Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo mendorong Kalbar menjadikan sarang walet sebagai komoditas ekspor unggulan baru.
"Kami dorong sebagaimana arahan Presiden bagaimana keunggulan yang ada menjadi komoditas ekspor seperti sarang walet ini," ujarnya saat melakukan peninjauan terhadap produksi unit usaha pencucian sarang burung walet, PT Borneo Walet Lestari (BWL) di Jalan Wansagaf No. 22A, Kota Pontianak, Kalbar, Sabtu.
Ia mengatakan pihaknya akan menjajaki kerjasama dengan negara tujuan ekspor sarang walet dari Indonesia, sehingga pasarnya semakin lebar.
"Sarang walet sangat diminati. Selain China, ada 16 negara lainnya yang kita jajaki untuk kerjasama. Sehingga pasar semakin lebar," kata dia.
Selanjutnya ia mendorong anak muda untuk mengambil peranan di sektor pertanian termasuk di sarang walet.
"Terkait tantangan tentu ada namun terus dicarikan solusi secara bersama dari Kementan dan pemerintah daerah," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M. Munsif menyebutkan bahwa saat ini sudah ada empat perusahaan yang memproduksi usaha pencucian sarang burung walet di Kalbar. Menurutnya perusahaan tersebut tengah melakukan Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Hal itu sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 Jo. UU Nomor 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
"Perusahaan yang usahanya pada pencucian sarang burung walet di Kalbar di antaranya PT Faicheung Birdnest Industry, PT. Bao Yan Tang, PT Sakura Walet Kalimantan dan PT Borneo Walet Lestari," kata dia.
Ia menyebutkan bahwa pada 2021 produksi sarang walet di Kalbar sudah mencapai 5.160 kilogram. Sebanyak 252,3 kilogram atau 4,9 persen telah diekspor ke China oleh PT Faicheung Birdnest Industry.
"Dari catat sejauh ini juga masih 3.580 rumah walet di Kalbar belum teregistrasi," katanya.
Saat ini PT BWL yang dikunjungi Mentan RI selain melakukan usaha produksi pencucian sarang walet juga telah menghasilkan produk nutrisi remahan dan terian sarang burung walet berkualitas dengan merek Chun Yanwo dengan kemasan mulai 25 gram - 50 gram.
Sementara itu, Owner PT BWL Gulam M mengatakan bahwa perusahaan berdiri sejak dua tahun lalu. Saat ini produksinya 240 - 260 kilogram per bulan. Dengan hadirnya Mentan di tempat produksinya sangat menyambut baik dan merespon yang menjadi tantangan usahanya selama ini.
"Untuk pasar kami masih di Indonesia saja belum ekspor. Namun dengan hadirnya Mentan ke sini sangat merespon baik dan siap mendukung. Kami juga mengucapkan dukungan Pemrov Kalbar," katanya.
Baca juga: Indonesia fokus tingkatkan ekspor porang dan sarang burung walet
Baca juga: Perusahaan patungan RI-China bangun pabrik sarang walet di Shanghai
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kami dorong sebagaimana arahan Presiden bagaimana keunggulan yang ada menjadi komoditas ekspor seperti sarang walet ini," ujarnya saat melakukan peninjauan terhadap produksi unit usaha pencucian sarang burung walet, PT Borneo Walet Lestari (BWL) di Jalan Wansagaf No. 22A, Kota Pontianak, Kalbar, Sabtu.
Ia mengatakan pihaknya akan menjajaki kerjasama dengan negara tujuan ekspor sarang walet dari Indonesia, sehingga pasarnya semakin lebar.
"Sarang walet sangat diminati. Selain China, ada 16 negara lainnya yang kita jajaki untuk kerjasama. Sehingga pasar semakin lebar," kata dia.
Selanjutnya ia mendorong anak muda untuk mengambil peranan di sektor pertanian termasuk di sarang walet.
"Terkait tantangan tentu ada namun terus dicarikan solusi secara bersama dari Kementan dan pemerintah daerah," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M. Munsif menyebutkan bahwa saat ini sudah ada empat perusahaan yang memproduksi usaha pencucian sarang burung walet di Kalbar. Menurutnya perusahaan tersebut tengah melakukan Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Hal itu sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 Jo. UU Nomor 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
"Perusahaan yang usahanya pada pencucian sarang burung walet di Kalbar di antaranya PT Faicheung Birdnest Industry, PT. Bao Yan Tang, PT Sakura Walet Kalimantan dan PT Borneo Walet Lestari," kata dia.
Ia menyebutkan bahwa pada 2021 produksi sarang walet di Kalbar sudah mencapai 5.160 kilogram. Sebanyak 252,3 kilogram atau 4,9 persen telah diekspor ke China oleh PT Faicheung Birdnest Industry.
"Dari catat sejauh ini juga masih 3.580 rumah walet di Kalbar belum teregistrasi," katanya.
Saat ini PT BWL yang dikunjungi Mentan RI selain melakukan usaha produksi pencucian sarang walet juga telah menghasilkan produk nutrisi remahan dan terian sarang burung walet berkualitas dengan merek Chun Yanwo dengan kemasan mulai 25 gram - 50 gram.
Sementara itu, Owner PT BWL Gulam M mengatakan bahwa perusahaan berdiri sejak dua tahun lalu. Saat ini produksinya 240 - 260 kilogram per bulan. Dengan hadirnya Mentan di tempat produksinya sangat menyambut baik dan merespon yang menjadi tantangan usahanya selama ini.
"Untuk pasar kami masih di Indonesia saja belum ekspor. Namun dengan hadirnya Mentan ke sini sangat merespon baik dan siap mendukung. Kami juga mengucapkan dukungan Pemrov Kalbar," katanya.
Baca juga: Indonesia fokus tingkatkan ekspor porang dan sarang burung walet
Baca juga: Perusahaan patungan RI-China bangun pabrik sarang walet di Shanghai
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021