Menggeluti dunia kuliner selalu menarik buat siapapun, pelajar, mahasiswa, pegawai kantoran, ibu rumah tangga, maupun mereka yang belum mendapat pekerjaan. Ditambah lagi banyak kisah sukses dari para pegiat kuliner yang mengisahkan perjalanan mereka dari nol hingga mencapai puncak yang menjadi inspirasi banyak orang untuk mengikuti kesuksesannya.
Pengalaman Irfan Hasuki membuka usaha tidak mudah, apalagi di masa pandemi Covid-19. Namun berkat dukungan Pertamina, usaha mie ayam Myuna tetap bisa berjalan dan melakukan transformasi terutama dalam hal pemasaran produk yang dapat dinikmati konsumen sampai ke wilayah luar Jakarta. Hal ini membuat bertambahnya omzet penjualan dan keuntungan yang diperoleh hingga mencapai Rp 20 juta setiap bulannya
Irfan Hasuki merintis ke dunia usaha kuliner sejak tahun 2018. Saat masih bekerja kantoran, ia banyak merintis usaha seperti kerajinan kayu, furniture, garmen, hingga pada akhirnya ia resign dari kantornya tahun 2017 dan memutuskan untuk menekuni usaha kuliner berjualan mie ayam. “Awalnya tidak kepikiran membuka usaha mie ayam, karena sama sekali tidak bisa bikin mie,” tutur Irfan.
Berbekal mengikuti pelatihan singkat membuat mie, meracik bumbu sendiri serta cara penyajiannya, kemudian Irfan berpikir untuk membuka usaha mie ayam. Dia menamakan usahanya “Myuna,” berasal dari dua kata “My” yang artinya saya dan “Una” yang merupakan nama anak ketiganya.
Saat pandemi melanda, warung mie ayam Myuna yang beralamat di Gang. H. Daud II No.15 Grogol Selatan, Kec. Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan terpaksa tutup sebulan. Kreativitas pun diuji, inovasi frozen food turut dijalankan dengan strategi pemasaran digital. “Padahal saya baru memulai” ujar Irfan.
Meski emikian, usaha harus terus berjalan. Irfan memanfaatkan media sosial dan aplikasi online untuk memasarkan usahanya. “Alhamdulillah, terus berjalan hingga sekarang, bersyukur masih banyak pelanggan yang datang atau pesan online” kata Irfan.
Irfan menyebut, mie buatannya berbeda dengan mie pada umumnya. “Mie kami buat sendiri, (homemade) berbahan dasar terigu premium, ayam asli tidak dicampur protein kedelai, tidak menggunakan pengenyal, pengawet, maupun pengembang. Pokoknya alami dan sehat,” terang Irfan. Oleh karena itu, mie ayam tersebut juga cocok buat konsumen yang mengalami masalah dengan lambung.
Bergabung menjadi mitra binaan Pertamina melalui Marketing Regional Jawa Bagian Barat sejak tahun 2019, Irfan mengaku sangat bersyukur. Di awal pertama jualan dengan keterbatasan modal Irfan menggunakan ruang tamu rumahnya sebagai “warung.” Konsumen-konsumen pertamanya adalah teman-teman, tetangga dan juga saudara-saudaranya, sambil terus mencari konsumen lain melalui platform digital seperti Facebook, Instagram di akun @ivanbinuki dan WhatsApp Grup. Berkat bantuan modal dan pelatihan dari Pertamina, mie ayam Myuna akhirnya bisa membuka kios sendiri dan menambah 5 orang pekerja.
“Saya sangat bersyukur menjadi mitra binaan Pertamina. Banyak dibantu dari sisi permodalan, pelatihan dan komunitas jejaring sosial sehingga bisa kenal sesama pengusaha, saling bertukar pikiran untuk mengembangakan usaha. Pada saat ada event-event Pertamina, mie ayam Myuna sering diikutsertakan seperti saat Pameran di Jakarta Convention Center. Kemudian diikutkan juga beberapa pelatihan tentang peningkatan kualitas dan pemasaran yang dilakukan secara online dirasakan sekali manfaatnya karena dapat menambah pengetahuan dalam membangun usaha serta mengembangkan usaha” tuturnya.
