Usaha kuliner “Waroenk Cokelat” yang digeluti Yanthi Rusdiantini bersama putrinya sejak tahun 2002 terus berkembang. Melalui bisnis kue kering, chocolate bar, dan suvenir cokelat yang serba homemade, perempuan asal Bogor, Jawa Barat itu mampu meraup omzet hingga Rp 40 juta per bulan.
Perempuan berusia 56 tahun yang akrab disapa Yanthi itu, memproduksi kue dan cokelat di rumahnya yang berlokasi di Perumahan Indraprasta, Kota Bogor. Awalnya, Yanthi mengatakan keluarganya mengalami kesulitan akibat ia dan suaminya kehilangan pekerjaan. Namun setelah melalui proses jatuh bangun dan mencoba mendirikan usaha lain, akhirnya Yanthi dan putrinya, Candida (28 tahun), tergerak untuk merintis usaha kuliner ini.
“Sebelumnya tidak pernah terpikirkan untuk usaha kue. Putri saya yang hobi bikin kue. Kemudian hasilnya saya bawa ke arisan dan pengajian sebagai buah tangan. Lalu saya mulai modifikasi rasa, dan mencoba menggunakan bahan cokelat yang saat itu belum banyak diaplikasikan ke makanan. Karena terlalu sering bawa kue buatan sendiri ke acara, mulai banyak yang pesan. Dari sana akhirnya kami mulai merintis usaha kue kering rumahan, dengan pelanggan awal yaitu teman dan keluarga,” ungkap Yanthi.
Semakin banyak pesanan yang masuk membuat Yanthi mulai terpacu untuk belajar dan mengikuti kursus baking. Sehingga ia dan putrinya mulai menambah varian rasa dan meningkatkan kualitas produk. Kemudian di tahun 2017, Waroenk Cokelat bergabung menjadi mitra binaan Pertamina.
Yanthi mengaku usahanya sangat terbantu dan mereka berdua banyak belajar. Selain mendapatkan akses fasilitas permodalan, mereka mendapatkan kesempatan mengikuti berbagai pelatihan, pameran, dan bazaar yang difasilitasi Pertamina.
“Banyak sekali manfaat yang dirasakan. Selain mendapat fasilitas permodalan, kami juga diberikan pelatihan seperti ekspor dan impor, digital marketing, UKM naik kelas dan go online, hingga sertifikasi halal dan HAKI. Kemudian sebelum pandemi, kami diikutsertakan dalam pameran seperti Agrinex dan Halal Food. Serta pameran digital SMEXPO akhir tahun lalu,” ujarnya.
Awal merintis usaha, Yanthi mengerjakan bisnis ini dengan putrinya dan satu orang karyawan. Mereka mengolah bahan baku sekitar 36 Kilogram (Kg) cokelat per bulan. Kini, bersama 15 orang karyawannya, mereka dapat mengolah hingga 400 Kg cokelat per bulan untuk berbagai varian produk kue kering, permen chocolate bar, dan suvenir cokelat.
Untuk memperluas jangkauan pemasaran, sejak tahun 2018 Yanthi dan putrinya mulai menggunakan strategi pemasaran produk dengan merekrut reseller, sistem konsinyasi dengan toko oleh-oleh seputar Bogor, Jakarta dan Bandung, berjualan di e-commerce, dan media sosial Instagram @kuweis_enak serta TikTok. Ke depan, Yanthi dan putrinya memiliki target untuk membangun rumah produksi sendiri. Karena produksi kue dan cokelat masih dilakukan di rumah.
“Pandemi turut mengurangi omzet kami karena toko konsinyasi banyak yang tutup. Namun tidak terlalu signifikan, karena selain pemasaran online, kami juga terus berinovasi dengan membuat varian rasa baru yang kekinian seperti red velvet, matcha, dan varian kue gluten-free agar konsumen tidak jenuh,” tuturnya.
Melihat semangat belajar, inovasi, dan kreativitas yang dilakukan Yanthi dan Candida untuk mempertahankan usahanya di kala pandemi, Unit Manager Communication, Relations & CSR Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan, mengatakan bahwa Pertamina akan terus mendukung pengembangan produk-produk wirausaha seperti Waroenk Cokelat, agar terus naik kelas dan berinovasi.
"Di tengah kondisi pandemi saat ini, kami turut mendukung semangat para wirausaha agar terus berdaya dan berinovasi. Pertamina melalui Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PPUMK) terus mendukung keberlangsungan pelaku usaha mikro dan usaha kecil diantaranya melalui pelatihan, pendampingan, dan keikutsertaan di kegiatan online yang diadakan perusahaan,” jelas Eko.
