Emas turun tajam ke level terendah dalam lebih dari seminggu pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tertekan oleh dolar yang lebih kuat setelah data AS menunjukkan inflasi tetap panas bulan lalu, menempatkan fokus kembali pada pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok 18,7 dolar AS atau 1,04 persen, menjadi ditutup pada 1.783,90 dolar AS per ounce. Emas turun sekitar 0,7 persen untuk minggu ini, tetapi naik 1,5 persen selama Oktober.
Sehari sebelumnya, Kamis (28/10), emas berjangka terkerek 3,8 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.802,60 dolar AS, setelah menguat 5,4 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.798,80 dolar AS pada Rabu (27/10), dan merosot 13,4 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1,793,40 dolar AS pada Selasa (26/10).
Data belanja konsumen memicu kekhawatiran tentang tindakan kebijakan moneter agresif dari The Fed untuk memerangi lonjakan harga-harga, mengirim imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun AS naik setinggi 1,6190 persen, dan dolar AS melonjak 0,8 persen.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (29/10) bahwa belanja konsumen AS naik 0,6 persen pada September karena inflasi dan kekurangan pasokan memburuk. Sementara itu, pendapatan pribadi merosot satu persen.
"Pedagang di seluruh pasar global telah secara agresif meningkatkan prospek mereka untuk pengetatan kebijakan, karena krisis energi dan rantai pasokan mendorong inflasi lebih tinggi, mendorong para pelaku pasar memperkirakan risiko keluar yang lebih cepat," kata analis di TD Securities dalam sebuah catatan.
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar naik, mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
The Fed diperkirakan akan mengumumkan kapan akan mulai melakukan tapering pada akhir pertemuan kebijakan moneter 2-3 November.
"Tidak ada apa pun yang dapat menghentikan penurunan emas saat ini," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, menambahkan bahwa dana-dana menjadi penjual aktif setiap kali emas melintasi level kunci 1.800 dolar AS per ounce.
Di sisi fisik, emas dijual dengan harga premium di India minggu ini karena konsumen berbondong-bondong ke pengecer menjelang festival besar minggu depan.
Logam mulia lainnya, pPerak untuk pengiriman Desember turun 17,1 sen atau 0,71 persen, menjadi ditutup pada 23,949 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 3,2 dolar AS atau 0,31 persen, menjadi ditutup pada 1.020,70 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas naik 3,8 dolar, setelah "greenback" jatuh dan ekonomi AS melambat
Baca juga: Harga emas naik, imbal hasil obligasi AS melemah, fokus pertemuan ECB, BOJ
Baca juga: Harga emas terdongkrak 5,4 dolar karena imbal hasil AS dan "greenback" jatuh
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok 18,7 dolar AS atau 1,04 persen, menjadi ditutup pada 1.783,90 dolar AS per ounce. Emas turun sekitar 0,7 persen untuk minggu ini, tetapi naik 1,5 persen selama Oktober.
Sehari sebelumnya, Kamis (28/10), emas berjangka terkerek 3,8 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.802,60 dolar AS, setelah menguat 5,4 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.798,80 dolar AS pada Rabu (27/10), dan merosot 13,4 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1,793,40 dolar AS pada Selasa (26/10).
Data belanja konsumen memicu kekhawatiran tentang tindakan kebijakan moneter agresif dari The Fed untuk memerangi lonjakan harga-harga, mengirim imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun AS naik setinggi 1,6190 persen, dan dolar AS melonjak 0,8 persen.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (29/10) bahwa belanja konsumen AS naik 0,6 persen pada September karena inflasi dan kekurangan pasokan memburuk. Sementara itu, pendapatan pribadi merosot satu persen.
"Pedagang di seluruh pasar global telah secara agresif meningkatkan prospek mereka untuk pengetatan kebijakan, karena krisis energi dan rantai pasokan mendorong inflasi lebih tinggi, mendorong para pelaku pasar memperkirakan risiko keluar yang lebih cepat," kata analis di TD Securities dalam sebuah catatan.
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar naik, mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
The Fed diperkirakan akan mengumumkan kapan akan mulai melakukan tapering pada akhir pertemuan kebijakan moneter 2-3 November.
"Tidak ada apa pun yang dapat menghentikan penurunan emas saat ini," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, menambahkan bahwa dana-dana menjadi penjual aktif setiap kali emas melintasi level kunci 1.800 dolar AS per ounce.
Di sisi fisik, emas dijual dengan harga premium di India minggu ini karena konsumen berbondong-bondong ke pengecer menjelang festival besar minggu depan.
Logam mulia lainnya, pPerak untuk pengiriman Desember turun 17,1 sen atau 0,71 persen, menjadi ditutup pada 23,949 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 3,2 dolar AS atau 0,31 persen, menjadi ditutup pada 1.020,70 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas naik 3,8 dolar, setelah "greenback" jatuh dan ekonomi AS melambat
Baca juga: Harga emas naik, imbal hasil obligasi AS melemah, fokus pertemuan ECB, BOJ
Baca juga: Harga emas terdongkrak 5,4 dolar karena imbal hasil AS dan "greenback" jatuh
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021