Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, berhasil menekan angka kekerdilan (stunting) atau kerdil menjadi 12,69 dari keseluruhan jumlah balita sekitar 850 ribu orang.
"Untuk mencapai target itu, kami gencar lakukan sosialisasi dan edukasi serta mengajak masyarakat untuk hidup sehat, menjaga pola makan yang baik, terutama ibu hamil dan ibu menyusui karena tumbuh kembang balita oleh asupan ibu yang baik," ungkap Bupati Bogor, Ade Yasin dalam peluncuran program Dapur Sehat Atasi Stunting di Cibinong, Bogor, Jumat.
Pada 2019 lalu, angka kekerdilan di Kabupaten Bogor menyentuh 32,9 persen. Angka tersebut, menurutnya, akan terus diminimalisasi hingga 10 persen pada akhir 2022.
Capaian menekan kekerdilan itu menjadikan Kabupaten Bogor sebagai tuan rumah peluncuran program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) yang diprakarsai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Ade Yasin mengatakan kekerdilan lebih banyak disebabkan kekurangan gizi pada anak, sehingga menghambat pertumbuhan. Maka, dengan program Dahsat ini, akan membentuk kampung berkualitas dengan tujuan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya gizi sejak mengandung hingga memiliki balita.
"Seperti edukasi ibu hamil dan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif selama dua tahun, ada juga berbagi ilmu tentang perbaikan gizi jika memang memiliki balita kerdil atau gizi buruk," kata Ade Yasin.
Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo yang hadir secara virtual mengatakan kekerdilan masih menjadi perhatian serius untuk dientaskan di Indonesia. Pasalnya, Indonesia menduduki urutan 108 dari 132 negara dengan angka kekerdilan tertinggi secara internasional.
"Dari tahun ke tahun angka kekerdilan kita terus membaik. Terakhir sudah 27,76 persen dan akan kita tekan hingga 14 persen hingga 2024, sesuai arahan Presiden. Maka ini perlu peran serta dari seluruh kota dan kabupaten," paparnya.
Baca juga: Guru besar IPB ungkap penyebab kenaikan "stunting" di Bogor saat pandemi
Baca juga: Kabupaten Bogor tentukan 14 wilayah prioritas penanganan "stunting"
Baca juga: Target intervensi atasi kekerdilan di 40 desa di Bogor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Untuk mencapai target itu, kami gencar lakukan sosialisasi dan edukasi serta mengajak masyarakat untuk hidup sehat, menjaga pola makan yang baik, terutama ibu hamil dan ibu menyusui karena tumbuh kembang balita oleh asupan ibu yang baik," ungkap Bupati Bogor, Ade Yasin dalam peluncuran program Dapur Sehat Atasi Stunting di Cibinong, Bogor, Jumat.
Pada 2019 lalu, angka kekerdilan di Kabupaten Bogor menyentuh 32,9 persen. Angka tersebut, menurutnya, akan terus diminimalisasi hingga 10 persen pada akhir 2022.
Capaian menekan kekerdilan itu menjadikan Kabupaten Bogor sebagai tuan rumah peluncuran program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) yang diprakarsai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Ade Yasin mengatakan kekerdilan lebih banyak disebabkan kekurangan gizi pada anak, sehingga menghambat pertumbuhan. Maka, dengan program Dahsat ini, akan membentuk kampung berkualitas dengan tujuan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya gizi sejak mengandung hingga memiliki balita.
"Seperti edukasi ibu hamil dan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif selama dua tahun, ada juga berbagi ilmu tentang perbaikan gizi jika memang memiliki balita kerdil atau gizi buruk," kata Ade Yasin.
Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo yang hadir secara virtual mengatakan kekerdilan masih menjadi perhatian serius untuk dientaskan di Indonesia. Pasalnya, Indonesia menduduki urutan 108 dari 132 negara dengan angka kekerdilan tertinggi secara internasional.
"Dari tahun ke tahun angka kekerdilan kita terus membaik. Terakhir sudah 27,76 persen dan akan kita tekan hingga 14 persen hingga 2024, sesuai arahan Presiden. Maka ini perlu peran serta dari seluruh kota dan kabupaten," paparnya.
Baca juga: Guru besar IPB ungkap penyebab kenaikan "stunting" di Bogor saat pandemi
Baca juga: Kabupaten Bogor tentukan 14 wilayah prioritas penanganan "stunting"
Baca juga: Target intervensi atasi kekerdilan di 40 desa di Bogor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021