Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan berpotensi menguat terbatas seiring turunnya jumlah kasus baru COVID-19 di Indonesia.
IHSG dibuka menguat 0,32 poin atau 0,01 persen ke posisi 6.203,75. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,02 poin ke posisi 844,16.
"Fokus masih tertuju pada rilis laporan keuangan semester I 2021 dan kepastian perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 yang berakhir hari ini. HSG pada awal pekan ini berpeluang menguat terbatas di kisaran 6.145- 6.243," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air semakin turun di mana pada Minggu (8/8) kemarin jumlah kasus baru mencapai 26.415 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,66 juta kasus.
Meski demikian, jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 masih tinggi yaitu bertambah 1.498 kasus sehingga totalnya mencapai 107.096 kasus.
Sementara itu, sebanyak 3,08 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 mencapai 474.233 kasus.
Dari eksternal, bursa ekuitas AS ditutup menguat pada akhir pekan lalu, setelah data pasar tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat (6/8) di atas estimasi.
I
Rilis pasar tenaga kerja menunjukkan ekonomi yang solid dengan penambahan 943.000 lapangan pekerjaan selama Juli, di atas konsensus 845.000 lapangan kerja.
Sementara itu, persentase pengangguran turun menjadi 5,4 persen, di bawah perkiraan sebesar 5,7 persen. Defisit perdagangan AS melebar ke rekor baru sebesar minus 75,7 miliar dolar AS pada Juni 2021, naik dari angka revisi Juni sebesar minus 71 miliar dolar AS.
Fokus tertuju pada rilis data consumer inflation expectation selama Juli yang diproyeksi sedikit melambat dari sebelumnya 4,8 persen menjadi 4,7 persen.
Data tersebut menjadi salah satu indikator selain data ketenagakerjaan AS yang berpotensi mempengaruhi kebijakan The Fed ke depan.
Anggota Dewan Gubernur The Fed Christhoper Waller mengatakan pada awal pekan ini akan mengadvokasi bank sentral untuk mengurangi pembelian aset jika dua laporan data lapangan pekerjaan berikutnya menunjukkan pemulihan yang solid.
Dari Asia, sepanjang pekan lalu pasar regional terimbas sentimen negatif tindakan keras regulator China pada sektor pendidikan dan teknologi.
Fokus kini tertuju pada rilis data inflasi China periode Juli yang diproyeksikan cenderung melambat sebesar 1 persen. Sementara penjualan kendaraan China secara tahunan selama Juli diproyeksikan masih terkontraksi di kisaran minus 15 persen (yoy).
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Hang Seng naik 23,34 poin atau 0,09 persen ke 26.202,74 dan indeks Shanghai meningkat 0,55 poin atau 0,02 persen ke 3.458,78. Sedangkan bursa saham Singapura dan Jepang libur.
Baca juga: IHSG Senin pagi dibuka menguat tipis 0,32 poin
Baca juga: IHSG BEI akhir pekan melemah tipis dipicu aksi ambil untung
Baca juga: IHSG BEI diprediksi menguat dibayangi aksi ambil untung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
IHSG dibuka menguat 0,32 poin atau 0,01 persen ke posisi 6.203,75. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,02 poin ke posisi 844,16.
"Fokus masih tertuju pada rilis laporan keuangan semester I 2021 dan kepastian perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 yang berakhir hari ini. HSG pada awal pekan ini berpeluang menguat terbatas di kisaran 6.145- 6.243," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air semakin turun di mana pada Minggu (8/8) kemarin jumlah kasus baru mencapai 26.415 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,66 juta kasus.
Meski demikian, jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 masih tinggi yaitu bertambah 1.498 kasus sehingga totalnya mencapai 107.096 kasus.
Sementara itu, sebanyak 3,08 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 mencapai 474.233 kasus.
Dari eksternal, bursa ekuitas AS ditutup menguat pada akhir pekan lalu, setelah data pasar tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat (6/8) di atas estimasi.
I
Rilis pasar tenaga kerja menunjukkan ekonomi yang solid dengan penambahan 943.000 lapangan pekerjaan selama Juli, di atas konsensus 845.000 lapangan kerja.
Sementara itu, persentase pengangguran turun menjadi 5,4 persen, di bawah perkiraan sebesar 5,7 persen. Defisit perdagangan AS melebar ke rekor baru sebesar minus 75,7 miliar dolar AS pada Juni 2021, naik dari angka revisi Juni sebesar minus 71 miliar dolar AS.
Fokus tertuju pada rilis data consumer inflation expectation selama Juli yang diproyeksi sedikit melambat dari sebelumnya 4,8 persen menjadi 4,7 persen.
Data tersebut menjadi salah satu indikator selain data ketenagakerjaan AS yang berpotensi mempengaruhi kebijakan The Fed ke depan.
Anggota Dewan Gubernur The Fed Christhoper Waller mengatakan pada awal pekan ini akan mengadvokasi bank sentral untuk mengurangi pembelian aset jika dua laporan data lapangan pekerjaan berikutnya menunjukkan pemulihan yang solid.
Dari Asia, sepanjang pekan lalu pasar regional terimbas sentimen negatif tindakan keras regulator China pada sektor pendidikan dan teknologi.
Fokus kini tertuju pada rilis data inflasi China periode Juli yang diproyeksikan cenderung melambat sebesar 1 persen. Sementara penjualan kendaraan China secara tahunan selama Juli diproyeksikan masih terkontraksi di kisaran minus 15 persen (yoy).
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Hang Seng naik 23,34 poin atau 0,09 persen ke 26.202,74 dan indeks Shanghai meningkat 0,55 poin atau 0,02 persen ke 3.458,78. Sedangkan bursa saham Singapura dan Jepang libur.
Baca juga: IHSG Senin pagi dibuka menguat tipis 0,32 poin
Baca juga: IHSG BEI akhir pekan melemah tipis dipicu aksi ambil untung
Baca juga: IHSG BEI diprediksi menguat dibayangi aksi ambil untung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021