Tanggul darurat yang dibangun di Kampung Babakan Banten, Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat kembali retak sehingga menyebabkan material penyusun tanggul tersebut amblas.
Kondisi tersebut membuat warga sekitar kembali dihantui banjir besar yang sempat merendam sembilan desa dengan ketinggian mencapai dua meter pada Bulan Februari lalu.
Saat itu sejumlah kalangan bahkan sempat mengunjungi lokasi yang banjir luapan Sungai Citarum tersebut, termasuk Presiden Joko Widodo yang kala itu langsung menginstruksikan jajarannya untuk segera melakukan perbaikan secara permanen.
Usai kunjungan Presiden ke lokasi banjir, sejumlah pihak terkait mulai melakukan perbaikan dengan membangun tanggul darurat sementara hingga membangun kembali rumah warga korban banjir.
Hanya saja hingga kini belum terlihat sentuhan pembangunan tanggul yang bersifat permanen bahkan tanggul darurat yang telah dibangun kondisinya semakin memprihatinkan.
Kewenangan Pemerintah Pusat
Tanggul darurat itu didirikan di dinding Sungai Citarum, tepat di titik tanggul yang sempat ambruk kala itu. Kini tanggul yang dibuat dari batu alam dan ditopang tumpukan karung pasir ini kembali retak.
Kondisi itu memaksa perbaikan dilakukan segera mengingat saat ini sudah mau memasuki musim penghujan. Kalau tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan musibah yang pernah terjadi bukan tidak mungkin terulang kembali.
"Jadi bukan cuma retak lagi tapi permukaannya sudah turun, menyusut. Kalau yang retak tadinya cuma 80 meter sekarang jadi 450 meter, jadi harus segera diperbaiki," kata Camat Pebayuran Hanief Zulkifli, Kamis.
Pada 20 Februari 2021 lalu di lokasi ini terjadi banjir besar yang menerjang ribuan rumah di sembilan desa se-Kecamatan Pebayuran. Banjir yang disertai lumpur itu berasal dari jebolnya tanggul Citarum di Kampung Babakan Banten ini.
Derasnya aliran sungai saat itu tidak mampu lagi dibendung oleh tanggul yang mulai rapuh hingga mengakibatkan air meluap dan merendam pemukiman warga. Sedikitnya 78 rumah warga hancur tersapu derasnya terjangan air Sungai Citarum.
Puluhan ribu warga juga terpaksa mengungsi karena kediamannya terendam banjir hingga mencapai dua meter. Kini tanggul darurat yang didirikan kembali retak. Warga pun khawatir banjir besar akan terulang.
Hanief mengatakan kondisi ini telah dilaporkan ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Rencanannya perbaikan tanggul tersebut masih harus menunggu hasil lelang pekerjaan.
Dia juga menyatakan kerusakan tanggul tidak hanya terjadi di Kampung Babakan Banten saja melainkan di 37 titik tanggul kritis lain yang tersebar di Kecamatan Pebayuran.
Tanggul-tanggul itu, kata dia, merupakan kesatuan dari Sungai Citarum yang menjadi kewenangan pemerintah pusat. "Kami berharap secepatnya karena ini mau masuk musim hujan. Lalu pembangunan juga tidak cepat, maka dari itu diharapkan dapat segera terealisasi. Katanya masih tender tapi mungkin baru yang Babakan Banten, sedangkan yang 37 titik lainnya belum," ucapnya.
Kekecewaan Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengungkapkan kekecewaannya terhadap BBWS Citarum yang hingga kini belum juga melakukan pembangunan infrastruktur tanggul tersebut secara permanen, terlebih Presiden Joko Widodo telah memberi instruksi pembangunan saat berkunjung ke lokasi pada 24 Februari 2021 lalu.
Saat itu Presiden menginstruksikan pembangunan tanggul darurat untuk sementara sekaligus merencanakan pembangunan tanggul permanen dan merealisasikannya dalam dua hingga tiga bulan setelahnya.
"Harusnya sih sudah dianggarkan karena Presiden sudah menginstruksikan, dalam tiga hari diperbaiki darurat dan dalam dua-tiga bulan harus dibangun permanen. Itu instruksi Presiden," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan.
