Tim Jawa Barat menilai protokol kesehatan (Prokes) diterapkan dengan sangat ketat dalam pelaksanaan pertandingan cabang olahraga taekwondo Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua di kawasan Gelanggang Olahraga Politeknik Penerbangan Kayu Batu, Kota Jayapura.
“Ya panitia PB PON XX Papua menerapkan Prokes yang sangat ketat, bahkan ada dua pelatih asing yang minta menginap di hotel lain tidak diizinkan oleh panitia, mereka hanya diberikan ruangan berbeda tapi masih satu lokasi di kawasan wisma atlet,” kata pelatih tim taekwondo Jabar, Megi Firdaus, seperti dikutip dari InfoPublik, Jumat
Megi Firdaus menjelaskan, Prokes ketat sudah diterapkan sejak rombongan kontingen tiba di bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, dan menginap di wisma atlet oleh Laison Officer (LO) Panitia Besar (PB) PON XX Papua.
"Penerapan protokol ketat juga dilakukan panitia PON selama masa pertandingan di GOR Politeknik Penerbangan Kayu Batu," katanya.
Panitia, kata dia, sangat membatasi jumlah atlet dan official, termasuk pelatih yang hadir dalam setiap pertandingan untuk mencegah terjadinya kerumunan di venue yang tidak terlalu luas tersebut.
“Sebelumnya pada awal pertandingan (babak penyisihan) seluruh tim dan official bisa hadir di venue, tetapi esoknya dibatasi hanya tiga orang tiap kontingen yang bertanding supaya tidak ada kerumunan lagi dan atlet juga lebih konsentrasi ke pertandingan,” katanya.
Tak hanya itu, panitia juga membatasi pergerakan para atlet dan official setiap kontingen, yang hanya membolehkan mereka berada di wisma atlet selama pertandingan.
Megi mengapresiasi penegakan Prokes ketat tersebut karena membuat atlet yang bertanding tidak khawatir terhadap kondisi kesehatan mereka selama pertandingan hingga kepulangannya di masa Pandemi COVID-19 ini.
“Kami langsung diantar ke wisma atlet begitu pertandingan usai, tidak boleh bepergian keluar wisma atlet, apalagi jalan-jalan selama pertandingan. Ini berlaku untuk semua atlet yang bertanding. Jadi kita merasa aman walau agak bosan karena tidak bisa kemana-mana,” kata Megi.
Kendati begitu, dia mengaku dirinya dan rombongan kontingen Taekwondo Jabar sudah berjalan-jalan keliling Kota Jayapura hingga ke kawasan Skow, perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan Papua Nugini.
“Ya jalan-jalan baru bisa dilakukan setelah pertandingan berakhir setelah kami tes swab, itu juga ada tim kesehatan yang datang ke wisma atlet. kami juga sudah menyiapkan tim kesehatan sendiri dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, jadi Prokes berjalan ketat dan hasil tes swab PCR kami semua negatif,” tutur dia.
Baca juga: Atlet pelatnas gagal rebut emas PON akan dievaluasi, termasuk Jabar
Baca juga: Jabar pertahankan juara umum taekwondo
Baca juga: Adam Yazid Ferdyansyah sumbang emas taekwondo untuk Jawa Barat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
“Ya panitia PB PON XX Papua menerapkan Prokes yang sangat ketat, bahkan ada dua pelatih asing yang minta menginap di hotel lain tidak diizinkan oleh panitia, mereka hanya diberikan ruangan berbeda tapi masih satu lokasi di kawasan wisma atlet,” kata pelatih tim taekwondo Jabar, Megi Firdaus, seperti dikutip dari InfoPublik, Jumat
Megi Firdaus menjelaskan, Prokes ketat sudah diterapkan sejak rombongan kontingen tiba di bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, dan menginap di wisma atlet oleh Laison Officer (LO) Panitia Besar (PB) PON XX Papua.
"Penerapan protokol ketat juga dilakukan panitia PON selama masa pertandingan di GOR Politeknik Penerbangan Kayu Batu," katanya.
Panitia, kata dia, sangat membatasi jumlah atlet dan official, termasuk pelatih yang hadir dalam setiap pertandingan untuk mencegah terjadinya kerumunan di venue yang tidak terlalu luas tersebut.
“Sebelumnya pada awal pertandingan (babak penyisihan) seluruh tim dan official bisa hadir di venue, tetapi esoknya dibatasi hanya tiga orang tiap kontingen yang bertanding supaya tidak ada kerumunan lagi dan atlet juga lebih konsentrasi ke pertandingan,” katanya.
Tak hanya itu, panitia juga membatasi pergerakan para atlet dan official setiap kontingen, yang hanya membolehkan mereka berada di wisma atlet selama pertandingan.
Megi mengapresiasi penegakan Prokes ketat tersebut karena membuat atlet yang bertanding tidak khawatir terhadap kondisi kesehatan mereka selama pertandingan hingga kepulangannya di masa Pandemi COVID-19 ini.
“Kami langsung diantar ke wisma atlet begitu pertandingan usai, tidak boleh bepergian keluar wisma atlet, apalagi jalan-jalan selama pertandingan. Ini berlaku untuk semua atlet yang bertanding. Jadi kita merasa aman walau agak bosan karena tidak bisa kemana-mana,” kata Megi.
Kendati begitu, dia mengaku dirinya dan rombongan kontingen Taekwondo Jabar sudah berjalan-jalan keliling Kota Jayapura hingga ke kawasan Skow, perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan Papua Nugini.
“Ya jalan-jalan baru bisa dilakukan setelah pertandingan berakhir setelah kami tes swab, itu juga ada tim kesehatan yang datang ke wisma atlet. kami juga sudah menyiapkan tim kesehatan sendiri dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, jadi Prokes berjalan ketat dan hasil tes swab PCR kami semua negatif,” tutur dia.
Baca juga: Atlet pelatnas gagal rebut emas PON akan dievaluasi, termasuk Jabar
Baca juga: Jabar pertahankan juara umum taekwondo
Baca juga: Adam Yazid Ferdyansyah sumbang emas taekwondo untuk Jawa Barat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021