PPUMK Pertamina bertujuan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat melalui pembinaan usaha mikro dan kecil, agar dapat berkembang dan mandiri. Selain itu Pertamina juga bertujuan untuk terus mengimplementasikan poin 8 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals, yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
Adapun syarat untuk dapat bergabung menjadi mitra binaan Pertamina dapat dicek pada https://www.pertamina.com/id/program-kemitraan
Baca juga: Bordir nan cantik khas Tasikmalaya siap tembus pasar mancanegara
Baca juga: Berkat dukungan Pertamina, pengusaha mikro bordir handmade tembus pasar dunia
Baca juga: Mitra binaan Pertamina 'Tahu Petis Yudhistira' raup untung dengan berinovasi di masa pandemi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Perempuan berusia 56 tahun yang akrab disapa Yanthi itu, memproduksi kue dan cokelat di rumahnya yang berlokasi di Perumahan Indraprasta, Kota Bogor. Awalnya, Yanthi mengatakan keluarganya mengalami kesulitan akibat ia dan suaminya kehilangan pekerjaan. Namun setelah melalui proses jatuh bangun dan mencoba mendirikan usaha lain, akhirnya Yanthi dan putrinya, Candida (28 tahun), tergerak untuk merintis usaha kuliner ini.
“Sebelumnya tidak pernah terpikirkan untuk usaha kue. Putri saya yang hobi bikin kue. Kemudian hasilnya saya bawa ke arisan dan pengajian sebagai buah tangan. Lalu saya mulai modifikasi rasa, dan mencoba menggunakan bahan cokelat yang saat itu belum banyak diaplikasikan ke makanan. Karena terlalu sering bawa kue buatan sendiri ke acara, mulai banyak yang pesan. Dari sana akhirnya kami mulai merintis usaha kue kering rumahan, dengan pelanggan awal yaitu teman dan keluarga,” ungkap Yanthi.
Semakin banyak pesanan yang masuk membuat Yanthi mulai terpacu untuk belajar dan mengikuti kursus baking. Sehingga ia dan putrinya mulai menambah varian rasa dan meningkatkan kualitas produk. Kemudian di tahun 2017, Waroenk Cokelat bergabung menjadi mitra binaan Pertamina.
Yanthi mengaku usahanya sangat terbantu dan mereka berdua banyak belajar. Selain mendapatkan akses fasilitas permodalan, mereka mendapatkan kesempatan mengikuti berbagai pelatihan, pameran, dan bazaar yang difasilitasi Pertamina.
“Banyak sekali manfaat yang dirasakan. Selain mendapat fasilitas permodalan, kami juga diberikan pelatihan seperti ekspor dan impor, digital marketing, UKM naik kelas dan go online, hingga sertifikasi halal dan HAKI. Kemudian sebelum pandemi, kami diikutsertakan dalam pameran seperti Agrinex dan Halal Food. Serta pameran digital SMEXPO akhir tahun lalu,” ujarnya.
Awal merintis usaha, Yanthi mengerjakan bisnis ini dengan putrinya dan satu orang karyawan. Mereka mengolah bahan baku sekitar 36 Kilogram (Kg) cokelat per bulan. Kini, bersama 15 orang karyawannya, mereka dapat mengolah hingga 400 Kg cokelat per bulan untuk berbagai varian produk kue kering, permen chocolate bar, dan suvenir cokelat.
Untuk memperluas jangkauan pemasaran, sejak tahun 2018 Yanthi dan putrinya mulai menggunakan strategi pemasaran produk dengan merekrut reseller, sistem konsinyasi dengan toko oleh-oleh seputar Bogor, Jakarta dan Bandung, berjualan di e-commerce, dan media sosial Instagram @kuweis_enak serta TikTok. Ke depan, Yanthi dan putrinya memiliki target untuk membangun rumah produksi sendiri. Karena produksi kue dan cokelat masih dilakukan di rumah.
“Pandemi turut mengurangi omzet kami karena toko konsinyasi banyak yang tutup. Namun tidak terlalu signifikan, karena selain pemasaran online, kami juga terus berinovasi dengan membuat varian rasa baru yang kekinian seperti red velvet, matcha, dan varian kue gluten-free agar konsumen tidak jenuh,” tuturnya.
Melihat semangat belajar, inovasi, dan kreativitas yang dilakukan Yanthi dan Candida untuk mempertahankan usahanya di kala pandemi, Unit Manager Communication, Relations & CSR Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan, mengatakan bahwa Pertamina akan terus mendukung pengembangan produk-produk wirausaha seperti Waroenk Cokelat, agar terus naik kelas dan berinovasi.
"Di tengah kondisi pandemi saat ini, kami turut mendukung semangat para wirausaha agar terus berdaya dan berinovasi. Pertamina melalui Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PPUMK) terus mendukung keberlangsungan pelaku usaha mikro dan usaha kecil diantaranya melalui pelatihan, pendampingan, dan keikutsertaan di kegiatan online yang diadakan perusahaan,” jelas Eko.
PPUMK Pertamina bertujuan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat melalui pembinaan usaha mikro dan kecil, agar dapat berkembang dan mandiri. Selain itu Pertamina juga bertujuan untuk terus mengimplementasikan poin 8 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals, yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
Adapun syarat untuk dapat bergabung menjadi mitra binaan Pertamina dapat dicek pada https://www.pertamina.com/id/program-kemitraan
Baca juga: Bordir nan cantik khas Tasikmalaya siap tembus pasar mancanegara
Baca juga: Berkat dukungan Pertamina, pengusaha mikro bordir handmade tembus pasar dunia
Baca juga: Mitra binaan Pertamina 'Tahu Petis Yudhistira' raup untung dengan berinovasi di masa pandemi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021