Pemerintah daerah belum lama ini juga telah memanggil BBWS Citarum untuk memberi perhatian khusus terhadap penanganan tanggul di Sungai Citarum yang berada di wilayah Kecamatan Pebayuran tersebut.
"Saya minta tolong, waktu itu sudah dikunjungi Presiden, terus sekarang mau kejadian lagi. Saya juga malu sebagai Kepala BPBD Jawa Barat," ucapnya.
Aktivitas warga
Selama enam bulan setelah banjir besar, warga di Kampung Babakan Banten Desa Sumberurip kembali beraktivitas normal. Sebanyak 77 rumah yang sebelumnya hancur diterjang banjir kini sudah dibangun kembali.
Pembangunan rumah warga terdampak itu merupakan bantuan dari sejumlah pihak mulai dari Pemerintah Kabupaten Bekasi sebanyak 20 rumah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat 10 rumah, serta bantuan dari Kementerian Sosial untuk 36 rumah.
Kemudian ada juga bantuan rumah dari Baznas Kabupaten Bekasi sebanyak 10 rumah, hingga bantuan rumah dari pengelola kawasan industri. Semua bantuan rumah itu sudah terealisasi dan ditempati secara permanen.
Kondisi yang telah berangsur normal ini diharapkan tidak membuat pendampingan bagi warga terdampak terputus sebab banjir besar awal tahun lalu masih meninggalkan trauma bagi sebagian warga.
Bantuan pendampingan dirasa penting guna memulihkan mental warga selain percepatan pemulihan tanggul yang rusak. Akan menjadi sia-sia jika rumah yang sudah dibangun kalau tanggulnya kembali jebol.
Perhatian khusus pemerintah dengan membangun tanggul secara permanen sangat dibutuhkan warga agar mereka bisa menjalani aktivitas secara normal tanpa bayang-bayang musibah banjir akan terulang kembali.
Baca juga: Pemerintah diminta perbaiki 37 titik tanggul rusak Sungai Citarum
Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan perbaikan tanggul Citarum selesai dalam dua hari
Baca juga: 13 rumah di Bekasi diterjang banjir jebolnya tanggul Citarum
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kondisi tersebut membuat warga sekitar kembali dihantui banjir besar yang sempat merendam sembilan desa dengan ketinggian mencapai dua meter pada Bulan Februari lalu.
Saat itu sejumlah kalangan bahkan sempat mengunjungi lokasi yang banjir luapan Sungai Citarum tersebut, termasuk Presiden Joko Widodo yang kala itu langsung menginstruksikan jajarannya untuk segera melakukan perbaikan secara permanen.
Usai kunjungan Presiden ke lokasi banjir, sejumlah pihak terkait mulai melakukan perbaikan dengan membangun tanggul darurat sementara hingga membangun kembali rumah warga korban banjir.
Hanya saja hingga kini belum terlihat sentuhan pembangunan tanggul yang bersifat permanen bahkan tanggul darurat yang telah dibangun kondisinya semakin memprihatinkan.
Kewenangan Pemerintah Pusat
Tanggul darurat itu didirikan di dinding Sungai Citarum, tepat di titik tanggul yang sempat ambruk kala itu. Kini tanggul yang dibuat dari batu alam dan ditopang tumpukan karung pasir ini kembali retak.
Kondisi itu memaksa perbaikan dilakukan segera mengingat saat ini sudah mau memasuki musim penghujan. Kalau tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan musibah yang pernah terjadi bukan tidak mungkin terulang kembali.
"Jadi bukan cuma retak lagi tapi permukaannya sudah turun, menyusut. Kalau yang retak tadinya cuma 80 meter sekarang jadi 450 meter, jadi harus segera diperbaiki," kata Camat Pebayuran Hanief Zulkifli, Kamis.
Pada 20 Februari 2021 lalu di lokasi ini terjadi banjir besar yang menerjang ribuan rumah di sembilan desa se-Kecamatan Pebayuran. Banjir yang disertai lumpur itu berasal dari jebolnya tanggul Citarum di Kampung Babakan Banten ini.
