Lifter putri Jawa Barat Siti Heroni menyebut lifter asal Lampung Sari Noviana sebagai pesaing terkuat saat tampil di angkat besi kelas 63kg putri di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, Selasa.
"Di babak dead lift itu benar-benar situasi yang menegangkan sekali. Atlet Lampung memang yang paling saya waspadai," kata Siti Heroni kepada Antara di Jayapura.
Tampil di Auditorium Universitas Cenderawasih Jayapura, lifter kelahiran 13 Maret 1995 itu mencatat angkatan terbaik babak squat 225kg, bench press 147,5kg dan dead lift 207,5kg.
Sementara lifter dari Lampung Sari Noviana finis sebagai runner up setelah terpaut selisih total angkatan 5kg dari Siti. Sari menaklukan angkatan babak squat 215kg, bench press 145kg dan dead lift 215kg.
Persaingan keduanya tampak sejak babak squat, namun Oni - panggilan karib Siti Heroni selalu berhasil mengungguli capaian angkatan Sari yang terpaut 7kg hingga 10kg lebih berat.
Pun saat percobaan angkatan awal babak bench press. Oni meraih angkatan 140kg sementara Sari di angka 130kg. Pada percobaan kedua saat barbel Oni ditambah menjadi 147,5kg ia gagal. Justru sang lawan sukses mengangkat 140kg.
"Baru di percobaan ketiga dead lift saya mengangkat 147,5kg. Lampung di 145kg," kata Oni.
Beranjak ke babak dead lift, Lampung tampil lebih agresif dengan memasang barbel seberat 205kg dan berhasil ditaklukkan Sari pada percobaan pertama. "Waktu itu angkatan saya 200kg," kata Oni.
Poin Oni di babak adu kuat otot dada itu kembali dikalahkan Sari. Spekulasi angka barbel yang dipasang sang pelatih Jawa Barat seberat 207,5kg gagal ditaklukan Oni. Sari unggul dengan Raihan 8,5kg barbel yang lebih berat di percobaan kedua.
Beruntung angkatan Sari seberat 220kg di percobaan terakhir gagal diangkat. Sedangkan barbel seberat 207,5kg baru bisa diangkat Oni pada percobaan ketiga.
"Angkatan terbaik saya di dead lift kalah oleh Lampung. Saya 207,5kg, dia 215kg. Tapi saya menang berkat akumulasi angkatan di babak squat dan bench press," katanya.
Capaian Oni di babak bench press PON XX Papua sekaligus memecahkan rekor atas namanya sendiri 140kg yang pernah diraih pada Pra PON Jabar 2019.
Oni tampil sebagai atlet terkuat mengalahkan pesaing dari Lampung serta atlet lainnya harus pulang tanpa medali. Mereka adalah Sari Noviana dari Lampung, Maria Apriani dan Juanita dari Kalimantan Timur dan Elma Diana Yana yang mewakili tuan ruah.
"Oni memang tampil sebagai kuda hitam di nomor ini. Dia salah satu atlet yang tidak diunggulkan tapi berhasil mengalahkan atlet Lampung," kata pelatih angkat berat Jabar Usdi Permana.
Baca juga: Putri Jabar tambah emas dari kelas 64 kg angkat besi PON Papua
Baca juga: Lifter asal Jabar ukir rekor dunia di Kejuaraan Dunia Remaja U-17
Baca juga: Lifter Windy Cantika sumbang emas untuk kontingen Jabar di PON XX Papua
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Di babak dead lift itu benar-benar situasi yang menegangkan sekali. Atlet Lampung memang yang paling saya waspadai," kata Siti Heroni kepada Antara di Jayapura.
Tampil di Auditorium Universitas Cenderawasih Jayapura, lifter kelahiran 13 Maret 1995 itu mencatat angkatan terbaik babak squat 225kg, bench press 147,5kg dan dead lift 207,5kg.
Sementara lifter dari Lampung Sari Noviana finis sebagai runner up setelah terpaut selisih total angkatan 5kg dari Siti. Sari menaklukan angkatan babak squat 215kg, bench press 145kg dan dead lift 215kg.
Persaingan keduanya tampak sejak babak squat, namun Oni - panggilan karib Siti Heroni selalu berhasil mengungguli capaian angkatan Sari yang terpaut 7kg hingga 10kg lebih berat.
Pun saat percobaan angkatan awal babak bench press. Oni meraih angkatan 140kg sementara Sari di angka 130kg. Pada percobaan kedua saat barbel Oni ditambah menjadi 147,5kg ia gagal. Justru sang lawan sukses mengangkat 140kg.
"Baru di percobaan ketiga dead lift saya mengangkat 147,5kg. Lampung di 145kg," kata Oni.
Beranjak ke babak dead lift, Lampung tampil lebih agresif dengan memasang barbel seberat 205kg dan berhasil ditaklukkan Sari pada percobaan pertama. "Waktu itu angkatan saya 200kg," kata Oni.
Poin Oni di babak adu kuat otot dada itu kembali dikalahkan Sari. Spekulasi angka barbel yang dipasang sang pelatih Jawa Barat seberat 207,5kg gagal ditaklukan Oni. Sari unggul dengan Raihan 8,5kg barbel yang lebih berat di percobaan kedua.
Beruntung angkatan Sari seberat 220kg di percobaan terakhir gagal diangkat. Sedangkan barbel seberat 207,5kg baru bisa diangkat Oni pada percobaan ketiga.
"Angkatan terbaik saya di dead lift kalah oleh Lampung. Saya 207,5kg, dia 215kg. Tapi saya menang berkat akumulasi angkatan di babak squat dan bench press," katanya.
Capaian Oni di babak bench press PON XX Papua sekaligus memecahkan rekor atas namanya sendiri 140kg yang pernah diraih pada Pra PON Jabar 2019.
Oni tampil sebagai atlet terkuat mengalahkan pesaing dari Lampung serta atlet lainnya harus pulang tanpa medali. Mereka adalah Sari Noviana dari Lampung, Maria Apriani dan Juanita dari Kalimantan Timur dan Elma Diana Yana yang mewakili tuan ruah.
"Oni memang tampil sebagai kuda hitam di nomor ini. Dia salah satu atlet yang tidak diunggulkan tapi berhasil mengalahkan atlet Lampung," kata pelatih angkat berat Jabar Usdi Permana.
Baca juga: Putri Jabar tambah emas dari kelas 64 kg angkat besi PON Papua
Baca juga: Lifter asal Jabar ukir rekor dunia di Kejuaraan Dunia Remaja U-17
Baca juga: Lifter Windy Cantika sumbang emas untuk kontingen Jabar di PON XX Papua
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021