Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Bogor mendorong ekonomi kreatif tumbuh di masa Pelonggaran PPKM Level 3 dengan pemberdayaan perempuan lewat gerakkan kreasi produk olahan tempe di Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan.

Wakil Ketua I TP PKK Kota Bogor yang juga istri Wakil Wali Kota Bogor, Yantie Rachim, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, mengatakan ikut menyeleksi tempe terbaik hasil olahan sejumlah ibu-ibu agar layak dipasarkan.

Yantie Rachim menjadi juri dalam kegiatan Lomba 10 Kreasi Olahan Tempe yang diprakarsai Tim Penggerak PKK Kota Bogor bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor tersebut, Kamis (30/9).

Berdasarkan penilaian dewan juri, tiga peserta terpilih sebagai yang terbaik, yaitu Rahmayati dan Yanti dengan kreasi gulai tempe, kemudian Sri Manah dan Siti Aisah dengan kreasi olahan pai tempe. Terakhir, Siti rukoyah dan Cucu dengan kreasi mochi tempe.

Ia menyatakan, kehadirannya dalam lomba tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap pemberdayaan warga Bojongkerta dan mendorongnya menjadikan Kelurahan Bojongkerta sebagai Kampung Tempe.

Kepala DP3A Kota Bogor, Iceu Pujiati yang hadir dalam lomba tersebut, mengatakan pelatihan dan pemberdayaan yang disinergikan dengan kegiatan lomba kreasi tempe bagi para ibu binaan ini, diharapkan meningkatkan kesejahteraan keluarganya masing-masing dan kepada masyarakat sekitarnya.

"Semoga konsep ini menjadikan Kelurahan Bojongkerta sebagai kelurahan pertama yang menjadi kampung tempe. Insya Allah akan melibatkan semua pihak terkait akan dibuat konsepnya bersama-sama, termasuk warga Kelurahan Bojongkerta," kata Iceu.

Sementara itu, Lurah Bojongkerta, Harry Cahyadi  berharap ke depan kegiatan ini berkesinambungan sehingga Kelurahan Bojongkerta menjadi sentra tempe Kota Bogor bisa terwujud. Lomba kreasi tempe kali ini, kata dia, menjadi motivasi para ibu binaan.

"Para peserta yang merupakan para ibu binaan berkomitmen dan berikhtiar, semoga ke depan Kelurahan Bojongkerta menjadi sentra tempe," katanya.

Ketua Indonesian Tempe Movement, Wida Winarno menyampaikan sosialisasi terkait tempe yang dinilai sebagai super food yang sudah dikenal ke seluruh penjuru dunia, sehingga ibu-ibu di Bojongkerta sangat baik menangkap peluang ini.

"Baru beberapa minggu dilaksanakan pelatihan pembuatan tempe, ternyata langsung bisa membuat kuliner berbahan tempe dengan tampilan yang menggugah selera," kata Wida.

Tempe bukan sekedar makanan biasa yang dijual di warung dan dikonsumsi. Di luar negeri tempe dilihat sebagai sesuatu makanan yang spesial dan eksotis.

"Bojongkerta menurut saya memiliki keunggulan beberapa langkah dibandingkan daerah lain. Belum lama praktik membuat tempe, dicoba-coba terus dan di masa pandemi langsung lompat ke lomba kreasi tempe. Semoga dari Bojongkerta penilaian orang-orang terhadap tempe seperti penilaian orang-orang di luar negeri," ungkapnya.

Baca juga: Stok vaksin COVID-19 di Kota Bogor ada 110 ribu dosis

Baca juga: Dewan Kota Bogor dorong kebijakan vaksinasi anak di bawah 12 tahun
 

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021