Kurs rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi, menguat seiring pelaku pasar yang masih optimistis terhadap pemulihan ekonomi global.
Rupiah dibuka menguat 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.428 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.453 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus COVID-19 dan tapering telah menekan aset berisiko dan mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar mata uang lainnya pekan lalu.
"Kekhawatiran tersebut kelihatannya masih ada pekan ini. Tapi di pembukaan pasar di awal pekan ini terlihat sentimen pasar lebih positif. Pasar kembali masuk ke aset berisiko memanfaatkan peluang buy on dip (beli saat harga turun)," ujar Ariston.
Indeks saham Asia pagi ini bergerak positif pada pembukaan perdagangan. Sementara nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS.
"Meskipun kondisi ekonomi dibayangi COVID-19, tapi pasar juga terlihat masih optimis terhadap peluang pemulihan ekonomi ke depan. Ini mungkin bisa mendorong penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS," kata Ariston.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 terus menurun di mana pada Minggu (22/8) mencapai 12.408 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,98 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 1.030 kasus sehingga totalnya mencapai 126.372 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 24.276 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 3,55 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 306.760 kasus.
Ariston mengatakan rupiah hari ini akan bergerak menguat ke kisaran Rp14.423 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.460 per dolar AS.
Pada Jumat (20/8) kemarin, rupiah ditutup melemah 50 poin atau 0,35 persen ke posisi Rp14.453 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.403 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah akhir pekan ditutup terkoreksi dipicu sentimen tapering
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Rupiah dibuka menguat 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.428 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.453 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus COVID-19 dan tapering telah menekan aset berisiko dan mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar mata uang lainnya pekan lalu.
"Kekhawatiran tersebut kelihatannya masih ada pekan ini. Tapi di pembukaan pasar di awal pekan ini terlihat sentimen pasar lebih positif. Pasar kembali masuk ke aset berisiko memanfaatkan peluang buy on dip (beli saat harga turun)," ujar Ariston.
Indeks saham Asia pagi ini bergerak positif pada pembukaan perdagangan. Sementara nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS.
"Meskipun kondisi ekonomi dibayangi COVID-19, tapi pasar juga terlihat masih optimis terhadap peluang pemulihan ekonomi ke depan. Ini mungkin bisa mendorong penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS," kata Ariston.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 terus menurun di mana pada Minggu (22/8) mencapai 12.408 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,98 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 1.030 kasus sehingga totalnya mencapai 126.372 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 24.276 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 3,55 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 306.760 kasus.
Ariston mengatakan rupiah hari ini akan bergerak menguat ke kisaran Rp14.423 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.460 per dolar AS.
Pada Jumat (20/8) kemarin, rupiah ditutup melemah 50 poin atau 0,35 persen ke posisi Rp14.453 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.403 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah akhir pekan ditutup terkoreksi dipicu sentimen tapering
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021