Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan ditutup menguat diikuti aksi beli oleh investor asing.
IHSG menguat 23,3 poin atau 0,38 persen ke posisi 6.133,25. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,26 poin atau 0,03 persen ke posisi 862,44.
"Jelang akhir pekan, sentimen eksternal dan internal turut mempengaruhi pergerakan IHSG yang cenderung bergerak fluktuatif hari ini," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Dari eksternal, bursa regional Asia cenderung bergerak beragam di mana pasar masih terbebani penantian kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Hal itu seiring rilisnya data penjualan ritel AS pada Agustus yang membaik di mana naik dari bulan sebelumnya minus 1,8 persen menjadi 0,7 persen secara bulanan.
Data tersebut memberikan indikasi ketahanan konsumen mulai pulih sehingga pelaku pasar atau investor tampaknya menyikapi rilis tersebut dan memunculkan ekspektasi pengetatan moneter oleh The Fed pada tahun ini.
Sementara dari internal, pemerintah terus menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi. Membaiknya penanganan pandemi diharapkan akan menekan penyebaran kasus COVID-19
Pada tahun ini, program pemulihan ekonomi nasional (PEN) juga terus ditingkatkan untuk mendukung penanganan COVID-19.
Komitmen pemerintah ditunjukkan melalui refocusing APBN dalam mendorong peningkatan anggaran PEN 2021 menjadi sebesar Rp744,77 triliun.
Sebelumnya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan ekonomi diproyeksikan tumbuh 3,7 persen-4,5 persen pada akhir 2021 dan 5,2 persen pada 2022.
Dibuka melemah, IHSG bergerak bergerak variatif pada sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG terkoreksi pada awal-awal lalu bergerak naik dan terus berada di zona hijau ampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor meningkat dimana sektor teknologi naik paling tinggi yaitu 2,9 persen, diikuti sektor transportasi dan logistik dan sektor infrastruktur masing-masing 2,3 persen dan 1,16 persen.
Sedangkan, tiga sektor terkoreksi dimana sektor energi turun paling dalam yaitu minus 1,19 persen, diikuti sektor perindustrian dan sektor properti masing-masing minus 0,53 persen dan minus 0,14 persen.
Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp545,68 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.446.830 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 30,96 miliar lembar saham senilai Rp16,31 triliun. Sebanyak 216 saham naik, 295 saham menurun, dan 147 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 176,71 poin atau 0,58 persen ke 30.500,05, indeks Hang Seng naik 252,91 poin atau 1,03 persen ke 24.920,76, dan indeks Straits Times meningkat 0,72 poin atau 0,02 persen ke 3.065,26.
Baca juga: IHSG BEI ditutup stagnan di tengah aksi beli asing
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
IHSG menguat 23,3 poin atau 0,38 persen ke posisi 6.133,25. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,26 poin atau 0,03 persen ke posisi 862,44.
"Jelang akhir pekan, sentimen eksternal dan internal turut mempengaruhi pergerakan IHSG yang cenderung bergerak fluktuatif hari ini," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Dari eksternal, bursa regional Asia cenderung bergerak beragam di mana pasar masih terbebani penantian kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Hal itu seiring rilisnya data penjualan ritel AS pada Agustus yang membaik di mana naik dari bulan sebelumnya minus 1,8 persen menjadi 0,7 persen secara bulanan.
Data tersebut memberikan indikasi ketahanan konsumen mulai pulih sehingga pelaku pasar atau investor tampaknya menyikapi rilis tersebut dan memunculkan ekspektasi pengetatan moneter oleh The Fed pada tahun ini.
Sementara dari internal, pemerintah terus menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi. Membaiknya penanganan pandemi diharapkan akan menekan penyebaran kasus COVID-19
Pada tahun ini, program pemulihan ekonomi nasional (PEN) juga terus ditingkatkan untuk mendukung penanganan COVID-19.
Komitmen pemerintah ditunjukkan melalui refocusing APBN dalam mendorong peningkatan anggaran PEN 2021 menjadi sebesar Rp744,77 triliun.
Sebelumnya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan ekonomi diproyeksikan tumbuh 3,7 persen-4,5 persen pada akhir 2021 dan 5,2 persen pada 2022.
Dibuka melemah, IHSG bergerak bergerak variatif pada sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG terkoreksi pada awal-awal lalu bergerak naik dan terus berada di zona hijau ampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor meningkat dimana sektor teknologi naik paling tinggi yaitu 2,9 persen, diikuti sektor transportasi dan logistik dan sektor infrastruktur masing-masing 2,3 persen dan 1,16 persen.
Sedangkan, tiga sektor terkoreksi dimana sektor energi turun paling dalam yaitu minus 1,19 persen, diikuti sektor perindustrian dan sektor properti masing-masing minus 0,53 persen dan minus 0,14 persen.
Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp545,68 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.446.830 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 30,96 miliar lembar saham senilai Rp16,31 triliun. Sebanyak 216 saham naik, 295 saham menurun, dan 147 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 176,71 poin atau 0,58 persen ke 30.500,05, indeks Hang Seng naik 252,91 poin atau 1,03 persen ke 24.920,76, dan indeks Straits Times meningkat 0,72 poin atau 0,02 persen ke 3.065,26.
Baca juga: IHSG BEI ditutup stagnan di tengah aksi beli asing
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021