Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan, diprediksi menguat mengikuti kenaikan bursa saham global.
IHSG pagi ini menguat 26,78 poin atau 0,41 persen ke posisi 6.618,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,22 poin atau 0,65 persen ke posisi 958,81.
"IHSG pada awal pekan ini berpotensi menguat terbatas, bergerak pada rentang 6.570-6.620," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Fokus investor beralih ke laporan keuangan kuartal III 2021 emiten dalam negeri yang mulai banyak dirilis dan pergerakan harga komoditas sebagai katalis pergerakan indeks.
Investor juga akan mencermati hasil rapat beberapa bank sentral global di antaranya The Federal Reserve, Reserve Bank of Australia (RBA), dan Bank of England (BoE).
Pada perdagangan pekan terakhir Oktober (29/10) lalu, bursa ekuitas AS ditutup menguat ke rekor tertinggi, seiring kenaikan saham Microsoft mengimbangi penurunan saham Amazon dan Apple.
Sebanyak 279 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan hasil hingga Jumat (29/10), dengan 82,1 persen telah melampaui ekspektasi pendapatan.
Namun, laporan pendapatan yang mengecewakan mendorong penurunan saham Apple (-1,81 persen) dan Amazon (-2,15 persen).
Sementara, dampak masalah rantai pasokan dan tenaga kerja yang mempengaruhi ekspektasi penjualan turut menjadi sentimen negatif.
Di sisi lain, pelaku pasar mencermati perkembangan rencana tapering pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed selanjutnya pada 2-3 November 2021.
Dari Eropa, sektor keuangan mendorong penguatan saham seiring kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Eropa Selatan dan spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa akan memperketat kebijakan pada pertengahan 2022.
Di Asia, PMI Manufaktur China kembali terkoreksi ke level 49,2 dibandingkan September 49,6, sementara PMI non-manufaktur masih ekspansif di level 52,4 dibandingkan September 53,2. Di sisi lain, produksi industri Jepang kembali terkoreksi 5,4 persen (mom).
Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (31/10) kemarin mencapai 523 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,24 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 17 kasus sehingga totalnya mencapai 143.405 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 497 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,09 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 12.318 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 119,66 juta orang dan vaksin dosis kedua 73,7 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 654,32 poin atau 2,26 persen ke 29.547,01, indeks Hang Seng turun 192,78 atau 0,76 persen ke 25.428,68, dan indeks Straits Times meningkat 22,55 poin atau 0,71 persen ke 3.220,72.
Baca juga: OJK prediksi tren pertumbuhan pasar modal berlanjut pada 2022
Baca juga: BEI catat jumlah IPO di Indonesia 2021 tertinggi se-ASEAN
Baca juga: IHSG BEI ditutup menguat karena aksi spekulasi beli investor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
IHSG pagi ini menguat 26,78 poin atau 0,41 persen ke posisi 6.618,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,22 poin atau 0,65 persen ke posisi 958,81.
"IHSG pada awal pekan ini berpotensi menguat terbatas, bergerak pada rentang 6.570-6.620," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Fokus investor beralih ke laporan keuangan kuartal III 2021 emiten dalam negeri yang mulai banyak dirilis dan pergerakan harga komoditas sebagai katalis pergerakan indeks.
Investor juga akan mencermati hasil rapat beberapa bank sentral global di antaranya The Federal Reserve, Reserve Bank of Australia (RBA), dan Bank of England (BoE).
Pada perdagangan pekan terakhir Oktober (29/10) lalu, bursa ekuitas AS ditutup menguat ke rekor tertinggi, seiring kenaikan saham Microsoft mengimbangi penurunan saham Amazon dan Apple.
Sebanyak 279 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan hasil hingga Jumat (29/10), dengan 82,1 persen telah melampaui ekspektasi pendapatan.
Namun, laporan pendapatan yang mengecewakan mendorong penurunan saham Apple (-1,81 persen) dan Amazon (-2,15 persen).
Sementara, dampak masalah rantai pasokan dan tenaga kerja yang mempengaruhi ekspektasi penjualan turut menjadi sentimen negatif.
Di sisi lain, pelaku pasar mencermati perkembangan rencana tapering pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed selanjutnya pada 2-3 November 2021.
Dari Eropa, sektor keuangan mendorong penguatan saham seiring kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Eropa Selatan dan spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa akan memperketat kebijakan pada pertengahan 2022.
Di Asia, PMI Manufaktur China kembali terkoreksi ke level 49,2 dibandingkan September 49,6, sementara PMI non-manufaktur masih ekspansif di level 52,4 dibandingkan September 53,2. Di sisi lain, produksi industri Jepang kembali terkoreksi 5,4 persen (mom).
Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (31/10) kemarin mencapai 523 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,24 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 17 kasus sehingga totalnya mencapai 143.405 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 497 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,09 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 12.318 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 119,66 juta orang dan vaksin dosis kedua 73,7 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 654,32 poin atau 2,26 persen ke 29.547,01, indeks Hang Seng turun 192,78 atau 0,76 persen ke 25.428,68, dan indeks Straits Times meningkat 22,55 poin atau 0,71 persen ke 3.220,72.
Baca juga: OJK prediksi tren pertumbuhan pasar modal berlanjut pada 2022
Baca juga: BEI catat jumlah IPO di Indonesia 2021 tertinggi se-ASEAN
Baca juga: IHSG BEI ditutup menguat karena aksi spekulasi beli investor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021