China mengutuk keras tindakan Amerika Serikat yang mendeportasi tiga pelajar asal negeri Tirai Bambu itu saat baru mendarat di Bandar Udara Internasional Houston.
"Perlakuan diskriminatif yang menyasar pada negara tertentu bertentangan dengan visi keterbukaan dan kebebasan yang selama ini diagung-agungkan oleh AS dalam menyambut para pelajar dari China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Senin (30/8).
Oleh sebab itu, MFA mendesak AS menghentikan tindakan-tindakan seperti itu karena dapat mengganggu program pertukaran antarmasyarakat dan budaya kedua negara tersebut.
Dalam pengarahan pers reguler tersebut, Wang mengungkapkan bahwa ketiga pelajar China yang mengantongi visa yang sah dari otoritas AS diinterogasi setibanya di Bandara Houston pada 15 Agustus lalu.
Ketiga pelajar tersebut dicurigai mendapatkan pendanaan dari otoritas China dan memiliki keterkaitan dengan pihak militer.
Foto-foto berlatar belakang pelatihan militer ditemukan di telepon seluler mereka.
Atas dalih itulah, otoritas AS langsung mendeportasi ketiga pelajar China tersebut.
"AS memulangkan mahasiswa China ini dengan dalih yang dibuat-buat, bahkan menggelikan. Ini sangat melanggar hak mahasiswa China yang ingin belajar di AS," kata Wang.
Pihaknya akan mendukung para pelajarnya itu dalam memperjuangkan hak yang dijamin oleh hukum.
Kedutaan dan konsulat AS di China telah membuka kembali pelayanan visa untuk pelajar asing sejak 4 Mei lalu setelah pemerintahan Joe Biden mengumumkan adanya kemudahan bagi warga dan pelajar China melakukan perjalanan ke AS pada musim gugur yang tinggal beberapa pekan lagi.
Warga China pun ramai-ramai mencarter pesawat menuju beberapa kota di AS, meskipun dengan harga yang sangat tidak rasional, seperti diberitakan ANTARA sebelumnya.
Baca juga: Sekitar 40 persen pelajar di China kembali bersekolah
Baca juga: China larang keras penggunaan ponsel di sekolahan
Baca juga: KBRI Beijing ingatkan pelajar asal Indonesia soal kuliah daring
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Perlakuan diskriminatif yang menyasar pada negara tertentu bertentangan dengan visi keterbukaan dan kebebasan yang selama ini diagung-agungkan oleh AS dalam menyambut para pelajar dari China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Senin (30/8).
Oleh sebab itu, MFA mendesak AS menghentikan tindakan-tindakan seperti itu karena dapat mengganggu program pertukaran antarmasyarakat dan budaya kedua negara tersebut.
Dalam pengarahan pers reguler tersebut, Wang mengungkapkan bahwa ketiga pelajar China yang mengantongi visa yang sah dari otoritas AS diinterogasi setibanya di Bandara Houston pada 15 Agustus lalu.
Ketiga pelajar tersebut dicurigai mendapatkan pendanaan dari otoritas China dan memiliki keterkaitan dengan pihak militer.
Foto-foto berlatar belakang pelatihan militer ditemukan di telepon seluler mereka.
Atas dalih itulah, otoritas AS langsung mendeportasi ketiga pelajar China tersebut.
"AS memulangkan mahasiswa China ini dengan dalih yang dibuat-buat, bahkan menggelikan. Ini sangat melanggar hak mahasiswa China yang ingin belajar di AS," kata Wang.
Pihaknya akan mendukung para pelajarnya itu dalam memperjuangkan hak yang dijamin oleh hukum.
Kedutaan dan konsulat AS di China telah membuka kembali pelayanan visa untuk pelajar asing sejak 4 Mei lalu setelah pemerintahan Joe Biden mengumumkan adanya kemudahan bagi warga dan pelajar China melakukan perjalanan ke AS pada musim gugur yang tinggal beberapa pekan lagi.
Warga China pun ramai-ramai mencarter pesawat menuju beberapa kota di AS, meskipun dengan harga yang sangat tidak rasional, seperti diberitakan ANTARA sebelumnya.
Baca juga: Sekitar 40 persen pelajar di China kembali bersekolah
Baca juga: China larang keras penggunaan ponsel di sekolahan
Baca juga: KBRI Beijing ingatkan pelajar asal Indonesia soal kuliah daring
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021