Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengatakan "ledakan" kasus harian COVID-19 di Amerika Serikat dalam sepekan terakhir, merupakan peringatan keras bagi Indonesia agar tetap waspada, tidak berpuas diri, dan tetap mentaati protokol kesehatan.

"Kita tidak mau 'ledakan' kasus COVID-19 seperti yang terjadi di AS terjadi di Indonesia. Karena itu, kita tidak boleh meniru prilaku warga Amerika yang abai terhadap protokol kesehatan karena mengira COVID-19 sudah mau hilang," kata Rahmad dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan sebenarnya kasus COVID-19 di AS sempat melandai misalnya pada pertengahan Juni 2021 kasus harian 11 ribu dan vaksinasi mencapai 51 persen jumlah penduduk. Namun menurut dia, pada pekan terakhir bulan Agustus 2021, kasus harian naik lebih dari 1.000 persen.

"Namun seperti kita ketahui, sepekan terakhir ini, kasus di AS melonjak hingga lebih 1.000 persen. Artinya, dalam seminggu ini kasus yang sebelumnya 11 ribu naik jadi 160 ribu hingga 200 ribu per hari," ujarnya.

Menurut Rahmad, jika melihat tren naik-turun kasus COVID-19 di AS, kondisinya hampir mirip dengan yang terjadi di Indonesia. Dia mengatakan, kasus harian COVID-19 di Indonesia pada Juni lalu, juga sempat meningkat tajam, rumah sakit penuh, hingga banyak pasien yang harus dirawat di tenda-tenda, oksigen dan obat-obatan pun jadi langka.

"Kasus harian COVID-19 yang tadinya sempat memuncak di Indonesia, sekarang trend-nya mulai menurun, adanya peningkatan aktivitas dan mobilitas belakangan ini tidak boleh membuat kita abai," katanya.

Dia menghimbau kepada segenap anak bangsa seperti pemerintah pusat dan pemerintah daerah, para tokoh masyarakat hingga petugas satgas COVID-19 ditingkat RT dan RW untuk saling mengingatkan bahwa COVID-19 masih ada.

Menurut dia, masyarakat tidak boleh melonggarkan disiplin dan protokol kesehatan namun harus tetap "kencangkan ikat pinggang" hingga COVID-19 benar-benar lemah.

Anggota DPR itu juga mengingatkan pemerintah pusat agar mempersiapkan infrastruktur kesehatan dengan baik agar pengalaman sulit memperoleh obat-obatan dan langkanya persediaan oksigen tidak terulang lagi.

Baca juga: Biden fokus pada varian Delta saat vaksinasi akan mencapai 160 juta orang

Baca juga: Pakar: Kebijakan lepas masker di AS karena beda jenis vaksin dengan Indonesia

Baca juga: Korban jiwa terinfeksi COVID di AS hampir 500.000 orang

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021