin atau 0,91 persen ke posisi 6.493,28. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 10,94 poin atau 1,16 persen ke posisi 933,55.
"Terkoreksinya IHSG dan bursa saham Asia tampaknya terimbas dari sikap pelaku pasar dan investor yang cenderung menanti hasil pertemuan FOMC The Fed Amerika Serikat dan juga rilis data tenaga kerja Amerika serikat," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Selasa.
Pelaku pasar menanti pernyataan The Fed yang dapat mengungkapkan lebih banyak tentang rencananya untuk mengurangi langkah-langkah stimulus dan menaikkan suku bunga.
Sebelumnya, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral cenderung mengumumkan tapering akan dilakukan sebelum akhir tahun. Aksi itu akan berlanjut secara bertahap dan selesai sekitar pertengahan 2022.
Di sisi lain, fokus investor juga tertuju pada laporan bulan tenaga kerja yang akan dirilis akhir pekan ini oleh Departemen Tenaga Kerja AS, yang diprediksi datanya akan lebih baik dibandingkan September.
Penantian data tersebut tampaknya bagian penting yang diperhatikan oleh pasar sebab dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat.
Dibuka menguat, IHSG tak lama melemah dan terus berada di teritori negatif hingga sesi pertama perdagangan saham berakhir. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor meningkat dimana sektor energi naik paling tinggi yaitu 2,03 persen, diikuti sektor perindustrian dan sektor transportasi & logistik masing-masing 1,99 persen dan 1,58 persen. Sedangkan satu sektor meningkat yaitu sektor kesehatan sebesar 0,1 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp145,03 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.255.179 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,82 miliar lembar saham senilai Rp11,37 triliun. Sebanyak 163 saham naik, 368 saham menurun, dan 143 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 126,18 poin atau 0,43 persen ke 29.520,9, indeks Hang Seng turun 54,65 poin atau 0,22 persen ke 25.099,66, dan indeks Straits Times meningkat 12,46 poin atau 0,39 persen ke 3.231,51.
Baca juga: IHSG BEI ditutup turun dipimpin sektor teknologi dan keuangan
Baca juga: OJK prediksi tren pertumbuhan pasar modal berlanjut pada 2022
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
IHSG melemah 59,61 poin atau 0,91 persen ke posisi 6.493,28. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 10,94 poin atau 1,16 persen ke posisi 933,55.
"Terkoreksinya IHSG dan bursa saham Asia tampaknya terimbas dari sikap pelaku pasar dan investor yang cenderung menanti hasil pertemuan FOMC The Fed Amerika Serikat dan juga rilis data tenaga kerja Amerika serikat," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Selasa.
Pelaku pasar menanti pernyataan The Fed yang dapat mengungkapkan lebih banyak tentang rencananya untuk mengurangi langkah-langkah stimulus dan menaikkan suku bunga.
Sebelumnya, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral cenderung mengumumkan tapering akan dilakukan sebelum akhir tahun. Aksi itu akan berlanjut secara bertahap dan selesai sekitar pertengahan 2022.
Di sisi lain, fokus investor juga tertuju pada laporan bulan tenaga kerja yang akan dirilis akhir pekan ini oleh Departemen Tenaga Kerja AS, yang diprediksi datanya akan lebih baik dibandingkan September.
Penantian data tersebut tampaknya bagian penting yang diperhatikan oleh pasar sebab dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat.
Dibuka menguat, IHSG tak lama melemah dan terus berada di teritori negatif hingga sesi pertama perdagangan saham berakhir. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor meningkat dimana sektor energi naik paling tinggi yaitu 2,03 persen, diikuti sektor perindustrian dan sektor transportasi & logistik masing-masing 1,99 persen dan 1,58 persen. Sedangkan satu sektor meningkat yaitu sektor kesehatan sebesar 0,1 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp145,03 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.255.179 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,82 miliar lembar saham senilai Rp11,37 triliun. Sebanyak 163 saham naik, 368 saham menurun, dan 143 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 126,18 poin atau 0,43 persen ke 29.520,9, indeks Hang Seng turun 54,65 poin atau 0,22 persen ke 25.099,66, dan indeks Straits Times meningkat 12,46 poin atau 0,39 persen ke 3.231,51.
Baca juga: IHSG BEI ditutup turun dipimpin sektor teknologi dan keuangan
Baca juga: OJK prediksi tren pertumbuhan pasar modal berlanjut pada 2022
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021