Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, resmi membuka kembali lokasi makam masyayikh Pesantren Tebuireng, termasuk mantan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid, yang sempat ditutup untuk aktivitas ziarah umum karena pandemi COVID-19.
"Sudah hampir dua tahun kurang lima bulan, Pesantren Tebuireng secara resmi menutup kegiatan ziarah ke makam keluarga dan masyayikh Pesantren Tebuireng. Dan alhamdulillah hari ini, kami telah kembali membuka kegiatan ziarah bagi masyarakat umum," kata Pengasuh Pesantren Tebuireng K.H. Abdul Hakim Mahfudz di Jombang, Senin.
Namun, ia menegaskan peziarah harus selalu menjaga protokol kesehatan yang berlaku sebagai antisipasi penyebaran COVID-19.
"Kami meresmikan bahwasanya kegiatan berziarah sudah boleh dilakukan, dengan syarat bahwa setiap peziarah harus senantiasa menjaga prokes kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pesantren Tebuireng," katanya.
Gus Kikin, sapaan akrabnya itu, mengatakan selain menjaga prokes kesehatan bagi para perziarah yang hendak berziarah di makam keluarga dan masyayikh Pesantren Tebuireng, pengurus pondok juga menetapkan peraturan jam kegiatan ziarah dibatasi pukul 08.00 hingga 13.00 WIB.
"Pembatasan jam ini kami lakukan agar masyarakat yang berziarah tidak berkontak fisik secara langsung dengan para santri yang telah menetap di pondok," kata cicit Hadratusyyaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari ini.
Gus Kikin juga mendoakan para perziarah yang datang ke Pesantren Tebuireng dari berbagai daerah di Indonesia tersebut, juga mendapatkan berkah kehidupan dari K.H. M. Hasyim Asy’ari dan seluruh masyayikh Pesantren Tebuireng.
Peresmian pembukaan lokasi makam di area Pesantren Tebuireng dilakukan dengan pembacaan tahlil dan doa bersama di pendopo maqbaroh Pesantren Tebuireng. Kegiatan itu dihadiri pimpinan dan jajaran pengurus Pesantren Tebuireng.
Penutupan kegiatan ziarah di Pesantren Tebuireng pada 16 Maret 2020 karena meningkatnya angka penularan COVID-19.
Bupati Jombang Mundjidah Wahab sebelumnya juga sudah memberikan lampu hijau kegiatan wisata religi ziarah dibolehkan dibuka kembali dengan protokol kesehatan ketat dan pembatasan pengunjung.
"Untuk ziarah boleh dibuka tapi dibatasi, bergilir, dan harus pakai prokes. Kapasitasnya 50 persen. Namun, saya harus berkoordinasi dengan forkopimda, TNI/Polri, dan nanti jika sepakat akan diberitahukan kepada pengasuh Pesantren Tebuireng. Masalah keamanan bukan pada kita, tetapi forkopimda dan TNI/Polri harus sepakat," kata dia.
Pemkab juga terus melakukan vaksinasi COVID-19, termasuk pada tanggal merah atau hari libur. Ditargetkan hingga Desember 2021 capaian vaksinasi di daerah itu 100 persen.
Ia terus berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh pihak terkait lainnya dalam percepatan vaksinasi COVID-19 dengan harapan vaksinasi sesuai target.
Ratusan peziarah sudah memadati lokasi makam di Pesantren Tebuireng. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Di lokasi makam itu, selain terdapat makam mantan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, juga ada kakeknya, tokoh organisasi Islam Nahdlatul Ulama K.H. Hasyim Asy'ari, ayahandanya yang juga tokoh nasional K.H. Wahid Hasyim, adik Gus Dur yang juga pengasuh Pesantren Tebuireng sebelumnya, K.H. Shalahudin Wahid dan anggota keluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Sudah hampir dua tahun kurang lima bulan, Pesantren Tebuireng secara resmi menutup kegiatan ziarah ke makam keluarga dan masyayikh Pesantren Tebuireng. Dan alhamdulillah hari ini, kami telah kembali membuka kegiatan ziarah bagi masyarakat umum," kata Pengasuh Pesantren Tebuireng K.H. Abdul Hakim Mahfudz di Jombang, Senin.
Namun, ia menegaskan peziarah harus selalu menjaga protokol kesehatan yang berlaku sebagai antisipasi penyebaran COVID-19.
"Kami meresmikan bahwasanya kegiatan berziarah sudah boleh dilakukan, dengan syarat bahwa setiap peziarah harus senantiasa menjaga prokes kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pesantren Tebuireng," katanya.
Gus Kikin, sapaan akrabnya itu, mengatakan selain menjaga prokes kesehatan bagi para perziarah yang hendak berziarah di makam keluarga dan masyayikh Pesantren Tebuireng, pengurus pondok juga menetapkan peraturan jam kegiatan ziarah dibatasi pukul 08.00 hingga 13.00 WIB.
"Pembatasan jam ini kami lakukan agar masyarakat yang berziarah tidak berkontak fisik secara langsung dengan para santri yang telah menetap di pondok," kata cicit Hadratusyyaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari ini.
Gus Kikin juga mendoakan para perziarah yang datang ke Pesantren Tebuireng dari berbagai daerah di Indonesia tersebut, juga mendapatkan berkah kehidupan dari K.H. M. Hasyim Asy’ari dan seluruh masyayikh Pesantren Tebuireng.
Peresmian pembukaan lokasi makam di area Pesantren Tebuireng dilakukan dengan pembacaan tahlil dan doa bersama di pendopo maqbaroh Pesantren Tebuireng. Kegiatan itu dihadiri pimpinan dan jajaran pengurus Pesantren Tebuireng.
Penutupan kegiatan ziarah di Pesantren Tebuireng pada 16 Maret 2020 karena meningkatnya angka penularan COVID-19.
Bupati Jombang Mundjidah Wahab sebelumnya juga sudah memberikan lampu hijau kegiatan wisata religi ziarah dibolehkan dibuka kembali dengan protokol kesehatan ketat dan pembatasan pengunjung.
"Untuk ziarah boleh dibuka tapi dibatasi, bergilir, dan harus pakai prokes. Kapasitasnya 50 persen. Namun, saya harus berkoordinasi dengan forkopimda, TNI/Polri, dan nanti jika sepakat akan diberitahukan kepada pengasuh Pesantren Tebuireng. Masalah keamanan bukan pada kita, tetapi forkopimda dan TNI/Polri harus sepakat," kata dia.
Pemkab juga terus melakukan vaksinasi COVID-19, termasuk pada tanggal merah atau hari libur. Ditargetkan hingga Desember 2021 capaian vaksinasi di daerah itu 100 persen.
Ia terus berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh pihak terkait lainnya dalam percepatan vaksinasi COVID-19 dengan harapan vaksinasi sesuai target.
Ratusan peziarah sudah memadati lokasi makam di Pesantren Tebuireng. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Di lokasi makam itu, selain terdapat makam mantan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, juga ada kakeknya, tokoh organisasi Islam Nahdlatul Ulama K.H. Hasyim Asy'ari, ayahandanya yang juga tokoh nasional K.H. Wahid Hasyim, adik Gus Dur yang juga pengasuh Pesantren Tebuireng sebelumnya, K.H. Shalahudin Wahid dan anggota keluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021