Berinovasi, kini usaha mie ayam Myuna membuat banyak varian menu yang dikembangkan. Ada mie goreng, kwetiaw kuah, kwetiaw goreng, pangsit rebus, pangsit goreng, dan kripik bawang. “Sekarang juga tersedia Myuna cemplung, ada mie ayam ada kwetiaw,” ujar Irfan.
Myuna cemplung maksudnya, mie ayam atau kwetiaw masih mentah dibuat paket bersama bumbu, kuah, potongan ayam, sayuran, saos, dan sambal. “Myuna cemplung bisa dikirim jarak jauh, seperti ke daerah Depok, Bogor, Bekasi, Karawaci, Karawang, bahkan Bandung,” terang Irfan. Myuna cemplung kuat sampai 3 hari kalau dimasukkan di chiller, atau 1-2 minggu kalau di freezer. “Jadi bagi yang rumahnya jauh, tetap bisa menikmati Myuna.”
Unit Manager Communication, Relation & CSR Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan, mengatakan “Melalui Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PPUMK), Pertamina terus berupaya menggerakan ekonomi masyarakat melalui pembinaan usaha mikro dan usaha kecil agar dapat berkembang dan mandiri Serta turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) poin 8 yaitu menyediakan pekerjaan layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelas Eko.
Di tengah pandemi Covid-19, Pertamina melalui Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PPUMK) terus mendukung keberlangsungan pelaku usaha mikro dan usaha kecil diantaranya melalui pelatihan, pendampingan, dan keikutsertaan di kegiatan online yang diadakan perusahaan.
Adapun syarat untuk dapat bergabung menjadi mitra binaan Pertamina dapat dicek pada https://www.pertamina.com/id/program-kemitraan
Baca juga: Jadi mitra binaan Pertamina, Ibu-anak di Bogor ini sukses berbisnis kue berbahan cokelat
Baca juga: Bordir nan cantik khas Tasikmalaya siap tembus pasar mancanegara
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Pengalaman Irfan Hasuki membuka usaha tidak mudah, apalagi di masa pandemi Covid-19. Namun berkat dukungan Pertamina, usaha mie ayam Myuna tetap bisa berjalan dan melakukan transformasi terutama dalam hal pemasaran produk yang dapat dinikmati konsumen sampai ke wilayah luar Jakarta. Hal ini membuat bertambahnya omzet penjualan dan keuntungan yang diperoleh hingga mencapai Rp 20 juta setiap bulannya
Irfan Hasuki merintis ke dunia usaha kuliner sejak tahun 2018. Saat masih bekerja kantoran, ia banyak merintis usaha seperti kerajinan kayu, furniture, garmen, hingga pada akhirnya ia resign dari kantornya tahun 2017 dan memutuskan untuk menekuni usaha kuliner berjualan mie ayam. “Awalnya tidak kepikiran membuka usaha mie ayam, karena sama sekali tidak bisa bikin mie,” tutur Irfan.
Berbekal mengikuti pelatihan singkat membuat mie, meracik bumbu sendiri serta cara penyajiannya, kemudian Irfan berpikir untuk membuka usaha mie ayam. Dia menamakan usahanya “Myuna,” berasal dari dua kata “My” yang artinya saya dan “Una” yang merupakan nama anak ketiganya.
Saat pandemi melanda, warung mie ayam Myuna yang beralamat di Gang. H. Daud II No.15 Grogol Selatan, Kec. Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan terpaksa tutup sebulan. Kreativitas pun diuji, inovasi frozen food turut dijalankan dengan strategi pemasaran digital. “Padahal saya baru memulai” ujar Irfan.
