Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ditutup melemah di tengah fluktuasi bursa saham Asia.
IHSG melemah 22,32 poin atau 0,36 persen ke posisi 6.122,5. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,94 poin atau 0,57 persen ke posisi 861,31.
"Melemahnya IHSG tampaknya terpengaruh sentimen eksternal. Pergerakan pasar saham Asia bergerak fluktuatif, tampaknya terbebani kondisi di China saat ini di mana sebelumnya pasar mengkhawatirkan efek domino dari krisis utang Evergrande Group," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
JP Morgan memprediksi otoritas China mengizinkan pengurangan utang atau deleveraging sektor properti untuk mengurangi moral hazard tetapi yakin mereka akan secara aktif mengelola restrukturisasi dan secara efektif membatasi dampak ke finansial.
Selanjutnya pasar dikejutkan krisis energi di China di mana provinsi utara kini dilanda pemadaman listrik. Pasar khawatir ini akan menjadi krisis baru di China dimana telah terjadi pemadaman listrik di Provinsi Guangdong, pusat industri, lalu Liaoning, Jilin dan Heilongjiang dan juga akan berdampak dengan pemadaman air. Kelangkaan energi yang terjadi tentunya ini akan mengganggu aktivitas produksi.
Selain itu, sikap pasar cenderung berhati-hati karena lonjakan harga minyak ke level tertinggi dalam tiga tahun yang mengobarkan ketakutan inflasi. Goldman Sachs mengatakan defisit pasokan-permintaan minyak global saat ini lebih besar dari yang diharapkan, dengan pemulihan permintaan global dari dampak varian delta bahkan lebih cepat dari perkiraan.
Dibuka melemah, IHSG tak lama menguat lalu turun kembali hingga akhir sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor meningkat dimana sektor transportasi & logistik naik paling tinggi yaitu 1,99 persen, diikuti sektor energi dan sektor perindustrian masing-masing 1,45 persen dan 0,91 persen.
Sedangkan tujuh sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 0,84 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor infrastruktur masing-masing minus 0,72 persen.
Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing sebesar Rp355,71 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.401.298 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 25,75 miliar lembar saham senilai Rp11,65 triliun. Sebanyak 206 saham naik, 314 saham menurun, dan 148 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 8,75 poin atau 0,03 persen ke 30.240,06, indeks Hang Seng naik 16,62 poin atau 0,07 persen ke 24.208,78, dan indeks Straits Times meningkat 39,97 poin atau 1,31 persen ke 3.101,32.
Baca juga: IHSG BEI awal pekan diprediksi datar seiring minimnya sentimen domestik
Baca juga: IHSG Senin pagi dibuka melemah 3,35 poin
Baca juga: IHSG BEI akhir pekan ditutup menguat ditopang aksi beli asing
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
IHSG melemah 22,32 poin atau 0,36 persen ke posisi 6.122,5. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,94 poin atau 0,57 persen ke posisi 861,31.
"Melemahnya IHSG tampaknya terpengaruh sentimen eksternal. Pergerakan pasar saham Asia bergerak fluktuatif, tampaknya terbebani kondisi di China saat ini di mana sebelumnya pasar mengkhawatirkan efek domino dari krisis utang Evergrande Group," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
JP Morgan memprediksi otoritas China mengizinkan pengurangan utang atau deleveraging sektor properti untuk mengurangi moral hazard tetapi yakin mereka akan secara aktif mengelola restrukturisasi dan secara efektif membatasi dampak ke finansial.
Selanjutnya pasar dikejutkan krisis energi di China di mana provinsi utara kini dilanda pemadaman listrik. Pasar khawatir ini akan menjadi krisis baru di China dimana telah terjadi pemadaman listrik di Provinsi Guangdong, pusat industri, lalu Liaoning, Jilin dan Heilongjiang dan juga akan berdampak dengan pemadaman air. Kelangkaan energi yang terjadi tentunya ini akan mengganggu aktivitas produksi.
Selain itu, sikap pasar cenderung berhati-hati karena lonjakan harga minyak ke level tertinggi dalam tiga tahun yang mengobarkan ketakutan inflasi. Goldman Sachs mengatakan defisit pasokan-permintaan minyak global saat ini lebih besar dari yang diharapkan, dengan pemulihan permintaan global dari dampak varian delta bahkan lebih cepat dari perkiraan.
Dibuka melemah, IHSG tak lama menguat lalu turun kembali hingga akhir sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor meningkat dimana sektor transportasi & logistik naik paling tinggi yaitu 1,99 persen, diikuti sektor energi dan sektor perindustrian masing-masing 1,45 persen dan 0,91 persen.
Sedangkan tujuh sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 0,84 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor infrastruktur masing-masing minus 0,72 persen.
Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing sebesar Rp355,71 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.401.298 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 25,75 miliar lembar saham senilai Rp11,65 triliun. Sebanyak 206 saham naik, 314 saham menurun, dan 148 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 8,75 poin atau 0,03 persen ke 30.240,06, indeks Hang Seng naik 16,62 poin atau 0,07 persen ke 24.208,78, dan indeks Straits Times meningkat 39,97 poin atau 1,31 persen ke 3.101,32.
Baca juga: IHSG BEI awal pekan diprediksi datar seiring minimnya sentimen domestik
Baca juga: IHSG Senin pagi dibuka melemah 3,35 poin
Baca juga: IHSG BEI akhir pekan ditutup menguat ditopang aksi beli asing
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021