Nahdlatul Ulama segera menggelar Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar pada 25-26 September 2021 yang di dalamnya menyoroti masalah-masalah dalam negeri seperti kesehatan, politik hukum keamanan (polhukam), pendidikan, hingga kesejahteraan rakyat (kesra).
"Mayoritas tentang masalah negara dan bangsa terkini. Mulai dari urusan keumatan seperti dakwah digital (Waqi'iyah), isu tematik (Maudzuiyah), maupun masalah-masalah hukum (Qanuniyah) terkini," ujar Ketua Dewan Pengarah Munas-Konbes NU Ahmad Ishomuddin dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Ishom mengatakan Munas dan Konbes NU digelar di Jakarta. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Munas-Konbes hanya mengundang 250 pengurus dan warga Nahdliyin, termasuk Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang merupakan Mustayar (Dewan Penasihat) NU.
Menurutnya, forum tertinggi kedua di bawah Muktamar NU ini akan memberikan berbagai rekomendasi penyelesaian persoalan kepada pemerintah pada setiap bidang.
Di bidang kesehatan, forum akan membahas persoalan dari sisi hulu, tengah, dan hilir mulai dari sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan, proses vaksinasi massal, hingga pentingnya pembenahan sistem kesehatan nasional.
Pada bidang polhukam, kepemimpinan dan kebijakan pemerintah selama masa pandemi COVID-19 juga akan disorot. Selain itu, di bidang kesra juga akan disorot soal dampak pandemi COVID-19 yang telah menghajar kelompok masyarakat menengah ke bawah.
"Kemiskinan dan pengangguran yang membengkak akibat pandemi, diharapkan dapat ditangani dengan pengerahan seluruh sumber daya pemerintah, baik melalui kebijakan, anggaran maupun gerakan," kata dia.
Sementara itu, Ketua Panitia Munas-Konbes Juri Ardiantoro menjelaskan Munas Alim Ulama biasa digelar untuk membahas masalah-masalah keagamaan yang menyangkut kehidupan umat dan bangsa.
Ada tiga poin yang dibahas dalam Munas yakni pembahasan masalah-masalah keagamaan aktual, masalah-masalah keagamaan tematik, masalah-masalah keagamaan berkaitan dengan perundang-undangan.
Sementara Konbes NU lebih membicarakan hal-hal terkait internal organisasi seperti pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamar, perkembangan program yang telah dijalankan, memutuskan Peraturan Organisasi, serta menerbitkan rekomendasi program selama lima tahun ke depan.
"Dalam Konbes NU ini terdapat tiga komisi pembahasan, yaitu komisi program, komisi organisasi, dan komisi rekomendasi," kata dia.
Menurut dia, seiring perkembangan COVID-19 yang mulai melandai, penyelenggaraan digelar secara luring terbatas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat di Hotel Sahid Jakarta.
Baca juga: Tokoh muda NU sebut silaturahmi nasional sebagai tabayyun dalam jaga NKRI
Baca juga: Konferensi MWC NU Kota Bogor digelar secara marathon
Baca juga: Satgas NU Peduli COVID-19 jadikan pemberantasan hoaks program prioritas
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Mayoritas tentang masalah negara dan bangsa terkini. Mulai dari urusan keumatan seperti dakwah digital (Waqi'iyah), isu tematik (Maudzuiyah), maupun masalah-masalah hukum (Qanuniyah) terkini," ujar Ketua Dewan Pengarah Munas-Konbes NU Ahmad Ishomuddin dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Ishom mengatakan Munas dan Konbes NU digelar di Jakarta. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Munas-Konbes hanya mengundang 250 pengurus dan warga Nahdliyin, termasuk Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang merupakan Mustayar (Dewan Penasihat) NU.
Menurutnya, forum tertinggi kedua di bawah Muktamar NU ini akan memberikan berbagai rekomendasi penyelesaian persoalan kepada pemerintah pada setiap bidang.
Di bidang kesehatan, forum akan membahas persoalan dari sisi hulu, tengah, dan hilir mulai dari sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan, proses vaksinasi massal, hingga pentingnya pembenahan sistem kesehatan nasional.
Pada bidang polhukam, kepemimpinan dan kebijakan pemerintah selama masa pandemi COVID-19 juga akan disorot. Selain itu, di bidang kesra juga akan disorot soal dampak pandemi COVID-19 yang telah menghajar kelompok masyarakat menengah ke bawah.
"Kemiskinan dan pengangguran yang membengkak akibat pandemi, diharapkan dapat ditangani dengan pengerahan seluruh sumber daya pemerintah, baik melalui kebijakan, anggaran maupun gerakan," kata dia.
Sementara itu, Ketua Panitia Munas-Konbes Juri Ardiantoro menjelaskan Munas Alim Ulama biasa digelar untuk membahas masalah-masalah keagamaan yang menyangkut kehidupan umat dan bangsa.
Ada tiga poin yang dibahas dalam Munas yakni pembahasan masalah-masalah keagamaan aktual, masalah-masalah keagamaan tematik, masalah-masalah keagamaan berkaitan dengan perundang-undangan.
Sementara Konbes NU lebih membicarakan hal-hal terkait internal organisasi seperti pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamar, perkembangan program yang telah dijalankan, memutuskan Peraturan Organisasi, serta menerbitkan rekomendasi program selama lima tahun ke depan.
"Dalam Konbes NU ini terdapat tiga komisi pembahasan, yaitu komisi program, komisi organisasi, dan komisi rekomendasi," kata dia.
Menurut dia, seiring perkembangan COVID-19 yang mulai melandai, penyelenggaraan digelar secara luring terbatas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat di Hotel Sahid Jakarta.
Baca juga: Tokoh muda NU sebut silaturahmi nasional sebagai tabayyun dalam jaga NKRI
Baca juga: Konferensi MWC NU Kota Bogor digelar secara marathon
Baca juga: Satgas NU Peduli COVID-19 jadikan pemberantasan hoaks program prioritas
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021