Meski emikian, usaha harus terus berjalan. Irfan memanfaatkan media sosial dan aplikasi online untuk memasarkan usahanya. “Alhamdulillah, terus berjalan hingga sekarang, bersyukur masih banyak pelanggan yang datang atau pesan online” kata Irfan.
Irfan menyebut, mie buatannya berbeda dengan mie pada umumnya. “Mie kami buat sendiri, (homemade) berbahan dasar terigu premium, ayam asli tidak dicampur protein kedelai, tidak menggunakan pengenyal, pengawet, maupun pengembang. Pokoknya alami dan sehat,” terang Irfan. Oleh karena itu, mie ayam tersebut juga cocok buat konsumen yang mengalami masalah dengan lambung.
Bergabung menjadi mitra binaan Pertamina melalui Marketing Regional Jawa Bagian Barat sejak tahun 2019, Irfan mengaku sangat bersyukur. Di awal pertama jualan dengan keterbatasan modal Irfan menggunakan ruang tamu rumahnya sebagai “warung.” Konsumen-konsumen pertamanya adalah teman-teman, tetangga dan juga saudara-saudaranya, sambil terus mencari konsumen lain melalui platform digital seperti Facebook, Instagram di akun @ivanbinuki dan WhatsApp Grup. Berkat bantuan modal dan pelatihan dari Pertamina, mie ayam Myuna akhirnya bisa membuka kios sendiri dan menambah 5 orang pekerja.
“Saya sangat bersyukur menjadi mitra binaan Pertamina. Banyak dibantu dari sisi permodalan, pelatihan dan komunitas jejaring sosial sehingga bisa kenal sesama pengusaha, saling bertukar pikiran untuk mengembangakan usaha. Pada saat ada event-event Pertamina, mie ayam Myuna sering diikutsertakan seperti saat Pameran di Jakarta Convention Center. Kemudian diikutkan juga beberapa pelatihan tentang peningkatan kualitas dan pemasaran yang dilakukan secara online dirasakan sekali manfaatnya karena dapat menambah pengetahuan dalam membangun usaha serta mengembangkan usaha” tuturnya.
Berinovasi, kini usaha mie ayam Myuna membuat banyak varian menu yang dikembangkan. Ada mie goreng, kwetiaw kuah, kwetiaw goreng, pangsit rebus, pangsit goreng, dan kripik bawang. “Sekarang juga tersedia Myuna cemplung, ada mie ayam ada kwetiaw,” ujar Irfan.
Myuna cemplung maksudnya, mie ayam atau kwetiaw masih mentah dibuat paket bersama bumbu, kuah, potongan ayam, sayuran, saos, dan sambal. “Myuna cemplung bisa dikirim jarak jauh, seperti ke daerah Depok, Bogor, Bekasi, Karawaci, Karawang, bahkan Bandung,” terang Irfan. Myuna cemplung kuat sampai 3 hari kalau dimasukkan di chiller, atau 1-2 minggu kalau di freezer. “Jadi bagi yang rumahnya jauh, tetap bisa menikmati Myuna.”
Unit Manager Communication, Relation & CSR Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan, mengatakan “Melalui Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PPUMK), Pertamina terus berupaya menggerakan ekonomi masyarakat melalui pembinaan usaha mikro dan usaha kecil agar dapat berkembang dan mandiri Serta turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) poin 8 yaitu menyediakan pekerjaan layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelas Eko.
Di tengah pandemi Covid-19, Pertamina melalui Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PPUMK) terus mendukung keberlangsungan pelaku usaha mikro dan usaha kecil diantaranya melalui pelatihan, pendampingan, dan keikutsertaan di kegiatan online yang diadakan perusahaan.
Adapun syarat untuk dapat bergabung menjadi mitra binaan Pertamina dapat dicek pada https://www.pertamina.com/id/program-kemitraan
Baca juga: Jadi mitra binaan Pertamina, Ibu-anak di Bogor ini sukses berbisnis kue berbahan cokelat
Baca juga: Bordir nan cantik khas Tasikmalaya siap tembus pasar mancanegara
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021