Lifter Maria Magdalena mengemukakan hasratnya untuk bisa diangkat menjadi pegawai tetap di Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, seusai mempersembahkan medali emas angkat berat putri di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
"Baru tiga tahun terakhir ini saya jadi pegawai honorer. Berharap banget bisa jadi pegawai tetap," kata Maria Magdalena di Jayapura, Rabu.
Tampil di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kabupaten Jayapura, Magdalena menebus emas dengan mencatatkan total angkatan 657,5kg di kelas 84kg putri yang dikumpulkan dari squat 240kg, bench press 180kg dan dead lift 237,5kg.
Honorer di Dinas Pemuda dan Olahraga Pemkab Kuningan itu sempat mengkhawatirkan kondisi cedera lutut kanan akibat kesalahan teknis saat berlatih jelang PON Papua pada Februari 2021.
"Sebelum ke Papua, saya ada cedera lutut sebelah kanan. Tapi selama tampil di panggung saya lawan sakitnya. Saya hanya berpikir kalau saya pasti bisa," katanya.
Sebagian pendapatan dari pekerjaan rutin sebagai honorer dimanfaatkan Magdalena untuk menjalani terapi pemulihan cedera. "Dalam seminggu, bisa dua sampai tiga kali terapi," katanya.
Magdalena berharap seluruh pengorbanan yang ia jalani selama persiapan hingga pertandingan PON Papua bisa menjadi pertimbangan Pemkab Kuningan untuk mengangkat karirnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Mudah-mudahan jadi pertimbangan ya prestasi saya hari ini," katanya.
Baca juga: Maria Magdalena sumbang Jabar dengan emas angkat berat PON XX
Baca juga: Lifter Jabar berebut emas angkat berat 72kg putri PON Papua
Baca juga: Putri Jawa Barat dan Lampung bersaing ketat di angkat berat PON Papua
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Baru tiga tahun terakhir ini saya jadi pegawai honorer. Berharap banget bisa jadi pegawai tetap," kata Maria Magdalena di Jayapura, Rabu.
Tampil di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kabupaten Jayapura, Magdalena menebus emas dengan mencatatkan total angkatan 657,5kg di kelas 84kg putri yang dikumpulkan dari squat 240kg, bench press 180kg dan dead lift 237,5kg.
Honorer di Dinas Pemuda dan Olahraga Pemkab Kuningan itu sempat mengkhawatirkan kondisi cedera lutut kanan akibat kesalahan teknis saat berlatih jelang PON Papua pada Februari 2021.
"Sebelum ke Papua, saya ada cedera lutut sebelah kanan. Tapi selama tampil di panggung saya lawan sakitnya. Saya hanya berpikir kalau saya pasti bisa," katanya.
Sebagian pendapatan dari pekerjaan rutin sebagai honorer dimanfaatkan Magdalena untuk menjalani terapi pemulihan cedera. "Dalam seminggu, bisa dua sampai tiga kali terapi," katanya.
Magdalena berharap seluruh pengorbanan yang ia jalani selama persiapan hingga pertandingan PON Papua bisa menjadi pertimbangan Pemkab Kuningan untuk mengangkat karirnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Mudah-mudahan jadi pertimbangan ya prestasi saya hari ini," katanya.
Baca juga: Maria Magdalena sumbang Jabar dengan emas angkat berat PON XX
Baca juga: Lifter Jabar berebut emas angkat berat 72kg putri PON Papua
Baca juga: Putri Jawa Barat dan Lampung bersaing ketat di angkat berat PON Papua
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021