Derasnya aliran sungai saat itu tidak mampu lagi dibendung oleh tanggul yang mulai rapuh hingga mengakibatkan air meluap dan merendam pemukiman warga. Sedikitnya 78 rumah warga hancur tersapu derasnya terjangan air Sungai Citarum.
Puluhan ribu warga juga terpaksa mengungsi karena kediamannya terendam banjir hingga mencapai dua meter. Kini tanggul darurat yang didirikan kembali retak. Warga pun khawatir banjir besar akan terulang.
Hanief mengatakan kondisi ini telah dilaporkan ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Rencanannya perbaikan tanggul tersebut masih harus menunggu hasil lelang pekerjaan.
Dia juga menyatakan kerusakan tanggul tidak hanya terjadi di Kampung Babakan Banten saja melainkan di 37 titik tanggul kritis lain yang tersebar di Kecamatan Pebayuran.
Tanggul-tanggul itu, kata dia, merupakan kesatuan dari Sungai Citarum yang menjadi kewenangan pemerintah pusat. "Kami berharap secepatnya karena ini mau masuk musim hujan. Lalu pembangunan juga tidak cepat, maka dari itu diharapkan dapat segera terealisasi. Katanya masih tender tapi mungkin baru yang Babakan Banten, sedangkan yang 37 titik lainnya belum," ucapnya.
Kekecewaan Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengungkapkan kekecewaannya terhadap BBWS Citarum yang hingga kini belum juga melakukan pembangunan infrastruktur tanggul tersebut secara permanen, terlebih Presiden Joko Widodo telah memberi instruksi pembangunan saat berkunjung ke lokasi pada 24 Februari 2021 lalu.
Saat itu Presiden menginstruksikan pembangunan tanggul darurat untuk sementara sekaligus merencanakan pembangunan tanggul permanen dan merealisasikannya dalam dua hingga tiga bulan setelahnya.
"Harusnya sih sudah dianggarkan karena Presiden sudah menginstruksikan, dalam tiga hari diperbaiki darurat dan dalam dua-tiga bulan harus dibangun permanen. Itu instruksi Presiden," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan.
Pemerintah daerah belum lama ini juga telah memanggil BBWS Citarum untuk memberi perhatian khusus terhadap penanganan tanggul di Sungai Citarum yang berada di wilayah Kecamatan Pebayuran tersebut.
"Saya minta tolong, waktu itu sudah dikunjungi Presiden, terus sekarang mau kejadian lagi. Saya juga malu sebagai Kepala BPBD Jawa Barat," ucapnya.
Aktivitas warga
Selama enam bulan setelah banjir besar, warga di Kampung Babakan Banten Desa Sumberurip kembali beraktivitas normal. Sebanyak 77 rumah yang sebelumnya hancur diterjang banjir kini sudah dibangun kembali.
Pembangunan rumah warga terdampak itu merupakan bantuan dari sejumlah pihak mulai dari Pemerintah Kabupaten Bekasi sebanyak 20 rumah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat 10 rumah, serta bantuan dari Kementerian Sosial untuk 36 rumah.
Kemudian ada juga bantuan rumah dari Baznas Kabupaten Bekasi sebanyak 10 rumah, hingga bantuan rumah dari pengelola kawasan industri. Semua bantuan rumah itu sudah terealisasi dan ditempati secara permanen.
Kondisi yang telah berangsur normal ini diharapkan tidak membuat pendampingan bagi warga terdampak terputus sebab banjir besar awal tahun lalu masih meninggalkan trauma bagi sebagian warga.
Bantuan pendampingan dirasa penting guna memulihkan mental warga selain percepatan pemulihan tanggul yang rusak. Akan menjadi sia-sia jika rumah yang sudah dibangun kalau tanggulnya kembali jebol.
Perhatian khusus pemerintah dengan membangun tanggul secara permanen sangat dibutuhkan warga agar mereka bisa menjalani aktivitas secara normal tanpa bayang-bayang musibah banjir akan terulang kembali.
Baca juga: Pemerintah diminta perbaiki 37 titik tanggul rusak Sungai Citarum
Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan perbaikan tanggul Citarum selesai dalam dua hari
Baca juga: 13 rumah di Bekasi diterjang banjir jebolnya tanggul Citarum
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021